Fri 9-May-2025

Studi Palestina 2016 Sekenario dan Harapan

Selasa 12-Januari-2016

Ramallah – Pusat Infomrasi Palestina: Pusat Studi Urusan Israel – Palestina menurunkan analisis konperhensif terkait kejadian tahun 2015 dan mencoba memprediksi tahun 2016 dari sisi politik dan keamanan.

A. Perbatasan Utara (Libanon dan Suriah)

Bagi Israel perbatasan utara menjadi kekhawatiran keamanan tersendiri karena banyaknya pemain baru di sini dari Iran Hezbollah Libanon dan faksi-faksi bersenjata Suriah lainnya juga banyaknya kepentingan dari sejumlah negara di Suriah. Bagi Israel keamanan di front perbatasan ini mengalami penurunan. Apalagi kelompok bersenjata di Suriah sudah berani melakukan serangan ke target Israel dan ke wilayah Libanon.

Yang dikhawatirkan Israel adalah jika konfrontasi terjadi dan mendorong banyak faksi militer di sana terlibat perang dengan Israel. Analisis keamanan Israel dalam menyikapi front utara ini berusaha membangun koalisi strategi dengan Rusia dan Amerika untuk menjamin dapatnya dukungan.

Beberapa saat lalu Israel menyerang Hezbollah dan bersama Rusia menyerang sejumlah kelompok bersenjata di Suriah. Namun paling dikhawatirkan Israel adalah jika faksi-faksi Palestina ikut bergerak ke wilayah utara ini yang sudah terbuka dan berkoalisi dengan kelompok bersenjata lainnya sehingga akan membalikkan perimbangan kekuatan.

Menurut Pusat Studi ini wilayah utara menjadi sangat berpengaruh dengan peristiwa Palestina karena terkait dengan Libanon dan Suriah. Namun keterlibatan faksi Palestina di sana agaknya masih kecil peluangnya. Karena akan menyebabkan derita tersendiri bagi pengungsi Palestina di sana seperti yang terjadi di kamp Yarmouk.

B. Perbatasan Selatan Israel dengan Sinai

Di front ini Israel berhasil dalam membangun kerjasama strategi dengan Mesir dalam menekan Jalur Gaza dan memblokadenya serta menghadang ekspansi kekuatan perlawanan Jalur Gaza. Kerjasama Mesir dan Israel berhasil membukul kekuatan kelompok bersenjata di Sinai. Maka ancaman serangan dari Sinai kepada Israel berkurang bahkan melemah.

Di sini Israel ingin meluaskan pengaruh Mesir di kawasan untuk mengubah miliu keamanan di Gaza dan menghalangi penyelundupan senjata disamping ingin terus memblokade Gaza.

Keberhasilan Israel di front ini dikarenakan faktor Amerika persepsi Mesir dan Emirat Arab yang ikut kerjasama di sini terhadap Ikhwanul Muslimin dan memerangi mereka ditambah kerjasama mereka dengan Mahmud Abbas.

Menurut Pusat Studi Urusan Israel – Palestina Mesir masih akan menggunakan Sinai sebagai sisi untuk menggalang kekuatan melemahkan Gaza mengaitkan keberadaan ISIS di sana dengan Hamas sehingga ini patut diwaspadai. Selain itu Israel akan mempertahankan keunggulan hubungannya dengan Mesir untuk merugikan kepentingan Palestina.

Pertama Hubungan Israel – Mesir akan tetap akan menjadi gerbang Mesir dalam mencari dana dari Amerika dan sebagian negara Eropa. Ini juga yang diupayakan oleh Israel.

Kedua Israel akan menggunakan sejumlah persoalan untuk menekan Mesir seperti sungai Niil hubungan Israel dengan negara donor alur perdagangan gas.

Ketiga mengembangkan peran Mesir sebagai jembatan untuk menghubungan normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab.

C. Iklim keamanan di perbatasan timur Israel

Perbatasan timur Israel paling stabil saat ini karena hubungannya dengan Yordania yang semakin dikembangkan hingga berbuah kepada proyek-proyek strategi seperti proyek terusan air pembangunan kawasan industri bersama pengembangan laut mati selain proyek paling berbahaya di perbatsan yang mengharuskan Israel sepakat dengan Yordania yang merugikan Palestina.

