Mereka yang menilai Amerika menariksecara bertahap dari kawasan &ndash terutama- dari wilayah timur Arab adalahpenilaian salah. Mereka yang mempromosikan politik Obama di kawasan sebagaipolitik &ldquoitik pincang&rdquo adalah salah. Mereka yang menilai politik Amerika dikawasan sebagai politik yang sudah melemah dan terseok-seok agaknya mereka tergesa-gesadalam menyimpulkan.
Apa yang dilakukan Amerika di kawasantidaklah kegagalan kelemahan atau terkesan AS kuwalahan. Jika diamati secara mendalampolitik Amerika dan proses pembuatan keputusan didalamnya mengindikasikan kepentingan-kepentingantertinggi mereka tidaklah berubah. Sebab rute kebijakan yang berpihak kepadakepentingan politik Amerika tidak berubah. Meskipun akhirnya ada kekuatan laintermasuk didalamnya Rusia ikut intervensi disana. Sebab akhirnya masih berpihakkepada kepentingan Amerika.
Yang dilakukan Obama oleh Amerika dikawasan berupa metode intervensi hanyalah merupakan perubahan metode dan cara hanyaberalih dari method keras berdarah yang menelan biaya besar kepada method denganbiaya yang lebih minim akan tetapi hasilnya bisa jadi lebih baik. Inilah yangdisebut dengan Smart management of Crisis.
Catatan kedua mereka yang menudingAmerika lemah dan gamang karena selama ini Amerika dianggap sebagai kekuatannomor satu yang seharusnya mampu mewujudkan keamanan dan stabilitas di kawasan.Selama ini menebarkan pengaruh mereka dengan cara klasik akan. Tapi siapabilang bahwasanya Amerika saat ini ingin mewujudkan stabilitas di kawasan timurArab terutama dalam lingkungan strategi di sekitar Palestina atau entitasIsrael seperti Irak Suriah dan Mesir? Jika Amerika ingin mewujudkan stabilitasdengan berbagai bentuknya maka tidak selalu itu berupa stabilitas yang bisamembantu dan berpihak kepada cita-cita warga (Arab) di kawasan dalam halkebebasan kebangkitan dan pembangunan-pembangunan. Amerika menginginkanstabilitas yang dibangun diatas satu dasar yang bisa membantu kepentinganAmerika meskipun harus dibangun diatas pertimbangan-pertimbangan atauperimbangan-perimbangan sectarian etnis atau di atas rezim represif atau rezimboneka yang senantiasa mengekor kepada dikte Amerika dan Barat.
Artikel yang saya tulis ini menyorotiIraq sebagai sebuah studi kasus dan akan diikuti dengan artikel kedua terkaitdengan politik Amerika di Suriah dan berusaha untuk menentukan fakta danrealitas teori Amerika terhadap permasalahan ini.
Penulis menilai setelah 100 tahun diterapkannyapeta Sykes-Picot di kawasan Arab Amerika kemudian menginjak-injak perbatasanteresbut yang tidak ada atau mereka membuat perbatasan-perbatasan yang tidakada di dalam peta yang dibuat oleh Sykes-Picot. Amerika selama ini justrumembangun &ldquotembok perbatasan kebencian dan darah&rdquo  yang melibatkan warga Arab di kawasan sendiri.
Kepentingan Nasional Amerika
Strategi Amerika internasional fokusuntuk mempertahankan hegemoni Amerika di dunia dan mempertahankan diri sebagaikekuatan adidaya utama untuk jangka waktu sepanjang mungkin baik di bidangmiliter ekonomi ilmu pengetahuan dan teknologi serta kembali menciptakan rezimInternational yang sejalan dengan kepentingan Amerika secara umum. Strategi inipragmatis dan sangat fleksibel dan memiliki kemampuan untuk adaptasi.
Dalam strategi &ndash ini jauh dari madzhabpolitik luar negeri Amerika yang saat ini sedang ramai di bicarakan – ada duarencana dua rencana utama yang saling bertentangan terhadap politik Amerika. Pertamakepentingan keamanan dan kekuatan yang cenderung untuk melakukan intervensilangsung dalam konflik-konflik luar negeri meskipun harus menggunakan kekuatanmiliter untuk menerapkan dan memberlakukan rezim yang sesuai dengan kepentinganAmerika sebagai kekuatan adidaya utama dunia. Kedua lebih kepada tekanan halusdalam melakukan perubahan untuk memperbaiki sistem dan rezim internasionaldengan menggunakan sarana perundingan dan kesepakatan-kesepakatan yang lebihkonsen kepada pembangunan dan hak asasi manusia serta memperhatikan kekuatanlokal dan budayanya serta menghormati kekhususan lokal dan pluralisme dan tidakcenderung untuk melakukan intervensi militer kecuali apabila bertentangandengan kepentingan Amerika secara umum.
