Meskipun penting bagi Palestina untuk mengadopsi hipotesis kerja yangintinya adalah bahwa pemerintah pendudukan penjajah Israel yang dipimpin olehNetanyahu bertekad untuk mulai menerapkan proses menundukkan bagian-bagian TepiBarat dan Lembah Yordan ke dalam kedaulatan Israel secara hukum dan resmi akantetapi indikasi-indikasi belakangan ini semakin meningkatkan kemungkinan Netanyahuterpaksa menundanya atau setidaknya mengurangi intensitas ke arah pencaplokan denganmengambil langkah simbolis untuk pencaplokan.
Di antara yang paling menonjol adalah apa yang ditegaskan oleh MenteriKabinet Zeev Alken orang dekat Netanyahu kepada Radio Angkatan Darat Israeldua hari lalu tentang kemungkinan penundaan proses pencalokan resmi selamabeberapa pekan. Padahal kenyataannya aneksasi ini berjalan terus dan aktif merayap.Di samping apa yang dipublikasikan di media-media Israel yang mengutipsumber-sumber yang kompeten di tentara Israel bahwa kalangan keamanan terkaitbelum melihat peta pencaplokan ini. Belum ada perintah kepada mereka untukmempersiapkan hal ini. Hal ini yang mendorong mantan menteri militer danpendukung pencalokan Avigdor Lieberman mempertanyakan niat Netanyahu untukmelakukan proses pencaplokan sebagaimana dijadwalkan pada awal Juli mendatang.
Dalam konteks ini arahan Gantz kemarin kepada tentara untukmempersiapkan pencaplokan dalam waktu dekat atau agar polisi pendudukan Israelberinisiatif untuk menugaskan seorang perwira senior Tetsik Sabon untuk menjadipenanggung jawab atas tim-tim kerja dan persiapan sebelum dan pada saat haripencaplokan tidaklah cukup.
Indikasi-indikasi lain kemungkinan penundaan proses pencaplokan iniadalah apa yang diterbitkan oleh sumber-sumber Israel di Can-News tentangpenentangan para pemukim Yahudi terhadap masalah ini karena merupakan bagiandari rencana (deal of century) yang menurut klaim-klaim merekamendukung pembentukan negara Palestina tanpa peduli bahwa negara tersebutadalah negara yang rapuh dan lemah dan tidak memiliki elemen terpenting darinegara yaitu tidak memiliki kedaulatan keamanan di sebagian besar Tepi Baratyang diduduki penjajah Israel.
Selain hal tersebut di atas yang merupakan hal paling penting yangdilaporkan oleh Channel 11 Israel mengutip sumber politik senior bahwa komunikasiyang terjadi pada (1/6/2020) antara Netanyahu dan Kouchner di satu sisi danGantz dan Friedman di sisi lain telah menunjukkan keinginan orang Amerikauntuk menunda proses pencaplokan ke waktu yang lain. Salah satu faktornya adalahkarena terjadinya gejolak dan protes yang tersebar luas di seluruh AmerikaSerikat untuk memprotes tindak rasisme terhadap orang kulit hitam yang dipicuoleh pembunuhan polisi Amerika terhadap George Floyd. Sumber-sumber yang samamenunjukkan keinginan Arab khususnya dari negara-negara Teluk untuk menundalangkah ini. Hal ini bertentangan dengan beberapa bocoran yang bertujuanmemperkuat dan memperdalam jurang antar bangsa-bangsa Arab dan rezim mereka (permainanIsrael dengan radar pencaplokan dan normalisasi tertanggal 27/5/2020) yangmenetapkan dukungan rezim-rezim ini terhadap pencaplokan pada bulan Juli.
Sangat tepat untuk menegaskan bahwa penentangan Amerika pada waktudan tanggal &ndash bukan pada prinsip &ndash terhadap pencaplokan bagian-bagian wilayah TepiBarat adalah syarat yang cukup dan bukan satu-satunya syarat untuk menundapencaplokan yang diwakili oleh prediksi Netanyahu sendiri yang menyatakanbahwa waktu pencaplokan memengaruhi kepentingan sempitnya.
Mungkinkan indikator-indikator ini menjadi bagian dari proses penyesatanIsrael untuk menenangkan sikap-sikap (dan menghipnotis front-front) penentangandalam negeri dan luar negeri untuk memuluskan pencalokan ini?
Sulit untuk menyangkal kemungkinan ini meskipun tidak mungkin bisadipastikan. Solusi di tingkat Palestina adalah dengan mengadopsi hipotesispencaplokan tepat pada waktunya dan mengambil semua langkah yang mungkin dilakukanuntuk menghadapinya utamanya adalah dengan memperkuat front internal serta mengakhiriperpecahan dan kerjasama keamanan dengan pihak penjajah Israel. (was/pip)
