Tue 6-May-2025

Yahudi dan Warna Merah

Senin 4-Agustus-2008

Khairi Mansur

El-Haleej Emiret

Di puncak ancaman Yahudi akan menggunakan teknologi dan senjata pemusnah massal serta lebih dari 200 pucuk nuklir pembicaraan warna merah mencuat di Israel. Pendeta Yaho Efrajel mengeluarkan fatwa melarang penggunaan warna merah untuk busana lelaki perempuan dan anak-anak bahkan di dalam rumah. Sebab warna ini khusus untuk kaum paganis tepatnya warga Isa saudara Yakob menurut mereka.

Dalam fatwa ini si pendeta berangkat dari pendapat pendahulunya Moshen Safer yang tinggal di Frankrut dan mengangkat seorang pendeta untuk kelompok Yahudi di abad 19.

Pertama kali mendengar berita ini Yang pertama terbetik dalam benak penulis adalah pendeta dan jenderal-jenderal militer bersama-sama membenci warna merah yang merupakan darah Palestina yang henti mereka tumpahkan selama seabad.

Tidak ada keperluan kita dengan warna itu toh bocah-bocah Palestina dan kaum tua renta dicabik-cabik tubuh mereka di era perdamaian dengan Israel. Apalagi pendeta Yahoo pernah mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa ular.

Orang akan terkaget ketika mendengar perkawinan antara teknologi dan khufarat ini. Dimana teknologi sekali-sekali menjadi pembantu bagi sebuah legenda.

Pengharaman warna merah bagi Yahudi sendiri adalah karena faktor mitologi. Di antaranya karena warna ini selalu terkait dengan revolusi dan gerakan-gerakan politik di dunia modern. Seperti gerakan Komunisme. Terkadang diubah menjadi warna orange untuk menggantikan warna merah sebagai simbol perlawanan rakyat. Warna-warna berkembang meski memiliki pesan dalam banyak fenonema dunia seni seperti sinema komedi. Namun batasan-batasan antara pemahaman dibuang Sehingga kamus soal warna ini perlu disarikan kembali. Sebab bahasa-bahasa berubah dari sarana saling memahami menjadi sarana untuk memperparah kesalahpahaman. Ini yang diingatkan oleh seorang kolumnis Yogen Unesco menulis sandiwaranya yang terkenal dengan judul “penyanyi yang …”

Bahkan warna sudah menjadi terancam oleh kepentingan ideologi. Merah untuk Palestina hijau untuk Israel.

yang tidak diketahui oleh pendeta dan jenderal Israel tersebut di atas adalah bahwa penyair Arab sudah didului oleh penyebutan kebebasan. Kebebasan yang identik dengan warna merah yang memiliki pintu yang tidak akan dibuka kecuali jika tangan mengetuknya belepotan dengan darah rakyat Palestina untuk melakukan pertarungan. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied