Sat 10-May-2025

Yarmouk Setelah Terlambat Segalanya

Selasa 7-April-2015

Dr. Aiman Abu Nahiyah

Utusan PLO (Palestine Liberation Organisation) ke Suriah untuk menyelamatkan warga Palestina yang tersisa di sana setelah tiga tahun kamp pemukiman Palestina yang terblokade menjadi ajang pembantaian oleh rezim Suriah dan unsur pembunuh bayaran. Pembantaian terbesar terjadi di kamp pengugsi Yarmuk kamp pengungsi Palestina terbesar di Suriah yang dihuni oleh 180 ribu pengungsi dari total 550 ribu pengungsi Palestina di Suriah. Akibat pembunuhan dan kekerasan berantai mereka mengungsi dan hanya tersisa 18 ribu orang saja. Nasib yang sama dialami di kamp pengungsi Husainiah kamp pengungsi Daraa kamp Nairob dan lainnya yang menjadi sasaran serangan rezim Basyar Asad.

Sesungguhnya kejahatan rezim Suriah terhadap warga Palestina sudah terjadi sejak tahun 1970-an. Mereka pernah berkoalisi dengan milisi Kristen Maroni dalam pembantaian di Libanon di kamp Tel Zaatir kamp Miah Miah. Di awal 1980-an milisi zionis Israel pernah terlibat mengepung kamp-kamp pengungsi Palestina dan memberikan peluang kepada milisi kristen Libanon untuk melakukan pembantaian brutal terutama di kamp Shabra dan Shatila yang menewaskan 3500 orang anak-anak perempuan dan orang tua.

Hari ini pemandangan yang sama terjadi di Yarmuk. Mereka mengira bisa menggiring dan melibatkan Palestina dalam konflik internal Suriah atau bahkan menfitnah antara warga Palestina di Suriah karena saat ini faksi-faksi bersenjata di Suriah saling terlibat konflik. Ini semua mengungkap kedengkian lama rezim Asad atas pengungsi Palestina. Padahal pengungsi tak pernah menjadi penyebab masalah di Suriah. Warga Palestina di Suriah selama ini dianggap tamu oleh rakyat dan memiliki hubungan baik dan menjadi dan menyatu dengan masyarakat di sana. Karena itu kamp pengungsi Palestina di Suriah hampir sebagian besar menyatu wilayah dan bangunannya dengan perkampungan warga asli Suriah. Tak heran bila logat dan tradisi pun tak bisa dipisahkan. Sebagian besar pengungsi Palestina memiliki logat bicara warga Suriah.

Bahkan warga Palestina di sana ikut menjaga keamanan dalam negeri. Saat terjadi konflik warga Suriah yang lari ke kamp pengungsi Palestina pun disambut dan dihormati seperti satu keluarga.

Kita berterimakasih PLO mengutus delegasinya ke Suriah setelah tiga tahun terjadi pembantaian pembunuhan dan pengusiran warga pengungsi Palestina. Ya setelah semuanya terlambat melakukan tugas nasionalisme dan moral ini. Mereka selama ini dianggap beban dalam perundingan dengan Israel karena membawa tema “hak kembali pengungsi” yang kini tinggal nama.

PLO sesungguhnya bertanggungjawab penuh atas nasib pengungsi Palestina di Suriah. Juga Dewan Keamanan PBB yang harus menerapkan resolusinya terutama kesepakatan Jenewa 4 terkait jaminan keamanan bagi pengungsi Palestina di Suriah. Liga Arab juga bertanggungjawab menerapkan protokol Casablanka di tahun 1965 yang berisi janji memberikan jaminan keamanan kepada pengugsi Palestina di negara-negara Arab. Liga Arab harus menekan rezim Basyar Asad agar tak menumpahkan darah dan nyawa pengungsi Palestina. (at/infopalestina.com)

Short Url:

Coppied