Senin pagi (2/3/2020) orang-orang Israelmulai keluar dari rumah-rumah mereka untuk pergi ke tempat-tempat pemungutansuara untuk ketiga kalinya dalam satu tahun di tengah-tengah pesimisme yangtidak bisa disembunyikan oleh orang-orang Israel bahwa pemungutan ini tidak akanmenghasilkan hasil yang berbeda dari dua putaran pemungutan suara sebelumnya ditengah-tengah kegagalan berulang untuk membentuk koalisi pemerintah.
Orang-orang Israel sedang mempertimbangkanlima skenario yang mungkin bagi peta politik Israel pasca pemungutan suara ini.Di mana akan diputuskan pembagian kursi antara partai-partai dan faksi-faksi pemilu.Saat itu maka peta politik akan menjadi jelas. Pertanyaannya akankah kampanyepemilu saat ini mengeluarkan orang-orang Israel dari trauma politik? Atau apakahyang mereka alami ini adalah jalan tanpa jalan keluar?
Skenario pertama berkaitan denganpembentukan pemerintahan sayap kanan sempit. Semua jajak pendapat menunjukkanbahwa blok sayap kanan yang mencakup Likud Shas dan Yudaisme Hatura hanyaberjarak dua kursi dari blok (61 kursi) yang memenuhi syarat untuk membentukpemerintahan. Jika Likud berhasil memperoleh sejumlah besar kursi maka Netanyahuakan dapat membentuk pemerintahan yang sempit. Ini merupakan skenario terbaikbaginya. Akan tetapi kemungkinan ini masih relatif rendah.
Skenario kedua adalah perekrutanlawan. Hal ini akan terjadi jika terjadi perimbangan antara blok-blok sehinggatidak ada kandidat yang bisa membentuk pemerintahan dan simpul politik kronistidak bisa diurai. Makan salah satu kandidat Netanyahu dan Gantz akan berhasilmembentuk pemerintahan melalui partisipasi kekuatan dari kubu lawan.
Lebih jelasnya jika blok kanankekurangan 3-4 kursi maka untuk bisa mencapai 61 harus ada wakil dari kubu Biru-Putihatau Buruh-Gesher-Meretz yang menyeberang. Dalam skenario yang berlawananGantz bisa berhasil membentuk pemerintahan dengan memecah kekuatan kubu sayapkanan. Memang benar bahwa skenario ini tampaknya hampir mustahil. Tetapikenyataan politik di Israel terkadang melebihi semua imajinasi.
Skenario ketiga berjudul The UnityGovernment karena ini dianggap solusi yang paling disepakati dan realistis. Meskipunsetelah ada kasus “darah korup” antara Netanyahu dan Gantz skenarioini menjadi yang paling tidak realistis. Karena yang pertama (Netanyahu) telah berjanjisecara tertulis pada malam menjelang pemilu terakhir ini untuk tidak membentukpemerintah persatuan. Sedang yang terakhir (Gantz) menolak untuk duduk dipemerintahan yang dipimpin Netanyahu. Bahkan meski hanya beberapa bulan dengankompensasi pergantian pemimpin.
Skenario keempat adalah pemerintahanminoritas. Ini sudah ada peluang bagi Gantz dalam pemilu terakhir denganbersekutu bersama “Yisrael Beiteinu Buruh-Gescher-Meretz” dandengan dukungan eksternal dari fraksi bersama. Akan tetapi sayap kanan Biru-Putih memblokirnya karena mereka menolak untuk membentuk pemerintahanberdasarkan suara dari fraksi bersama. Karena itu kemungkinan terjadinya skenarioini kecil.
Skenario kelima dan terakhir adalahdigelarnya pemilu keempat. Tidak peduli seberapa buruk pilihan ini menurutjajak pendapat tampaknya ini merupakan pilihan yang paling mungkin jikasetiap kandidat tetap mempertahankan sikapnya. Itu artinya akan ada pemiluulang yang berulang dan dalam simpul politik yang akan tetap sama. (was/pip)