Mon 5-May-2025

Gaza dan Kesiapan Bekerja di Dua Front

Selasa 1-September-2020

Gaza bukanlah sebuah negara tidak memiliki kemampuan sebuah negaradan tidak memiliki dana keuangan berdaulat untuk para generasi.

Gaza ibarat sebagai sopir taksi yang pendapatan dan rezekinya “haridemi hari”. Gaza ibarat sebagai pedagang kaki lima mata yang pendapatandan rezekinya “hari demi hari”. Keduanya tidak memiliki tabungan untukkebutuhan selama sebulan atau beberapa bulan. Rumah sakit Gaza terbatas. Tidak pernahbisa beroperasi 100% dalam kondisi normal. Apalagi dalam situasi krisis sepertipandemi Korona saat ini kira-kira bagaimana kondisinya?

Gaza bukanlah produsen obat-obatan tidak memiliki pabrik untuk pilparacetamol atau paling tidak antibiotik. Gaza mengimpor obat-obatannya dariluar negeri dan dari sumbangan.

Gaza tidak memiliki pabrik untuk kain kasa atau kapas atau untukpersediaan medis lainnya. Kalau mau disebutkan kekurangan-kekurangannyadaftarnya masih panjang. Apa yang kami sebutkan sudah cukup untuk tujuan penuklisanartikel ini.

Gaza ini telah hidup dalam pengepungan dan blokade permanen yangmencekik selama hampir satu setengah dekade dan negara pendudukan penjajahIsrael masih terus mengepung dan memblokadenya bahkan membom berbagai lokasi didalam Jalur Gaqza seraya menawarinya untuk memberikan kebutuhan medis sepertirespirator buatan untuk menghadapi gelombang terbaru Corona dengan imbalan penghentianpeluncuran balon dan perlawanan.

Gaza kemudian ditakdirkan untuk melawan di dua front: (frontCorona dan front blokade). Gaza tidak punya pilihan dan tidak bisa berdiri disatu front dan meninggalkan front yang lain.

Para pengambil keputusan di Jalur Gaza dari Kementerian Kesehatan danKementerian Dalam Negeri mengatakan kepada kita bahwa mereka siap menghadapikenyataan realita kondisi ini bersamaan dengan kemungkinan perkembangannegatifnya jika tidak terjadi perkembangan yang fatal dan meluas.

Kesiapan di sini masih pada taraf keberanian dan antusiasme yang lebihbesar dari kenyataan dan situasi lapangan. Karena belakangan kita tahun bahwaRumah Sakit Eropa di Khan Yunis yang menjadi rujukan Kementerian Kesehatanuntuk para pasien Corona di seluruh Jalur Gaza ternyata hanya dapat menampung seratuspasien saja dengan respirator buatan. Rumah sakit ini sendiri dengan semuakomponennya hanya menampung 400 tempat tidur atau pasien.

Kesiapsiagaan relatif ini mungkin tidak mampu menanggung dampakepidemi dan penyebarannya. Semoga itu tidak terjadi. Karena itu kita katakanbahwa kesiapan Gaza masih pada taraf keberanian dan antusiasme. Apa yang kitakatakan ini bukanlah meremehkan upaya para pihak melainkan laporan realitasdan mengungkap secara transparan kepada warga untuk membantu dirinya sendiridan orang lain.

Ya kita ingin pihak-pihak berwenang yang bertanggung jawab untukmengembangkan kesiapsiagaan ini memperkuat dan mendukung yang ada denganbeberapa yang harus disediakan oleh negara-negara di dunia kepada Gaza saatberada dalam keadaan blokade seperti sekarang ini. Atau agar negara-negaratersebut menekan penjajah Israel agar mencabut blokade di Gaza sehingga Gazadapat mengembangkan realitas kesehatannya memperkuat keberadaannya secaralangsung dan dengan mengandalkan diri sendiri.

Karena itu kita katakan bahwa Gaza dipaksa untuk bekerja di duafront: (front musuh dan front Corona).

Karenanya kita katakan kesiapan dalam beberapa maknanya adalah bekerjauntuk membebasan blokade dan melawannya. Makna ini tidak ada di dunia hanyaada di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki penjajah Israel. (was/pip)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Yusuf Rizqa