Tahun ini mungkin terjadi beberapa perkembangan pada trek rekonsiliasiPalestina tapi itu akan menjadi tidak lengkap!! Dan mungkin terjadi aktivasi trekkompromi perdamaian sebagaimana kereta normalisasi bisa jati tidak akan berhentiakan tetapi kemungkinan besar tidak akan melaju. Netanyahu kemungkinan akan meningalkankursi perdana menteri akan tetapi kekuatan-kekuatan sayap kanan akan bertambahmeningkat pengaruhnya.
Akan ada upaya yang dilakukan untuk mengakomodasi kekuatan-kekuatanperlawanan di bawah atap Oslo sementara persoalan Palestina akan terus dalamkondisi antara upaya untuk memberagus persoalan ini dan upaya untuk meluncurkanintifadhah baru.
Trek situasi internal Palestina
Setelah Hamas mengalah dengan melepaskan dan memberikan konsesidari sebagian besar keberatannya dan sebagian besar kartu-kartu kekuatan yangdimilikinya dalam mengelola situasi internal Palestina sebagai upaya untuk menyolidkansikap Palestina dan memperkuatnya dalam menghadapi proyek aneksasi dan yuhudisasiZionis serta trek normalisasi di dunia Arab dan Islam maka sekarang pintu ituterbuka untuk melanjutkan menuju pemilu Dewan Legislatif sesuai dengan persyaratandan persepsi gerakan Fatah pimnpinan Otoritas Palestina dan PLO.
Kemungkinan pemilu akan berlangsung dan otoritas Palestina tetap menjalinkoordinasi keamanan (dengan penjajah Israel) sementara pimpinan PLO akan tetapberada dalam bingkai kompromi politik dan trek negosiasi dengan penjajah Israel.
Dewan Legislatif saat ini tidak akan diaktifkan sampai pemiludiadakan. Sebagaimana syarat pelaksanaan pemilu &ldquoserentak&rdquo (untuk DewanLegislatif bersamaan dengan pemilu presiden dan Dewan Nasional Palestina) tidaklagi ada.
Selain itu pada tahap sekarang ini Hamas dan kekuatan-kekuatan perlawananberkomitmen dengan Fatah pada plafon perlawanan rakyat melawan penjajah Israelyaitu mereka menghubungkan koordinasi kerja perlawanannya terutama di TepiBarat dengan kondisi dan standar otoritas Ramallah dengan harapan suatu harinanti akan berkembang menjadi intifadhah rakyat dan bersenjata.
Dalam lingkungan politik di mana pimpinan Otoritas Palestina dan pimpinanPLO (pimpinan Fatah) memegang sebagian besar kartu-kartu internal selain mendapatkan”legitimasi” Arab dan internasional pemilihan dewan legislatif akandiupayakan pelaksanaannya pada musim panas 2021.
Namun sangat tidak mungkin pemilu akan berlangsung jika adaindikasi yang jelas bahwa Hamas dan kekuatan-kekuatan perlawanan akanmemenangkan pemilu dengan kemenangan relatif mayoritas atau lebih dari setengahkursi dewan.
Karena memang mentalitas pimpinan Otoritas Palestina tidakmemungkinkan untuk menyerahkan kekuasaan dan mengembalikan “legitimasi”kepemimpinan Hamas. Hal itu juga tidak akan membuat rela entitas Zionis danjuga lingkungan Arab dan internasional saat ini.
Oleh karena itu pemilu dapat berlangsung jika hasilnya dimenangkanoleh Fatah dan sekutunya yang mengarah pada delegitimasi “legitimasi”dewan legislatif yang sekarang dikuasai Hamas dan yang mengarah pada tigamanfaat utama:
Yang pertama: Hamas menyerahkan Jalur Gaza kepada pemilik legalitasbaru.
Kedua: Mengembalikan semangat dan vitalitas gerakan Fatah serta kepemimpinanotoritas Palestina dan PLO agar bisa memperbarui legitimasinya dan untukmewakili “seluruh” Palestina serta untuk mengakomodasi Hamas dankekuatan-kekuatan perlawanan di dalam Otoritas Palestina dan PLO sebagai”minoritas” yang harus menghormati pendapat mayoritas.
Ketiga: Pimpinan Fatah dapat melanjutkan trek kompromi damai(dengan penjajah Israel) sehubungan dengan terpilihnya Biden yang akanberusaha mengaktifkan trek ini.
Dan karena Hamas tidak akan bersedia menyerahkan Jalur Gaza dalambentuk yang diinginkan Fatah dan karena tidak ada kesepakatan tentang programnasional Palestina atau tentang bagaimana menangani Oslo dan konsekuensinya maka”kotoran” yang diletakkan di bawah karpet serta “bom” politik dan keamanan yangtelah ditanam akan muncul kembali dan meledak menghadang trek rekonsiliasiyang mungkin berantakan setelah pemberhentian “legislatif” jikamampu melewatinya.
Perilaku Otoritas Palestina dengan kembali ke perjanjian dankoordinasi keamanan (dengan penjajah Israel) di puncak suasana perundinganuntuk menata program rekonsiliasi telah memberikan indikasi yang jelas tentangmentalitas Otoritas Palestina yang tidak memberikan nilai nyata pada konsepkemitraan dan tenggelam bahkan hingga kedua telinganya dalam komitmen yangbertentangan dengan program perlawanan dan benar-benar tidak ingin melepaskandiri dari komitmen tersebut.
Trek kompromi dan perilaku Amerika
Di sisi lain kemenangan Biden di pemilu AS akan memberikankesempatan untuk menghentikan buldoser “Deal of Century” (yangdigagas Trump) dan kembali ke formula tradisional Amerika milik PartaiDemokrat dalam mengelola masalah kompromi kolitik seperti jalan yang ditempuh BillClinton dan Barack Obama.
