Tue 6-May-2025

Politik Amerika di Suriah Tembok Darah dan Belah Bambu (1)

Kamis 25-Agustus-2016

Selama lima tahun terakhir Amerika hanya ingin melemahkanrezim Asad tanpa serius menjatuhkannya dan tak juga ingin membantu rakyatSuriah meraih cita-citnya atau menjaganya sekalipun. Amerika sekali lagi hanyaingin melemahkan dan memecah belah dengan mendorong dan menciptakan miliumembuat gap dan tembok darah di dalam masyarakat. Sehingga &lsquoSykes-Picot&rsquobercorak sosial kelompok dan etnis. Apakah akan diikuti olehperbatasan-perbatasan politik.

Sebagian pihak mengklaim intervensi Iran dan Rusia diSuriah akibat kelemahan Amerika termasuk dalam perannya di kawasan. Namun inisesungguhnya adalah analisis berlebihan yang bisa menghasilkan keputusan yangsalah. Intervensi itu ada namun ujung-ujungnya tetap berada dalam pusarankepentingan Amerika. Bahkan Amerika tak perlu mengeluarkan biaya dan usahaserius untuk menghentikan konflik. Amerika tak pernah menghalangi atau memusuhipihak yang ikut intervensi di Suriah namun Amerika hanya ingin memetikhasilnya.

Politik Amerika di Suriah

Mirip dengan kasus di Irak politik Amerika di Suriah bisadisimpulkan dengan &ldquomengendalikan dan menentukan&rdquo peristiwa dengan membiarkan:

1.&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspKonflik berlansungsepanjang mungkin sehingga akan menghancurkan rajutan masyarakat sosial Suriahdan semakin meningginya tembok gap darah antara kelompok masyarakat yang sudahterbelah berdasarkan aliran dan etnis.

2.&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspMembiarkan konflik yangmeluluh lantakkan ekonomi dan infra struktur serta sarana produksi.

3.&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspMembiarkan konflik yangmenghancurkan negara dan militer tanpa memberikan kesempatan kepada kelompokrevolusi. Sehingga justru yang muncul adalah milisi-milisi bersenjata sekte dankelompok (syiah &ndash suni dan lainnya) yang menguasai wilayah Suriah.

4.&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspMenjamin keamanan danstabilitas entitas zionis Israel penjajah.

Karena itu Amerika tak pernah ingin intervensi langsung danhanya mengatur permainan agar rute konflik tetap berpihak kepada kepentinganpolitik Amerika. Inilah logika kelompok democrat Obama yang menggunakan carayang soft.

Miliu Intervensi Asing di Suriah

Sejak menjatuhkan rezim Sadam Husain di Irak tahun 2003 danmembunuh Rafiq Hariri di Libanon 2005 dan para neo konservatif berambisimenekan Suriah agar melepaskan persoalan kelompok perlawanan dan pada saat yangsama ingin &ldquomempromosikan jalur perdamaian&rdquo. Charles Krauthammer (peraih nobel&ldquoPelindung Israel&rdquo) di Washington Post edisi 1 April 2005 menulis bahwa adaporos &ldquojahat&rdquo menjelema dalam bentuk Suriah Iran Hamas Hezbolah JihadIslami dan Suriah lah yang menjadi target karena ia mudah ditekan. RobertSatloff ketua pelaksana Pusat Studi Amerika untuk Politik Timur Jauhmenyatakan rezim Suriah dalam kondisi sangat lemah dan Amerika memanfaatkanhal tersebut. sejumlah pengamat menyatakan hal senada.

Namun tulisan-tulisan kolumnis Amerika lebih fokus kepadaapa yang seharusnya dilakukan Suriah terhdap Irak dan Libanon serta ruteperdamaian dan perlawanan untuk kemudian menerapkan demokrasi ala barat?Artinya sejak awal upayanya terkait bagaimana mendesain ulang kawasan sesuaikepentingan Amerika dan Israel. September 2005 John Landis pakar Timur Tengahmenyatakan &ldquoMereka (Amerika) akan mencekik Suriah menekan mereka danmengguncangnya dengan kuat sampai habis&rdquo.

Aksi revolusi damai rakyat di Suriah tahun 2011 yang inginperubahan selama beberapa bulan pertama masih ingin sebagai aksi sipil damai.Namun rezim Suriah melakukan pendekatan keamanan kekerasan. Sehingga 6000 wargasipil Suriah tewas di akhir 2001. Akhirnya terjadinya militerisme revolusisetelah aksi ini menemukan jalan buntu dalam menerapkan perubahan kekuasaansecara demokratis.

Rezim Suriah melalui medianya kemudian menghadapi kelompokrevolusi dengan menstigma sebagai kelompok teroris agar sejalan dengan kampanyebarat dan melegalkan tindakan represif terhadap aksi rakyat.

Ambisi masing-masing rezim mempertahankan kekuasaannya dankelompok oposisi Suriah ingin menjatuhkannya membuka peluang intervensi asing.Ini menjadi peluang emas Amerika masuk sebagai kekuatan besar dalam permainaninternal Suriah bahkan menjadi maestro yang mengendalikan semua permainan.

Prosedur Politik Amerika

Pemerintah Amerika mendukung kelompok oposisi yang menuntutagar Asad dijatuhkan dan membiarkan mereka (oposisi) untuk mempersenjatai diridan menguasai sebagian wilayah di Suriah. Rezim Asad pun dalam posisi sulit.Namun Amerika tak pernah mengizinkan kelompok oposisi untuk memiliki senjata&ldquokualitatif&rdquo yang bisa mengalahkan rezim Asad atau menjatuhkannya. Amerika jugamelarang negara-negara pendukung oposisi seperti Qatar Saudi dan Turki untukmemberikan senjata bahkan dalam bentuk pendanaan sekalipun.

