Tue 6-May-2025

Politik Amerika di Suriah Pertahankan Asad Atau Pecah Belah Suriah?

Senin 29-Agustus-2016

Amerika memiliki pertemuan gagasan dengan rezim Suriah dansekutunya bahwa mereka sama-sama mempropagandakan perang terhadap terorisme dankelompok takfir. Sehingga &ndash karena pengendali media massa adalah mereka &ndash maka yangtampak di permukaan bahwa persoalan di Suriah adalah perang melawan terorismedan bukan revolusi rakyat Suriah. Amerika fokus memerangi ISIS dan JabhahNushrah. Dalam memberikan persenjataan Amerika mensyaratkan kepada kelompokoposisi agar digunakan untuk memerangi ISIS dan bukan rezim Suriah.

Ada data yang perlu diperjelas bahwa yang paling dirugikanakibat meluasnya wilayah dan pengaruh ISIS di Suriah bukanlah rezim Suriah(Asad) namun kelompok oposisi. Justru rezim Suriah paling diuntungkan dengancap bahwa oposisi dianggap sebagai kelompok takfiri ekstrim. sehingga inimenjadi alasan mereka untuk terus berbuat kekerasan terhadap faksi-faksi oposisimoderat yang berhaluan Islam moderat dan nasionalis.

Yang menjadi tanda tanya besar di awal revolusi meletus justrurezim membebaskan ratusan kelompok Islam ekstrim. ini menjadi indicator keinginanrezim Suriah agar sosok ektrim itu tetap berada eksis di tengah-tengah kelompokoposisi untuk merusak dan memalingkan dari kompas sesungguhnya.

Untuk menilai siapa ISIS barangkali membutuhkan studikhusus. Namun bagaimana ISIS bisa dalam waktu singkat mampu menguasai wilayah Suriahdengan mencengangkan di depan mata dan telinga Amerika dan rezim Suriah. KenapaAmerika &ndash dengan kekuatan militer terbesar dunia – mengumumkan &nbspbahwa mereka membutuhkan bertahun-tahun dalammemerangi ISIS? Ini menimbulkan tanda tanya?

James Terry komandan operasi militer Amerika dalammemerangi ISIS menyatakan pada Desember 2014 bahwa ia membutuhkan 3 tahunminimal menggeser ISIS. Sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Juni2015 menyatakan bahwa butuh 3-5 tahun untuk mengalahkan ISIS. Bahkan LionPanita Menteri Pertahanan di era Obama menyatakan kepada koran USA pada 6Oktober 2014 bahwa perang atas ISIS bisa membutukan 30 tahun jika menggunakancara yang ditempuh Obama.

Amerika memiliki kepentingan mempertahankan ISIS selamamungkin. Sebab ekstrimisme yang direpresentasikan oleh ISIS bisa memperlebardan meninggikan tembok darah dan kebencian antar masyarakat. Ekstrimisme Sunniseperti propaganda mereka akan menciptakan kebencian dan eksrimisme darikalangan Syiah Alawiyah Duruz dan Kristen dan visi peradaban kebangkitanSuriah tidak akan diterima oleh unsur masyarakat yang bertentangan denganmereka sebagai alternative program pemerintah.

Selama 40 tahun terakhir rezim Suriah tidak lagimenunjukkan diri sebagai pelawan Israel bahkan siap untuk melakukanperundingan. Sehingga Amerika tak memiliki kepentingan menjatuhkan rezim Suriahatau mengubahnya (reformasi) melalui system demokrasi kecuali jika pengaruhAmerika dan Israel akan lebih kuat. Apalagi kelompok oposisi Suriah saat ini sikapnyaterhadap Israel hampir sama atau lebih keras dibanding rezim Asad.

Politik Non Resmi Amerika

Sebagian besar politik Amerika di Suriah tidak ditegaskansecara resmi. Sehingga sebagian pihak mencurigai AS lemah. Namun AS lebihmemilih citra negative ini. Karena itu Menhan AS Ashton Carter dan paglima stafmiliter Joseph Dunford dalam sidang dengar di kongres Amerika 27 Oktober 2015menyatakan ragu-ragu dan merasa kehabisan akal. Mereka tidak menemukan jawabmeyakinkan yang logis terhadap pertanyaan senator Lindsey Graham.