Sikap Yordania terhadap Israel justru menjamin negara penjajah ini tetap efektif yang berpengaruh seperti persoalan masjid Al-Aqsha hubungand engan Palestina selain juga tindakan rezim Yordania yang menangkapi aktivis pendukung Palestina.

Di tahun 2014 Israel pernah perpadangan bahwa Yordania bisa diambang jurang kehancuran oleh ancaman ISIS yang semakin meluas dari Suriah dan Irak.

Namun karena lemahkan ISIS dan kemampuan Yordania dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga Israel tidak perlu banyak khawatir sekarang.

Menurut Pusat Studi Urusan Palestina – Israel persoalan perbatasan timur ini sangat penting. Sebab Al-Aqsha banyak ditentukan di sini. Ini juga yang banyak menentukan pimpinan Palestina di masa depan. Namun publik pendukung Palestina di Yordania juga kuat.

Di sisi perbatasan timur ini merupakan salah satu gerbang peran Arab terhadap Palestina

Pertama Israel berhasil membangun hubungan kuat dengan 3 negara Arab secara strategis Yordania Mesir dan Emirat. Bahkan melebihi hubungan dengan Maroko dan Teluk. Ini yang mengharuskan penentu kebijakan Palestina memahami persoalan tumpang tindih kepentingan ini.

Kedua terkaitnya hubungan Israel dengan Arab dengan persoalan keamanan yang disebut dengan “kamar keamanan bersama” yang anggotanya terdiri dari negara-negara Arab dan Israel disamping ada Amerika dan Eropa.

Ketiga lemahnya Otoritas Palestina dalam kondisi riil sehingga persoalan Palestina hanya persoalan tugas sampingan dari rencana besar Israel terhadap dalam penjajahannya.

D. Menganalisis realita Al-Quds (Jerusalem)

Israel memiliki rencana terhadap kota Al-Quds di tahun 2016. Mereka akan memulai proyek pembangunan pemukiman yahudi di wilayah 1 untuk menghubungkan secara geografis kota ini dengan Tepi Barat. Setelah itu mereka melakukan pembagian waktu terhadap masjid Al-Aqsha untuk kemudian pembagian wilayah.

Intifadhah Al-Quds di tahun 2015 mengganggu proyek zionis ini. Namun Israel sudah mewujudkan tujuannya yakni front Al-Aqsha karena berhasil meneken kesepakatan politik dengan Yordania yang membolehkan warga pemukim yahudi menggerebek masjid Al-Aqsha.

Di Al-Quds menurut Israel tahun 2016 ini ingin merusak demografinya melalui proyek “pembatasan hak kewarganegaraan Palestina di Al-Quds” yakni bagi warga Palestina yang di luar garis batas (pagar) kota Al-Quds.

Visi Israel menyatakan kewarganegaraan (KTP biru) bisa dibatalkan oleh Israel terhadap sekitar 40 ribu warga Al-Quds yang tinggal di luar garis batas (pagar) kota Al-Quds.

Israel juga akan melakukan penyitaan bangunan di wilayah Palestina di Al-Quds dengan berbagai cara. Ini mengharuskan Palestina untuk menempuh langkah segera

1. Membentuk badan politik yang menjaga dan memelihara Al-Quds dalam berbagai persoalannya dalam dan luar negeri.

2. Membuat rencana – dari otoritas Palestina untuk urusan Al-Quds – untuk skup aksi internasional.

3. Membuat anggaran khusus untuk mendukung Al-Quds membuat lembaga fund rising nasional untuk Al-Quds dan membeli property untuk kepentingan keluarga Palestina yang berada di dalam area pagar Al-Quds.

4. Mendukung warga Al-Quds dalam segala bidang.

5. Menghalangi keluarnya warga Al-Quds dari kota tersebut.

E. Masa Depan Jalur Gaza di tengah realitayang rumit sekarang

Persoalan Jalur Gaza dianggap Israel paling rumit termasuk oleh Palestina sendiri. Adanya pejuang perlawanan Palestina di sana sebagai basis menjadikan wilayah selalu dipikirkan oleh penentu kebijakan politik Israel.