Pemerintah Amerika akan berusaha meledakkan kembali trek kompromidan memberikan beberapa godaan kepada Otoritas Palestina. Di antaranyamelanjutkan bantuan keuangan membuka kembali kantor PLO di Washington tidakmemberikan perlindungan terhadap proyek aneksasi Israel serta meringankan dan mengurangitekanan (tanpa menghentikannya) pada negara-negara Arab dan Islam terkaitnormalisasi dengan entitas Zionis.
Namun pemerintah Amerika akan terus memperlakukan penjajah “Israel”sebagai batu pijakan dalam kebijakannya di Timur Tengah dan akan terusmemberikan perlindungan kepada penjajah israel dalam program yahudisasi dan pembangunanpermukiman Yahudi serta akan mengadopsi semua yang Trump berikan kepada Zionisselama masa jebatannya sebagai presiden.
Al-Quds
Oleh karena itu program yahudisasi terutama di al-Quds danseluruh Tepi Barat akan terus berlanjut ke arah kepastian “identitasYahudi” untuk al-Quds dan menuju pembagian secara tempat dan di MasjidAl-Aqsha (antara Yahudi dan Muslim) serta “legitimasi” seranganorang-orang Yahudi ke dalam Al-Aqsha.
Program lingkungan yang mengusir warga Palestina di al-Quds juga akanterus berlanjut dan meningkat. Termasuk penghancuran rumah pelarangan izinbangunan penyitaan identtias al-Quds pemberlakuan pajak selangit pelarangan kegiatan-kegiatanbudaya sosial dan olahraga dan sebaliknya terjadi penyebaran kerusakan dannarkoba.
Normalisasi dan lingkungan Arab
Tidak ada harapan akan perubahan mendasar dalam perilaku lingkunganArab terhadap persoalan Palestina. Perilaku ini akan terus mencerminkankelemahan situasi Arab sertra kerapuhan keterbelakangan dan perpecahannya.Meski terjadi keamanan yang meluap-luap di kawasan tersebut.
Orang-orang Zionis dan Amerika akan berusaha untuk mendorong keretanormalisasi hingga mencakup lebih banyak lagi negara Arab dan Islam kedalamnya seperti Arab Saudi Oman Indonesia Mauritania dan Mali. Akan tetapibesarnya tekanan lokal regional dan internasional pada negara-negara inimereka akan memainkan peran-peran dalam memutuskan keputusannya.
Diprediksi negara Arab dan Islam akan tetap mempertahankandukungannya pada proses kompromi perdamaian tetapi pada tingkat yang lebihrendah komitmennya pada “inisiatif Arab”. Begitu juga sikapnegatifnya terhadap perlawanan bersenjata dan “politik Islam” akanterus berlanjut. Ini berarti bahwa kekuatan-kekuatan perlawanan Palestina(Hamas dan Jihad dan seterusnya) tidak akan disambut oleh “legitimasiArab”.
Perilaku Israel
Pihak Israel sudah kelelahan menangani pandemi Corona dengankasus terinfeksi lebih dari 400.000 orang saat tulisan ini dibuat dan salahsatu tahun terburuk dalam hal kinerja ekonomi sejak awal karena menurun 12% danpenurunan terburuk adalah bidang pariwisata mencapai 765% kerugian inimungkin akan terus bertambah di paruh pertama tahun ini dan mungkin mulaipulih selama musim panas tetapi pemulihan penuh dari efek krisis ini mungkinmembutuhkan waktu beberapa tahun.
Sementara itu situasi politik Israel akan terus tidak stabil danakan memasuki pemilu keempat dalam dua tahun. Namun kecenderungan umum ke arahekstremisme sayap kanan religius dan nasionalis akan terus terjadi pada saattren tengah dan kiri sedang hancur dan berantakan.
Dengan telepasnya Gideon Saar yang melepaskan diri dari Likud dan membentukpartai “Harapan Baru” dan ekspektasinya saat ini untuk memenangkan19-20 kursi maka jumlah kursi Likud akan berkurang. Begitu juga dengan peluangNetanyahu untuk membentuk pemerintahan baru akan berkurang. Sementara peluangmenguatnya blok ekstremis kanan “Yamina” juga akan meningkat jumlahkursinya pada saat partai Biru dan Putih sedang menuju perpecahan.
Dalam keadaan seperti itu maka peluang Israel melancarkan perang diJalur Gaza Lebanon atau Iran tampak lemah tanpa hal itu mencegah Zionismengarahkan serangan militernya dalam upaya untuk mempertahankan perannyasebagai polisi di kawasan dan untuk menegaskan kendalinya atas ketentuanpermainan. Zionis akan melanjutkan blokadenya di Jalur Gaza dengan meningkatkanatau mengurangi blokade sesuai dengan perkembangan keadaan tidak ada prediksiIsrael akan mencabut blokade sepenuhnya kecuali kendali perlawanan (Hamas) atasJalur berakhir.
***
Akhirnya prediksi-prediksi ini sesuai dengan data yang tersedia ditangan kita dan menurut konteks logis dari tren umum peristiwa. Namun kawasanini biasanya penuh dengan peristiwa dan perubahan. Hanya di tangan ALlah lahsegala urusan sebelum dan sesudahnya.
Kekuatan-kekuatan reformasi perubahan dan kekuatan-kekuatanperlawanan tidak boleh meninggalkan harapan karena kepala mereka masih menjadisasaran dan mereka harus berjuang agar siang mencapai malam untuk menghadapitantangan besar yang menanti mereka. (was/pip)