Mon 5-May-2025

Kegagalan Opsi Israel terhadap Gaza

Rabu 7-Juli-2021

Kalangan keamanan dan militer Israel masih melakukan trade-off(bahwa setiap keputusan membutuhkan pengorbanan atas opsi-opsi yang ada) dalammenghadapi berbagai ancaman yang dihadapinya sehingga mereka menghadapimasing-masing arena secara terpisah dari yang &ldquopaling ringan&rdquo hingga yang &ldquoterberat&rdquodengan tujuan untuk memfokuskan sebisa mungkin pada waktu yang tepat terhadapancaman paling berbahaya yang dihadapinya.

Memang benar bahwa ancaman yang ditimbulkan dari Jalur Gaza adalah ancamansekunder dibandingkan dengan ancaman lain seperti di ancaman front Libanon danIran. Akan tetapi karena perlawanan di Jalur Gaza secara terus-menerusmempersenjatai diri mereka dan kegagalan (Israel) untuk mencegahnya selamabertahun-tahun maka kedua hal ini meningkatkan ancaman dari waktu ke waktudan mungkin berkembang menjadi ancaman yang sama pentingnya dengan ancaman difront Libanon.

Dalam perang multi-arena Israel diperkirakan akan berperang ditiga front utama: Libanon Golan dan Gaza. Demikian juga serangan udara denganmenggunakan rudal jarak jauh atau alat peledak dari Irak dan Yaman akanmemberikan lahan subur bagi pangkalan militer Iran melalui milisi Irak danHouthi di Yaman. Dan dalam situasi seperti itu Gaza mungkin menjadi penggandakekuatan untuk merusak Israel.

Orang-orang Israel percaya bahwa Hamas masih menempatkanpersenjataan militer dan ideologi Islam di atas prioritasnya. Dalam kenyataanseperti itu ada kesulitan besar dalam menghalangi Hamas dalam jangka menengahdan panjang. Meskipun terus meningkat seruan dari kalangan Israel akanpentingnya merespon balon-balon api yang diluncurkan dari Jalur Gaza dengan seranganyang lebih besar seperti respon terhadap peluncuran rudal dari Gaza ataumengirim para aktivis ke dekat pagar dan mungkin pindah ke strategi yang lebihofensif dengan mulai menerapkan strategi “pertempuran antar perang”di Gaza.

Skenario-skenario Israel ini mengungkap apa yang bisa disebutkegagalan eksperimen Israel dengan Hamas dalam 15 tahun terakhir terlepas darikenyataan bahwa mereka (Israel) telah mencoba berbagai opsi namun tanpa hasiltermasuk upaya untuk menghalangi gerakan Hamas melalui serangkaian operasimiliter sebagai bagian dari strategi “memotong rumput” dengan tujuanuntuk merugikannya. Akan tetapi upaya-upaya ini hanya mencapai tujuan jangkapendek. Alih-alih melemahkan Hamas justru memperkuat militer gerakan ini hinggamenjadi “tentara reguler”.

Israel juga telah berulang kali mencoba menahan Hamas dan melakukangencatan dengannya melalui kesepakatan pertukaran tawanan perjanjian”relaksasi” dan gencatan senjata jangka panjang. Dalam semua upayaini Hamas telah berulang kali menahan diri untuk tidak maju dalam kesepahaman jangkapanjang dengan Israel. dan hasilnya adalah bahwa gerakan Hamas telah menjadi sebuahkekuatan militer yang setara yang memberinya dorongan untuk terlibat dalamserangkaian putaran pertempuran atau operasi militer di setiap dekade.

Ketika tentara pendudukan Israel menyerang target-target Hamasdengan kekuatan relatif maka Hamas menunjukkan kemampuan rehabilitasi militeryang tinggi terus menerus dan cepat. Ini berarti bahwa upaya-upaya yang gagaluntuk menghalangi gerakan Hamas dapat mendorong (Israel) untuk mengubahkebijakan pencegahan khususnya terhadap Gaza dengan memilih kondisi yangmenguntungkan serta inisiatif ofensif licik dan mengejutkan. Akan tetapi padasaat yang sama hal itu dapat menimbulkan tanggapan yang lebih kuat dariperlawanan yang menarget sasaran-sasaran di wilayah Isael yang sangat sensitif.(was/pip)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Adnan Abu Amer