Kecenderungan pertama dianut olehpartai republik dan yang kedua dianut oleh partai Demokrat.  
Berdasarkan ini maka sering terjadiperubahan antara dua kecenderungan ini  khususnya ketika terjadi kegagalan carapertama ditempuh cara kedua. Misalnya solusi Ronal Regen &ldquoyang kuat&rdquomenggantikan cara Carter yang lebih fokus kepada kekuatan dan pengaruh yanghalus. Solusi Obama yang fokus kepada kekuatan secara halus menggantikan solusiBush yang lebih menggunakan kekuatan keras dalam kasus Afghanistan dan Irak. Akantetapi dua politik ini tidak keluar dari tujuan final yakni untuk menjagakepentingan Amerika tertinggi.
Adapun strategi Amerika di Timur Tengahterfokus dalam poin berikut:
Pertama menjaga keamanan Israelsebagai kekuatan adidaya utama di kawasan Timur Tengah dan dianggapnya sebagaipondasi utama politik Amerika di sana.
Kedua hegemoni kawasan minyak untuk mengamankankebutuhan Amerika dan sekutunya sebagai alat penekan internasional.
Ketiga mengamankan jalur perdaganganJalur laut dan perdagangan internasional di kawasan termasuk selat dan teluk HormuzSuez dan Bab Mendeb.
Keempat mendukung rezim-rezim politikyang loyal kepada Amerika atau memiliki hubungan yang baik dengan mereka.
Kelima mengendalikan dan menentukanperan serta pengaruh kepada masing-masing rezim-rezim loyal Amerika di kawasanyang bisa menjaga kepentingan Amerika atau yang tidak bertentangan dengannya.
Keenam mewujudkan hegemoni tunggal di kawasandan mencegah kekuatan besar lainnya untuk bersaing kecuali apabila mereka hanyaberperan di garis marginal yang tidak membahayakan kepentingan strategi Amerikatermasuk di antaranya Rusia.
Alasan Invasi Amerika ke Irak
Alasan-alasan AS menginvasi sebuah wilayahselama 25 tahun terakhir tidak keluar dari dua jalur straregi melemahkan danmemecah belah. Setelah melakukan intervensi militer secara langsung yangdipimpin oleh George Bush Senior untuk memukul pasukan Irak dan membebaskanKuwait tahun 1991 diikuti Presiden Clinton Januari 1993 sampai 2001 adalahstrategi politik pelemahan dan tekanan terhadap Irak sampai habis energinyauntuk menjatuhkan rezim Saddam Husein dengan cara yang halus. Cara halusmaksudnya dengan menggunakan blokade dan sanksi (embargo) internasional. Selainitu mereka juga menggunakan perlindungan udara dan melarang penggunaan pesawatterbang Irak di kawasan-kawasan wilayah Kurdi di Irak Utara.
Kemudian Bush Junior kembalimenggunakan jalur pertama dengan menggunakan intervensi militer langsung untukmenjatuhkan rezim Irak dan menciptakan milii perpecahan internal. Setelah itudilanjutkan oleh Obama yang menempuh jalur Clinton dalam melemahkan dengansarana yang halus untuk meringankan beban militer dan keuangan.
Jalur pelemahan yang dilakukan yangditempuh oleh Clinton di Irak jauh dari manusiawi kasih sayang dan juga tidak logisdalam memberikan sanksi kepada rakyat Irak dan menghancurkannya secara ekonomi.Sebagai contoh dalam wawancara dengan Aljazeera wakil Kementerian Luar NegeriIrak pada 1 Juni 2001 mengatakan rata-rata warga Irak yang izinkan oleh Amerikahanyalah 125 dolar untuk satu orang setiap tahunnya selama 5 tahun. Padahaluntuk diketahui saja Amerika misalnya untuk mengatasi persoalan ranjau di IrakUtara mengimpor 28 anjing yang diberi makan dengan biaya 33.000 dolar selama 11bulan. Artinya untuk satu anjing rata-rata membutuhkan dana 1.286 dollar setiaptahun atau 10 kali lipat lebih banyak dari yang dibolehkan untuk 1 warga Irak. RakyatIrak diberikan sanksi dengan upaya penghinaan harga diri mereka dan pelecehandengan jargon memberikan sanksi kepada rezim yang sudah berjanji menyesuaikandiri bahkan ketika sudah dijajah oleh Amerika sekalipun.
Setelah Bush Junior menjadi presidenterjadi lompatan kualitatif dalam strategi Amerika di kawasan. Ia melakukan danmenerapkan politik keamanan dan kekuatan yang didukung oleh kelompok Neo konservatifyang memiliki kekuatan hegemoni terhadap politik luar negeri dengan caramanfaatkan situasi pasca serangan 11 September 2001 dengan menerapkan agendakhusus yang tidak memiliki kaitan dengan peristiwa tersebut. Invasi Irak adalahsalah satu contohnya.