Di sisi lain Amerika mendiamkan intervensi regionalmendukung rezim Suriah seperti Iran dan Hezbolah. Bahkan membiarkan aliran senjatadan pasukan pendukung dari luar untuk Asad. Sehingga konflik sectarian punmenjadi meluas sesuai ambisi AS. Amerika sengaja dan melibatkan Iran untukintervensi agar &ldquolelah&rdquo dan terkuras energiya bersama kelompok yang ikut dalamporos &ldquomelawan&rdquo selama ini agar kompas perlawnannya terpalingkan. Sehingga Irandan Israel pun tak lagi mentarget Israel. Setelah itu Amerika membiarkansenjata mengalir kepada kelompok perlawanan (oposisi) untuk mengembalianwilayah yang sudah dikuasainya. Sehingga masing-masing pihak yang berkonflikmerasa akan mampu menang dengan demikian aksi penghancuran pembunuhan darimasing-masing pihak terus berlangsung tanpa henti.

Politik pembiaran ini menciptakan penderitaan besar-besaranbagi rakyat Suriah. Jumlah korban tewas selama 5 tahun dua bulan sampai 25 Mei2016 mencapai sekitar 282 ribu warga 2 juta terluka 11 juta terusir.Sementara di pihak rezim Asad dan milisi korban mencapai lebih dari 100 ribuorang.

Meski Amerika menangisi (dengan air mata buaya) kondisikemanusiaan di Suriah tetap saya Amerika menolak menerapkan &ldquolarangan terbang&rdquobagi pesawat rezim Asad di Suriah padahal sangat mudah bagi negara paman Sam.Akhirnya dengan leluasa pesawat tempur rezim Asad menggempur wilayah yangdikuasai oleh oposisi. Pada saat yang sama Amerika melarang suplai senjataanti pesawat tempur kepada kelompok oposisi. Padahal itu mudah bagi Amerikayang pernah melarang terbang pesawat rezim Irak di utara Irak untuk menjagakelompok Kurdi tahun 1991. Selama tahun 2015 rezim Asad menggelar 619 operasipembantaian 413 di antaranya dilakukan pesawat tempur Suriah dan 79 digelarpesawat Rusia.

Lebih kejam lagi Amerika sengajar menggagalkan upayapembangunan &ldquozona aman&rdquo di Suriah utara di perbatasan Turki yang bisameringankan beban penderitaan ratusan ribu warga Suriah yang terusir. Padahalitu juga tidak membebani Amerika. Sebab AS punya sahabat seperti Turki Qatardan Saudi yang akan menjamin bantuan materi dan militer. Padahal dulu AS pernahmemberikan hal yang sama kepada pasukan Kurdi Suriah di utara. Inilah bentukdiskriminatif AS yang ingin memecah belah kelompok masyarakat Suriah.

Amerika membatalkan tanpa alasan yang jelas rencanamenjatuhkan rezim Asad setelah kasus penggunaan gas beracun yang menewaskan1400 warga sipil di Ghutah pada musim panas 2013 lalu. Bahkan kolumnsi AmerikaJefrri Goldberg dalam majalah Atlantica pada April 2016 menyebut bahwa &ldquoAkidahObama&rdquo hanyalah &ldquointervensi jika keamanan nasional AS terancam. Selain itutidak ada meski terkait keamanan warga sipil atau pelanggaran kemanusiaan.

Selama ini peran Amerika di dunia dalam menyebarkanperdamaian hanya klaim penyesatan. Pasukan Amerika membantai warga sipil tanpasenjata kimia. Namun dengan alasan senjata kimia Amerika juga menempuh strategimelemahkan Suriah. Namun AS membiarkan bebas rezim Asad menggunakan senjatalain yang tak kalah mematikan di darat laut dan udara. AS tak peduli jikarakyat sipil Suriah mati dengan cara lain yang jumlahnya puluhan kali lipat dibanding yang tewas oleh senjata kimia. Jumlah korban sipil oleh rezim Asadselama 5 tahun terakhir mencapai 184 ribu orang dan 3 ribu di tangan oposisidan 2 ribu di tangan ISIS.

Namun di sisi lain Amerika juga membiarkan Rusia turuntangan membela rezim Asad untuk memukul kelompok oposisi yang dianggap tidak komitmendengan standar Amerika karena dianggap islamis dan brbeda visi dalam perubahan.

Intervensi Rusia membela rezim Asad saat rezim ini mengalaikemunduran drastic di musim panas 2015 lalu. AS ingin masing-masing pihak baikrezim Asada tau oposisi sama-sama kehabisan darah. Intervensi Rusia juga melepaskanbeban Iran dan Amerika dimana rakyat di kawasan lebih murka kepada Rusia. SeranganRusia lebih banyak mentarget wilayah oposisi bukan ISIS. Mereka menghancurkanRS sekolah pabrik roti dan infrastruktur sipil. Selama 7 bulan pesawat tempurRusia membunuh 5.800 orang 2.005 di antaranya warga sipil 800 anak-anakseperti tegas Pemantau HAM Suriah.

Kunjungan Netanyahu ke Moskow pada 7 Juni 2016 memiliki indicatorbahwa Rusia tidak mengganggu politik Amerika di kawasan yakni menjaga keamanan Israel.ini juga menunjukkan bahwa Rusia tidak akan mengganggu Israel. bersambung&hellip

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Muhsin Shalih