Tue 6-May-2025

Ketika Al-Quds Jatuh ke Tangan Inggris

Selasa 25-Desember-2018

Pada 9Desember diperingati milad intifada pertama yang meletus pada tahun 1987 jugabertepatan dengan peringatan pendudukan Inggris atas al-Quds pada tahun 1917.Pada hari itu Inggris mengakhiri tujuh abad pemerintahan Islam yangberlangsung pada al-Quds setelah dibebaskan dari Tentara Salib. KesultananUtsmaniyah menyatakan perang terhadap Inggris pada 31 Oktober 1914 empat tahunkemudian (31 Oktober 1918) ditetapkan dan dilaksanakan perjanjian untukmengakhiri perang namun setelah Inggris menyelesaikan pendudukan Palestinayang tersisadari neger-negeri Syam dan Irak sementara itu dilakukan pengaturanpenarikan pasukan Utsmaniyah dari wilayah yang tersisa di Yaman dan Hijaz.Berikut beberapa renungan seputar kejatuhan al-Quds.

Renungan pertama.

Meski kondisiKesultanan Utsmaniyah kala itu lemah namun pendudukan Inggris atas Palestina bukanlahtugas yang mudah seperti yang dikira sebagian orang. Dalam dua tahun pertamaperang situasi Inggris di garis depan Palestina adalah sulit. Yang di atasangin dalam inisiatif dan serangan adalah pasukan Utsmaniyah dengan melakukandua serangan besar terhadap pasukan Inggris di Mesir mereka hanya menguasaibagian-bagian Sinai sepanjang 1915-1916. Mereka baru menguasai Sinai pada akhir1916 dengan menguasai El Arish pada 21 Desember 1916 dan Rafah Mesir pada 8dan 9 Januari 1917.

Renungan kedua.

Inggris memulaiupaya mereka untuk menduduki Palestina pada musim semi 1917. Mereka mengamankankemunculan mereka di Laut Merah dan Samudera India dan membentuk sabuk Arabyang mendukung mereka dari Laut Merah ke Teluk Arab. Setelah Baghdad jatuh ketangan mereka pada tanggal 11 Maret 1917 serta meningkatnya dukungan di negeri-negeriSyam kepada revolusi Sharif Hussein yang secara praktis pada saat itu berartimendukung kedatangan Inggris sendiri dan revolusi ini telah menyebabkanmasalah bagi Utsmaniyah.

Adapun seranganInggris pertama ke Palestina yang dikenal sebagai Pertempuran Pertama Gaza(25-27 Maret 1917) merupakan kegagalan besar. Meskipun pasukan Inggris limakali lipat dari pasukan Utsmani dan dilengkapi dengan perlengkapan dan persenjataanyang lebih baik. Inggris mengalami kerugian sebanyak 4.450 prajuritnya tewas danterluka seperti diakui oleh komandan pasukan mereka di front PalestinaJenderal Murray. Serangan Inggris yang kedua dalam Pertempuran Gaza Kedua pada18-19 April 1917 juga gagal. Mereka mengalami kerugian dengan sekitar 6.000orang tewas terluka dan ditawan. Sedang pasukan Utsmani mengalami kerugiandengan sekitar 1.670 orang tewas terluka dan hilang. Setelahkegagalan-kegagalan ini pimpinan Inggris memutasi Murray dan menunjuk JenderalEdmund Allenby (Allenby) sebagai gantinya pada 28 Juni 1917.

Renungan ketiga.

Pertempuran-pertemuranyang berakhir dengan pendudukan Inggris di Palestina selatan hingga jalur Jaffa&ndash al-Quds telah dimulai pada 27 Oktober 1917 di mana Allenby menyiapkantentara Inggris untuk menyerang sekitar 100 ribu prajurit (tanpa bantuan bandatdan dukungan) untuk menghadapi 20.000 prajurit Utsmani. Tentara Inggris tidakmengalami kekutarangan apapun baik pakaian makanan tempat tingggal danperawatan kesehatan. Sementara tentara Utsmani dalam situasi situasi yang sulitdalam hal komando persenjataan kemampuan dan persediaan. Tentara Utsmaniseperti yang ditulis sejarawan Palestina Khalil Sakakini dalam memoarnya pada21 November 1917 “tentara yang lapar. pakaian lusuh sepatu compang-campingtidak ada yang melindunginya dari hujan dan dingin berdiri di belakangmeriamnya menggigil kedinginan perut keroncongan dia tidak ada yang dimilikikecuali pecahan roti kering!!&rdquo

Inggrisberhasil menduduki Beersheba pada tanggal 31 Oktober 1917 dan menduduki Gazaseminggu kemudian. Elad dan Ramleh pada tanggal 15 November serta Jaffa padahari berikutnya. Aksi-aksi Arab berkontribusi dalam mengisolasi pasukan Utsmanidi Maan Tabuk dan Hejaz di mana mereka mengisolasi sekitar 23.000 tentara Utsmani.