Mereka punya jawaban pasti terkait dukungan kepada pejuangSuriah untuk memukul ISIS namun bingung ketika dukungan kepada mereka untukmenjatuhkan rezim atau mereformasinya.

Karena itu Graham menyatakan di akhir sidang &ldquoKalau sayajadi Asad dan sekutunya saya akan tenang dan sebab rak ada ancaman militer. Namunkawasan akan masuk lobang neraka. Ini strategi bodoh&rdquo.

Perilaku politik Amerika dan kesimpulan studi-studi penentukebijakan mengarah kepada dua rute (kemungkinan dan sekenario):

Pertama negara Suriah akan bertahan dengan perbatasanresminya seperti sekarang namun system politik sangat lemah tidak menyelesaikanpersoalan dan konflik internal. Sebab tembok darah dan etnis dan konflikinternal akan semakin tinggi di tengah-tengah masyarakat.

Rezim ini akan mirip dengan kasus Libanon dan Irak. Perannyahanya bisa memadamkan kebakaran lokal tanpa bisa bangkit atau stabil danmembangun. Kelompok sectarian di sana akan meminta bantuan kepada kelompokyangsama di kawasan atau internasional untuk menjaga kepentingan mereka.

Kedua Suriah akan dibagi menjadi negara-negara kecilAlawiyah Sunni Duruz dan Kurdi yang dibangun di atas puing-puing negaraSuriah. Bukan hanya dibangun di atas perbatasan &ldquotembok darah sosial&rdquo namunakan dijadikan legalitas perbatasan politik.

Namun agaknya kecenderungan pertama masih menjadikecenderungan umum. Sebab Amerika khawatir sekanario kedua yang sebagiannyaadalah kelompok ekstrim akan menjadi memicu perlawanan kepada Israel. Entitas-entitaslemah itu juga akan mendorong negara-negara berkepentingan untuk membantumereka menjalankan agenda-agenda kebangkitan dan persatuan yang lebih serius.

Meski demikian pecah belah Suriah masih menjadi pilihanfavorit bagi sosok seperti orientalis Bernad Luis dan muridnya dari kalanganneo konservatif dan kanan ekstrim yang melihat bahwa pembagian dan pecah belahSuriah akan menjadikan Israel mendapatkan legalitas untuk membentuk sebagaientitas normal sebagai &ldquonegara Yahudi&rdquo karena berdiri di tengah-tengah entitasetnis.

Ini juga yang diadopsi pakar politik Amerika asal IndiaParag Khanna pada 13 Januari 2011. Dalam majalan Amerika internasional ForeignPolicy ia menyerukan &ldquopembagian entitas-entitas kecil itu tidak bisa dihindari&rdquo.Terkait Suriah Khanna menyatakan rezim politik saat ini harus dibubarkan dan dikembalikepada apa yang ditetapkan oleh colonial Perancis yang menciptkan negara-negarakecil Alawiyah dan Duruz negara kota di Damaskus dan Alepo yang mayoritasSunni.

Namun pecah belah itu bagi Amerika tetap dijadikan plan alternative.Menlu Amerika Kerry di depan komite hubungan luar negeri di Senat Amerika bahwapembagian Suriah akan menjadi Plan B jika perundingan politik gagal. Bahkan pusatstudi Ronald di Amerika memiliki pandangan dalam laporangnya Desember 2015 dandiupdate pada Juni 2016 dengan tajuk &ldquoRencana Perdamaian Suriah&rdquo( A peace planfor Syria&rdquo dimana prioritasnya adalah gencatan senjata pembagian Suriahmenjadi empat wilayah rezim Asad sekarang oposisi Kurdi dan wilayah keempatdianggap sebagai wilayah ISIS.

Penutup

Betapapun kuatnya Amerika mereka tidak akan mampumengendalikan tekad rakyat yang ingin kebebasan dan membangun peradaban idealjauh dari hegemoni barat. Karena itu seharusnya Suriah Irak bangsa Arab danIslam mempertegas dirinya bahwa mereka memiliki hak bebas dalam mendirikan systempolitik yang merepresentasikan kehendak dan tekad rakyatnya bekerjasamamembangun proyek peradaban yang melibatkan semua pihak dan menghadapiperpecahan sectarian dan etnis serta menghadang pengaruh intervensi asingterutama Israel dan Amerika. (Aljazeera.net/at/pip)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Muhsin Shalih