Mon 5-May-2025

Gaza Siap Beri Vaksin pada Serdadu Israel “Shaul dan Hadar”

Rabu 30-Desember-2020

Virus Corona bukanlah organisme yang waras karena tidak membedakanantara suatu kebangsaan dan kebangsaan lain atau antara suatu agama dan agamalain atau antara orang bebas merdeka dan tawanan. Virus ini menjangkiti orangChina dan juga Amerika. Ia memasuki paru-paru orang Arab dan non-Arab. Mengancamkehidupan Muslim dan Yahudi. Sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankansemua negara dan pemerintah untuk memvaksinasi warganya dan penduduknya tanpamembedakan antara pria dan wanita.

Ketika Corona diklasifikasikan sebagai epidemi dan pandemi maka klasifikasiini ada pada virus ini karena menyerang semua negara di dunia dan memasukisemua tempat dan ruang dengan cara yang berbeda-beda sebagaimana dijelaskanoleh Organisasi Kesehatan Dunia. Ia memasuki ruang-ruang pesta pernikahan sebagaimanamemasuki sel-sel tahanan dan tawanan dengan mekanisme transmisi yang sama. Jadikita bertanya-tanya mengapa penjajah Israel membedakannya antara satu tempatdan tempat lain dan antara seorang Yahudi dan seorang tawanan Palestina. Sehinggamemutuskan untuk memvaksinasi orang Yahudi dan tidak melakukan vaksinasi padatawanan Palestina?!

Jika keputusan tersebut didasarkan pada konsep diskriminasi rasialyang merasuk ke dalam sel-sel pusat pengambilan keputusan di negara pendudukanpenjajah Israel maka tidak ada solusi untuk dilema ini dengan logika nalar dankebijaksanaan karena rasisme ras dan agama bertentangan dengan logika nalardan kebijaksanaan. Tidak ada solusi bagi masalah ini kecuali dengan membebaskanpara pemimpin pendudukan penjajah Israel dari rasisme mereka dan membuat tindakanmereka harus tunduk pada tuntutan hukum internasional yang mengatur tanggungjawab negara pendudukan penjajah Israel bagi para tawanan.

Jika keputusan untuk tidak memvaksinasi para tawanan Palestinaadalah karena alasan keuangan atau teknis maka masalahnya dapat diselesaikanmelalui Organisasi Kesehatan Dunia atau organisasi kemanusiaan lainnya. Dan jikaalasannya adalah karena permintaan perlakuan yang sama secara timbal balik(terhadap tawanan Israel di Jalur Gaza) maka Hamas – kemungkinan besar – siapuntuk memvaksinasi Shaul Hadar dan serdadu Israel lainnya jika sampel vaksin Fraziertersedia. Bahkan kemungkinan besar Hamas akan tetap memberi vaksi pada mereka jikaTel Aviv bersikeras untuk tidak memvaksinasi tawanan Palestina karena Hamasmenganut ajaran agama Islam yang telah mengatur agar tawanan diperlakukan samadengan mereka yang ditangkap tanpa diskriminasi atau membeda-bedakan ras. Bahkantawanan harus mendapatkan perlakuan yang baik sesuai dengan ajaran Islam semogasaja mau masuk Islam.

Hamas tidak mungkin membahayakan nyawa tawanan karena dia adalahseorang tawanan dan bukan warga negara. Bahkan jika tawanan tersebut adalahseorang Yahudi sekalipun maka Hamas tidak memerangi orang Yahudi dan jugatidak menyandera orang Yahudi melainkan menyandera orang Zionis yang mendudukitanah Palestina. Hamas menyandera orang Zionis yang memenjarakan orang-orangPalestina dan menyandera mereka.

Hamas memiliki hak untuk mengecam keputusan pendudukan penjajahIsrael untuk tidak memvaksinasi tawanan Palestina di penjaranya. Hamas danpimpinan Otoritas Palestina memiliki hak untuk mengajukan pengaduan kepada pihak-pihakinternasional terkait untuk membatalkan keputusan diskriminasi dan keputusanrasis pemerintah Netanyahu tersebut. (was/pip)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Yusuf Rizqa