Tue 6-May-2025

Kekuatan Asing Hanya Bekerja untuk Kepentingannya di Kawasan Arab (2)

Kamis 10-November-2016

Barangkali Otoman memanfaatkan masa persaingandan konflik colonialism antar kekuatan-kekuatan besar. Namun munculnya apa yangdisebut dengan &ldquoperimbangan kekuatan colonial&rdquo (Colonial Balance of Power)menjadikan kekuatan-kekuatan besar berusaha menghindari benturan/konfliklangsung dan lebih menempuh koordinasi antara kekuatan yang ada untuk berbagaiwilayah persemakmuran (jajajahan) dan wilayah kekuasaan dengan mengorbankannegara-negara paling lemah di sana.

Akibat itu Otoman harus membayar mahalkekalahannya melawan Rusia 1878 dan usai diteken kesepakatan (konferensi)Berlin di tahun yang sama. Dalam perjanjian itu kekuatan-kekuatan besar yangmemiliki kepentingan menyepakati pembagian wilayah negara-negara di bawahOtoman dengan sangat terpaksa. Sebagai kompensasi sikap diam (Otoman) makaRomania dan Bulgaria melepaskan diri dari Otoman kemudian membiarkan Australiamenguasai Bosnia dan Herzegivina membiarkan Inggris menguasai Cyprus danPerancis menguasai Tunisia.

Beberapa tahun setelah itu Perancis terpaksajuga diam ketika Inggris menjajah Mesir tahun 1882 sebagai konpensasi Perancismenjajah Maroko setelah itu. Sementara Jerman yang bernafsu menjajah Marokohanya diyakinkan dengan diamnya Otoman membiarkannya (Jerman) menguasai kawasanluas di Afrika Timur di Tanzania Rwanda dan Brundi. Italia juga dibiarkanmenjajah Libia dan Somalia Selatan.

Dengan demikian &ldquopara serigala&rdquo berbagi buruandan mangsa tanpa belas kasihan dan korbannya adalah negara-negara lemahterutama wilayah-wilayah kekuasaan Otoman yang sudah mengumumkan untukhengkang.

***

Tidak berlakunya standar perimbangan kekuatanBalance of Power antar kekuatan-kekuatan besar (disamping karena factor lain)maka meletuslah Perang Dunia Pertama (1914-1918) mereka masing-masingmembangun koalisi dan persekutuan untuk menjamin kemenangan di akhir. Lantaskemana negara-negara Arab saat itu dan selanjutnya.

Akhirnya dan dalam situasi seperti ini SyarifHusain bin Ali untuk &ldquomenari bersama kawanan srigala&rdquo lantas ia melecutkanrevolusinya melawan Otoman berdasarkan janji-janji (surat menyurat al-Husaindengan McMahontahun 1915-1916) yang bisadipahami dukungan Inggris untuk mendirikan negara Arab yang dipimpin olehnya diJazirah Arab negeri Syam dan Irak.

Namun Inggris pada saat yang sama terlibatperundingan dengan Perancis dan kemudian meneken kesepakatan Sykes &ndash Picot padaMei 1916 untuk membagi wilayah Syam Irak Turki selatan jika merekamemenangkan pertempuran melawan Otoman. Inggris juga meneken kesepakatan ketigadengan gerakan Zionisme yakni Deklarasi Balfour dengan mendirikan NegaraNasional untuk bangsa Yahudi di Palestina.

Syarif Hasan mengira pemerintah Inggris akanmenepati janjinya dan ia tak sadar bahwa berkoalisi dengan kekuatan-kekuatanbesar dalam konflik di kawasan dalam &ldquosituasi yang tidak berimbang&rdquo akanmembuka peluang intervensi atau pemetaan wilayah baru. Karena itu Inggriskomitmen dengan janjinya dengan Perancis dan Zionisme sementara Syarif danArab hanya bisa membalikkan perisai saja. Inggris pun tak segan-segan melanggar3 kali perjanjian terkait Palestina selama perang dunia I. Salah satunyaPalestina akan mendapat kemerdekaannya kedua Palestina akan menjadi kawasaninternasiosional berdasarkan kesepakatan Sykes &ndash Picot dan ketiga akan menjadinegara nasional bagi bangsa Yahudi.

***

Perhitungan yang salah dari Sadam Husain saatmengivasi Kuwait musim panas 1990&nbsp yangmenyulut Kuwait menghadirkan kekuatan-kekuatan besar dan negara Arab untukmemaksa Sadam menarik diri dari Kuwait. Perang Teluk pun meletus dan Kuwaitluluh lantak dan Irak diembargo pembelotan dan kekacauan di Irak yang dihadapidengan represif oleh pemerintah terbentuk pemerintah otonomis Kurdi di IrakUtara dengan perlindungan pasukan udara Amerika dan lebih dari itu perpecahandunia Arab dan Islam serta pengaruh pangkalan militer Israel di kawasan.