Amerika mempromosikan alasannya untukmenjajah Irak adalah:
1.      Irak memiliki senjatapemusnah massal atau minimal memiliki program kepemilikan senjata massal yangbertentangan dengan komitmennya terhadap perjanjian internasional yang bisamengancam negara-negara di kawasan.
2.      Rezim Irak dinilai mendukung terorismedan melindungi kelompok teroris.
Pada 6 Juli 2016 hasil laporan pertanggungjawabanJohn Chilcot menyebutkan keterlibatan Inggris di dalam invasi Irak dan menegaskankebohongan alasan resmi Amerika dalam invasi Irak. Jika alasan itu benar maka seharusnyaSaddam Hussein saja yang menjadi target bukan Irak sebagai entitas negara. Meskidemikian tidak ada tuntutan serius untuk menghukum dan memberikan sanksiterhadap orang yang melakukan kebohongan alasan (Amerika) tersebut yangmelakukan perang dan menghancurkan Irak. Laporan tersebut tidak bicara tentangpengaruh dan tekanan media yang cukup untuk memberikan sanksi kepada pejabatyang terlibat. Maka laporan tersebut akan dikubur sebagaimana laporan-laporan resmilainnya. Ini terbukti secara meyakinkan klaim Amerika terkait dengan senjatapemusnah massal di Irak adalah bohong.
Adapun terkait dengan kicauan dukunganIrak terhadap terorisme sudah jelas itu hanya propaganda media. Di dalam rezimIrak tidak ada seorangpun sosok yang berasal dari Al-Qaidah atau yang serupa. BahkanIrak adalah rezim yang paling berhasil dalam melakukan represif terhadap &ldquoIslamPolitik&rdquo dan tidak ada seorangpun dari warga Irak yang terlibat dalam serangan11 September atau melakukan tindakan permusuhan terhadap kepentingan Barat. Pertanyaannyasederhana jika dua penyebab invasi ke Irak ini tidak benar dan hanya klaimbohong kenapa Amerika menjajah Irak!?
Bahkan Ekonomi AS Tergerus AkibatInvasi ke Irak
Sebagian besar pengamat yang menolakalasan Amerika menjajah Irak (alasan di atas) cenderung berpendapat bahwainvasi AS karena kepentingan ekonomi dengan cara menguasai kekayaan Irakkhususnya minyak dan menguras habis kekayaan alam lainnya. Analisis ini masihdianut oleh sebagian besar pengamat sampai saat ini. Akan tetapi apabila dianalisissecara lebih mendalam terhadap beban anggaran perang Amerika ke Irak ternyata anggarandan kerugian Amerika jauh lebih besar dibanding apa yang diperoleh oleh Amerikadari minyak di Irak bahkan meski jika Amerika membeli dengan harga murah ataugratis. Buktinya AS tak pernah menurunkan harga minyak saat invasi ke Irak.
Di sisi lain Kementerian Pertahanan ASmengakui anggaran langsung perang ke di Irak antara tahun 2003 sampai 2010mencapai 758 miliar dolar. Sementara studi yang dibuat oleh lembaga Watson Internasionaldi universitas Braun Amerika menunjukkan biaya perang di periode yang samalebih dari 1.100 milyar dollar Amerika atau 2 milyar 640 juta dolar setiapminggu. Pakar ekonomi Amerika Josep Stiglitz peraih nobel ekonomi Lindabelmez dari Universitas Harvard menyatakan dalam studinya biaya invasi ke Irakmembebani ekonomi Amerika sebesar 3 trilliun dollar minimal.
Unit Studi di Kongres Amerikamengisyaratkan beban perang terhadap Irak mencapai sekitar 17 trillion dollarpada tahun 2017 termasuk dalam maintenance kesehatan untuk korban luka daripasukan Amerika.
Kurang dari sepekan sebelum penjajahaninvasi Amerika ke Irak 20 Maret 2003 wakil presiden Amerika Dick Chenei mengemukanada kebutuhan dana sebesar 20 milyar dolar untuk memulihkan kondisi Irak selamadua tahun namun dia tidak menyinggung tentang biaya bertahannya militer Amerikadi Irak.  Apakah ini sengaja dilakukanagar tidak berpengaruh negatif terhadap opini publik Amerika atau iamemprediksi Amerika tidak akan bertahan di Irak selama 2 tahun lebih.
Apabila Amerika tidak mendapatkankeuntungan apapun di Irak bahkan hanya menciptakan kerugian dan mengalihkanwarga Amerika untuk memilih calon dari Demokrat yaitu Obama lantas Amerikamemiliki misi apa di sana? Berlanjut&hellip