Israelsemakin santer memprediksi perang militer besar-besaran atau parsial akanterjadi di kawasan berhadapan dengan salah satu front yang sedang memanas di sekitarnyaatau seluruh front secara bersama. Seiring itu Israel makin yakin bahwa tidakadanya target pasti dari Israel akan menghalangi kemenangan militer mereka.Kemampuan militer tidak akan banyak membantu memastikan kemenangan.
Palingtidak hal itu dibuktikan dengan agresi militer Israel terakhir di Jalur Gaza.
Meski adaupaya politik Mesir untuk mewujudkan gencatan senjata jangka panjang denganPalestina namun situasi geo-politik di Kawasan dan realitas internal di JalurGaza menghalangi realisasi gencatan senjata yang diharapkan.
Ini buktibaru bahwa kekuatan memaikan yang digunakan militer Israel terhadap Palestinatidak akan mampu mewujudkkan kemenangan. Sebab jika serangan roket kembaliterjadi dari Jalur Gaza dan Israel membalasnya dengan menyerang sejumlahpos-pos militer di Jalur Gaza maka  kitaakan kembali mendengar jargon-jargon Israel biarkan militer menang. Iniartinya akan terjadi konfrontasi hingga akhir.
Jargontersebut pertama kali muncul di puncak Intifada Al-Aqha dan aksi serangansyahid serta realisasi Operasi Bealt Shilt di Tepi Barat yang berarti Israelakan mematahkan organisasi-organisasi Palestina dan menunduknnya sertamenghabisi akar-akar perlawanan di Jalur Gaza. Bahkan sebagian elit Israelmengancam akan membekukan Otoritas Palestina.
Barangkali Israelsuatu ketika akan terpaksa mengambil pilihan sulit ketika militernya dianggap mampumewujudkannya. Namun akan muncul pertanyaan klasik siapa yang akan datanguntuk merealisasikan operasi militer di Gaza?
Penguasaan Israelmultak terhadap 2 juta warga Palestina diJalur Gaza bukan sesuatu yang menyenangkan didengarkan. Kawasan yang ditinggaliIsrael terbiasa mengalami dinamika antara satu dengan lain dan mengejutkan. Sebagiannyapositif dan lainnya berbahaya. Bahkan sangat mengejutkan.
Dinamika inibisa jadi menuntut Israel mempersiapkan diri melakukan konfrontasi massif atausebaliknya melakukan perundingan damai baru jangka panjang mencakup Gaza juga. (atb)