Para pemimpin dinas keamanan penjajah Israel hampir-hampir keluardari era profesional mereka karena reaksi acuh tak acuh dari tingkat politikpemerintah dengan penilaian berulang mereka dan peringatan yang meningkattentang kemungkinan runtuhnya Otoritas Palestina karena tersumbatnya cakrawalapolitik kemarin dan apa yang tampak seperti runtuhnya strategi Palestina hariini setelah normalisasi yang dilakukan beberapa negara Arab dengan penjajahIsrael dan ancaman besar yang disebabkan oleh keruntuhan ini bagi keamanan danstabilitas penjajah Israel. Yang terakhir dari peringatan ini adalah apa yangdinyatakan oleh kepala departemen penelitian di intelijen Zionis BrigadirJenderal Shalom Dror bahwa Otoritas Palestina adalah bom waktu yang dapatmeledak setiap saat dan ini merupakan ancaman menyusul ancaman Iran dalam hal keseriusandan bahayanya.
Di sisi lain para jenderal Israel di Haaretz pada Jumat lalu telahmemperingatkan bahwa Abu Mazen adalah seperti tetua lansia lainnya tidak mudahberubah pikiran. Dia sudah mulai memperbaiki hubungan dengan Hamas setelah diamerasa “ditinggalkan” dan strateginya yang runtuh akibat normalisasi.Oleh karena itu para jenderal ini memperkirakan bahwa beberapa orang yang mewarisinyaseperti Gabriel Rajoub mungkin sedang berlalu bersama dengan Hamas dalam menempuhjalan perlawanan sengit yang menimbulkan bahaya bagi Israel. Begitulahkemudian penjajah Israel yang lalim mereka tahu seberapa bahaya hasil dari kebijakannyadan mengancamnya akan tetapi mereka tetap melanjutkannya selama tidak menemukanpenghambat nyata atas tindakan kriminalnya terhadap rakyat Palestina baik diTepi Barat atau di Jalur Gaza.
Di Tepi Barat dan tren Otoritas Palestina melawan penjajah Israel berdapakandengan dua tren. Yang pertama: lazim dan dipimpin oleh Netanyahu dan kelompokkanan yang ada di belakangnya sebagai akibat dari Trump dan normalisasi dan stabilitas- ketenangan resmi Palestina dan faktor-faktor lain. Dia bekerja untukmempertahankan status Otoritas Palestina seperti sekarang dengan berlanjutnyapermukiman Yahudi dan aneksasi yang merayap tidak peduli dengan terkikisnya posisiOtoritas Palestina.
Adapun yang kedua: yaitu tren “menjauh” jika bolehdikatakan demikian dan tidak memiliki keputusan politik dan mencakup sebagianbesar dinas keamanan seperti tentara Shin Bet dan badan intelijen &ndash kecuali Mossaddan Dewan Keamanan Nasional &ndash dan mereka yang mendorong dan mendukung melaluipenilaian dan peringatan profesional mereka berdasarkan visi politik tradisionalyang jauh dari visi kelompok kanan akan pentingnya memperkuat OtoritasPalestina dan membuka cakrawala politik untuknya guna mempertahankan posisinya.Karena jika tidak maka bom waktu ini akan meledak yang selama ini terkendalioleh banyak faktor peledak dan potensi kekuatan yang tersembunyi di kalanganrakyat Palestina.
Sedangkan di Jalur Gaza masalahnya tampak berbeda karena adakesepakatan pada prinsip dan perbedaan dalam beberapa taktik. Adapun yang prinsipapa yang diungkapkan oleh kepala departemen penelitian di di dinas intelijenIsrael &ldquoAman&rdquo Shalom Dror yang mengulang pernyataan lama Lieberman (Kamiberhasil menempatkan Hamas pada titik lemah yang berguna untuk strategi kamitanpa perang. Akan tetapi jika kami menduduki Gaza siapa yangmengendalikannya? Kami ingin menjaga agar kepala Gaza tetap berada di atassaluran pembuangan dan agar situasi di dalamnya tetap lebih buruk daripada diTepi Barat sehingga orang tidak berpikir bahwa pendekatan Hamas telah membuahkankesuksesan berbeda dengan pendekatan Otoritas Palestina.
Tampaknya prinsip ini belum mencapai keberhasilan nyata. Karena jajakpendapat menunjukkan bahwa sebagian besar orang Palestina melihat kegagalanproyek dan strategi Otoritas Palestina yang didasarkan pada koordinasi keamanandengan penjajah Israel tanpa cakrawala politik. Mereka juga melihat bahwa situasiJalur Gaza adalah hasil semi alami dari keteguhan dan ketabahannya dalammenghadapi penjajah dan blokade. (was/pip)