Sebagian besar krisis Libanon akhirnyamenggiring pihak-pihak yang berkonflik dan berserteru untuk meminta bantuandengan pihak luar Arab regional dan internasional untuk mewujudkankepentingan dan pengaruh. Sehingga Libanon berubah menjadi arena konflik. Yang palingdirugikan dalam hal ini adalah Libanon sendiri manusianya tanahnya lembaga-lembaganyadan infrastrukturnya meski sebagian pimpinan kelompok dan keluarga menuaikeuntungan sementara. Sementara rakyat Libanon sendiri harus tersandera selama70 tahun terakhir oleh dikte asing kepentingan internasional PerancisAmerika regional Mesir Suriah Saudi Iran dan seterusnya. Selain itu adausaha pihak Israel yang menjalankan agendanya sendiri.

***

Di lain sisi invasi Amerika ke Irak tahun 2003yang disambut dan diundang oleh kelompok-kelompok di Irak secara resmi yangakhirnya menimbulkan dampak bencana. Sementara mereka ini (pihak-pihak di Irak)ini tidak berhasil membangun percontohan keutuhan nasional setelah Sadam Husainjatuh. Mereka pun kemudian masuk dalam konflik-konflik dalam negeri yangmerusak dan menghancurkan rajutan social dan infrastruktur politik dnaekonomi. Sementara rezim baru di Bagdad memanfaatkan dukungan Amerika dan Irandalam rangka memperkuat pengaruh kelompok tertentu. Sementara Kurdi di Irakutara memanfaatkan kekuatan barat dalam memperkuat pemerintah otonomi mereka. Disisi lain kelompok Sunni di Irak meminta bantuan kepada kekuatan-kekuatan ArabTeluk dan lainnya atau menggunakan cara perlawanan bersenjata melawan Amerikaatau agenda sectarian (syiah) yang ingin menghabisi mereka.

Dalam kasus Suriah pada saat rezim di sanamenggunakan solusi keamanan militer terhadap aksi massa yang luas dan jugameminta bantuan dengan kekuatan luar seperti Iran dan Rusia dalam merepresifkelompok revolusi. Kelompok rakyat yang ingin perubahan damai diganjal gabisdan dihadapkan pada pilihan tunduk kepada rezim baru dan syarat-syaratnya dan pilihanmeminta bantuan kepada kekuatan asing untuk menghadapi pasukan rezim agarseimbang dari sisi tantangan keamanan militernya. Inilah yang menjadi pintumasuk intervensi luar regional lain seperti Turki Saudi Qatar dan kekuataninternasional lain seperti Amerika Perancis dan Inggris.

Sekali lagi harga dari intervensi asing sangatmahal yang harus dibayar Suriah dari semua kelompok yang ada (rakyatpemerintah dan otoritas) darah luka cacat lumpuh kehancuran ekonomi danrusaknya rajutan social serta hancurnya lembaga-lembaga dan layanan jasa&hellip

Suriah akhirnya harus dihadapkan pada kenyataanmereka harus tersandera meski hanya sekadar dengan kesepakatan gencatan senjatadi perkampungan-perkampung Aleppo misalnya dalam kesepakatan-kesepakatan antaraRusia dan Amerika yang berusaha menjalankan paksa agenda-agenda asingnya sesuaikepentingan mereka dan bukan kepentingan prioritas rakyat Suriah. Pada ujungnyayang paling diuntungkan saat ini adalah entitas Israel menunggu sampai rakyatSuriah bisa memegang kendali kebijakan dan inisiatif rakyat yang tidak bisaberdiri di atas kaki mereka sendiri selama ada intervensi asing.

***

Jadi inilah kaidah dasar yang harus dipahami wargadi kawasan Arab

&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspNegara-negara besar dunia bukanlah &ldquolembaga social (carity)&rdquo.

&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspNegara-negara dan kekuatan besar dunia bekerja untuk kepentingan merekajauh dari standar moralitas yang diperkirakan atau diinginkan oleh rakyat dikawasan Arab.

&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspPrinsip dalam hubungan internasional adalah tak ada temen sejati takada musuh abadi tak ada kepentingan abadi.

&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspMereka yang lemah tidak akan ditangisi (dikasihani) dalam percaturandunia internasional.

&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspSiapapun yang mengundang kekuatan besar untuk mendukungnya maka diaharus membayar mahal mengorbankan kedaulatannya ekonominya darah rakyatnyabahkan peradaban kultur identitas nasionalisme dan budayanya.

&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbsp&nbspHarga kesepahaman internal meski harus mahal namun ia tetap lebih baikdari mendatangkan kekuatan asing yang pasti akan menjalankan agenda dankepentingannya atas semua pihak. (at/Aljazeera.net)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Muhsin Shalih