Renungankeempat.

Pada tanggal 8Desember 1917 situasi menjadi sulit bagi pasukan Utsmani di al-Quds. Ali Fuadkomandan Korps ke-20 merasa bahwa tidak mungkin untuk mempertahankan al-Quds.Dia memutuskan untuk mengevakuasi pasukan dari al-Quds agar tempat suci terebuttidak dihancurkan. Lepas dzuhur Walikota al-Quds Hussein Husseini menyerahkan dokumenpenyerahan kepada komandan divisi ke-10 Inggris. Pada sore hari tentaraInggris memasuki kota dari tiga arah. Sedangkan masuknya Allenby ke al-Quds secararesmi adalah pada tanggal 11 Desember 1917 yang diikuti oleh komandan Prancisdan Italia yang ikut berpartisipasi dalam pertempuran. Di dalam kota al-Qudsbendera Inggris dikibarkan sementara perwakilan “Revolusi Arab”yang bendaranya tidak pernah dikibarkan tidak hadir. Emile al-Ghouri menyebutkandalam memoarnya bahwa dalam pidato di momen pendudukan al-Quds yangdisampaikan di hadapan pemimpin negara dan tokohnya pada hari itu Allenbyberbicara tentang Perang Salib yang mengakhiri kata-katanya “SekarangPerang Salib telah berakhir”. Pernyataan ini memicu suasana kebencian yangmendorong Husseini mundur diri dari “perayaan” tersebut dan diikuti banyakorang sebagai protes atas pernyataan tersebut.

Hasil pertempuran-pertempuranpendudukan Palestina selatan termasuk al-Quds pada 31 Oktober-11 Desember 1917yang berlangsung sekitar enam pekan menunjukkan bahwa Inggris menghadapiperlawanan sengit meskipun kemampuan mereka sangat unggul. Inggris mengakui(menurut dokumen mereka) sebanyak 19 seribu pasukannya menjadi korban termasukyang terluka sementara kerugian Utsmani diperkirakan sebesar 15 ribu orangtewas dan 12 ribu ditawan.

Renungankelima.

Inggrismenunggu lebih dari sembilan bulan untuk bisa menduduki wilayah Palestina yangtersisa. Mereka berusaha menyerang ke arah timur Yordania dan Palestina utaraantara 22 Maret – 3 April 1918 tetapi serangan itu berakhir dengan kegagalan.Ketika Inggris melancarkan serangan ofensif yang menentukan pada 19 September1918 pasukan mereka yang dipimpin Allenby berjumlah 468.000 termasuk sekitar100.000 prajurit tempur. Yang menarik prajurit tempur dari tentara India lebihbanyak dari Inggris sendiri (51.400 orang India dan 48.400 orang Inggris). Sementaraitu di saatuan-satuan pendukung dan logistik bervriasi sekitar 112 ribu orangIndia dan 227 ribu orang Inggris. Sebanyak 129.000 orang Mesir juga dipekerjakandalam pelayanan tetapi tidak ada yang menjadi prajurit tempur. Yang menjadicatatan di sini adalah bahwa kolonialisme Inggris memanfaatkan koloninya diIndia dan Mesir serta menggunakan rakyat di kedua koloni tersebut sebagaibahan bakar untuk perang dan untuk melayani kepentingannya.

Totsl tentara Utsmani104 ribu termasuk 29 ribu prajurit tempur. Yang meindungi utara Palestinaadalah tentara ketujuh yang dipimpin oleh Mustafa Kemal (Atat&uumlrk) di Nablus tentarakedelapan dipimpin oleh Jawad Pasha di Tulkarm dan pasukan keempat dipimpin olehJamal Pasha di Amman.

Inggris menyelesaiakanpendudukan seluruh Palestina dalam waktu satu pekan sejak dimulainya seranganmereka dan menduduki sisa negeri-negeri Syam selama Oktober 1918.

Hasil akhir kerugianInggris dalam Perang Palestina dari awal hingga akhir sebagaimana diakui kemudianoleh Menteri Perang Inggris Evans (dalam sidang House of Commons pada tahun1922) bahwa tentara Inggris yang tewas berjumah 16.366 orang dan yang terluka 38.090orang. Angka ini jauh lebih besar dari dampak perang-perang mereka dan kerugianyang dialaminya selama tujuh puluh tahun terakhir dari perang 1948 hinggasekarang (2018)!!

RenunganKeenam.

Tentu sajadampak revolusi Arab di bawah kepemimpinan Sharif Hussein sangat besar sepertiyang telah kami isyaratkan sebelumnya. Hal ini telah memukul moral tentara Utsmaniyang merasuk ke dalam benak banyak prajuritnya dan semakin banyak orang saat mendekatiakhir perang yang mendirikan negara Arab yang dijanjikan. Sebagian besar darimereka melihat Inggris sebagai sekutu daripada sebagai musuh yang membuat Inggrissangat mudah mengimplementasikan rencananya. Dan Allenby telah mengirim keKepala Staf Angkatan Bersenjata Inggris pada 5 Oktober 1917 (tiga minggusebelum serangannya) yang menyatakan bahwa semua perhitungannya dalam pendudukanPalestina selatan didasarkan pada asumsi bahwa situasi Arab akan terusmemuaskan dan bahwa orang-orang Sharif Hussein akan menutupi sayapnya dankontaknya dari sisi timur. Dia menegaskan bahwa berlanjutnya dukungan mereka “tergantungpada berlanjutnya keyakinan mereka bahwa kita akan memenuhi janji-janji kita”yang menyiratkan secara implisit perlunya Inggris melakukan operasi tipu daya yangterus-menerus untuk sekutu mereka (Arab) melawan Utsmani.

Namun cukupbanyak orang Palestina (dan negeri-negeri di bawah pemerintahan Utsmani) tetap setiakepada Utsmani karena mereka tidak percaya pada Inggris dan mungkin meragukan sejauhmana kegunaan revolusi Sharif Hussein. Menurut sejarawan Palestina yang hidup dimasa itu Ihsan al-Nimr banyak pelarian dari tentara Utsmani di daerahNablus ketika mereka mengetahui Janji Balfour dan Sykes Pico mereka kembalimenjadi sukarelawan di pasukan Utsmani. Laporan-laporan Inggris sendiri jugamengisyaratkan bahwa sejumlah daerah dan kabilah tetap setia kepada Utsmanibahkan setelah pendudukan Inggris atas Palestina selatan dan menjelang pendudukanInggris di sebagian wilayah utara.

Renungan ketujuh.

KonsensusPalestina tidak bergeming sepanjang waktu dalam permusuhan terhadap proyekZionis dan sentimen anti-Inggris meningkat dengan cepat dengan terungkapnya tipudaya mereka dan pelanggaran mereka terhadap janji-janjinya serta mengadopsi secarapraktis proyek Zionis. Pada bulan-bulan awal penyelesaian pendudukan Inggrisatas Palestina segera dibentuk kelompok-kelompok rahasia yang bersifat militersebagai batu pemukul jika terjadi revolusi di negara tersebut. Sejak awal 1919asosiasi “Fedayeen” (kelompok pejuangan berani mati Palestina red)yang awalnya disebut “Al-Kaf al-Aswad&rdquo (telapak tangan hitam) didirikandi Jaffa dan memiliki cabang di al-Quds Hebron Nablus Tulkarem Ramleh danGaza. Sebuah laporan Intelijen Angkatan Laut Inggris pada 4 November 1919mengakui meningkatnya sentimen pro-Turki di kalangan komunitas Muslim semuakalangan kelas bawah dan menengah mendukung mereka dibagikan selebaran yang menyerukankepada gagasan Islam permusuhan tumbuh di semua kalangan masyarakat terhadapZionisme dan gerakan sangat memusuhi Inggris.

Tidak butuhwaktu lama sampai Gerakan Nasional Palestina memperoleh kembali kemampuannyauntuk memprakarsai yang berdimensi Arab dan Islam dan menyatukan barisan untukmenuntut diakhirinya pendudukan Inggris dan dihapusnya proyek Zionis. Serta tidakbutuh waktu lama sampai intifadhah pertama rakyat Palestina meletus pada April1920 intifadhah yang dikenal sebagai intifadhah al-Quds atau intifadhah NabiMusa. (was/pip)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Muhsin Shalih