Karena blockade dan kondisi rakyatnya yang penuh dengan krisis Israel khawatir akan terjadi ledakan besar. Israel berusaha menghentikannya perlintasan dari sisi Mesir digunakan Israel mengekang terus. Sementara semua perlintasan sisanya dikendalikan Israel.

Namun Israel belakangan mulai mundur dari sikapnya dimana Hamas dianggap menggerakkan Turki untuk mengoperasikan pelabuhan apung di Gaza.

Israel bukan pemain sendirian di Jalur Gaza ada negara-negara Arab seperti Mesir dan berbagai perbedaan pandangan di internal Palestina.

Persoalan Gaza bisa disimpulkan sebagai berikut

Israel menilai Gaza dikuasai oleh Hamas dan bisa meledak sewaktu-waktu karena itu mereka mengubah miliu politik tanpa melalui perang yang membebani secara biaya.

Kedua Mesir menilai Gaza adalah wilayah Hamas dan harus dihentikan karena terkait peran Mesir di sini.

Ketiga Otoritas Palestina paling risau dengan persoalan Gaza karena perbedaan pandangannya dengan Hamas. Kubu Dahlan (sempalan Fatah) masih membidik masa depan Palestina melalui sisi Gaza.

Keempat Hamas menilai Gaza adalah basis eksistensi dan sebagai pertaruhan. Di sana Hamas berusaha bertahan hidup dan mencari solusi.

Menurut Pusat Srudi Urusan Israel – Palestina meski situasi Gaza saat ini tenang namun tidak ada jaminan akan berlangsung lama. Dalam sejarahanya kelompok pejuang di sini ketika dalam kondisi sulit maka chaos keamanan pasti akan mengancam Israel.

Lantas bagaimana sekanario Gaza di tahun 2016

Sekenario Gaza di Tahun 2016

1. Pemerintah di Gaza akan menarik dari tanggungjawab keamanan di perbatasan dengan Mesir.

2. Hamas menyerahkan perlintasan kepada komite bentukan faksi-faksi Palestina opsi ini tidak diterima oleh otoritas Palestina dan Mesir.

3. Terjadi perang dengan Israel miliu saat ini menjurus kepada opsi ini. Namun hasil dan imbas dari opsi ini tidak bisa ditebak atau prediksi.

4. Situasi akan lepas kendali dan terjadi chaos dan ini risiko berat bagi faksi-faksi Palestina. ini juga opsi yang dikhawatirkan Israel.

5. Inisiatif Turki akan berhasil solusi ekonomi yang diterapkan akan membuat Gaza akan bertahan dalam kondisi tenang untuk beberapa tahun. Namun solusi ini ditolak oleh pihak-pihak di kawasan. Tetap saja kesan keberhasilan harus ditimbang dari sisi Israel apakah merasa terbebani atau diuntungkan.

Tahun 2016 akan berat bagi Gaza namun di saat yang sama ada sejumlah peluang penting untuk menggulirkan persoalan blockade di sana.

A. Menganalisis Realita Tepi Barat dan Miliu Politiknya

Tepi Barat ada arena segala peristiwa penting karena menjadi markas Intifadhah saat ini yang berdekat dengan Al-Quds. Bersamaan dengan itu sejumlah pihak berusaha menata ulang status quo politik di sana melalui sejumlah persoalan:

1. Persoalan politik perundingan dengan Israel. Otoritas Palestina berusaha menempuh opsi ini namun Israel ingin perundingan di bawah proyek ekonomi bukan politik.

2. Rekonsiliasi Palestina. namun ini sulit bagi Otoritas Palestina dan Fatah karena terkait dengan persekutuan internasional dan saling tumpang tindihnya persepsi masa depan bentuk Otoritas Palestina.

3. Rekonsiliasi Fatah internal. Ini persoalan meresahkan di arena Palestina sebab menjadi gerbang untuk mendesain kepemimpinan Palestina di masa mendatang.

4. Intifadhah Al-Quds ini rukun penting untuk membalikan keadaan. Namun miliu politik di Tepi Barat yang terus berputar bisa jadi akan mengancam Intifadhah. Bahkan bisa jadi operasi politik di sana bisa mengubur capaian Intifadhah yang sudah terwujud.

Menurut Pusat Kajian Urusan Palestina – Israel realita di Tepi Barat di saat Intifadhah masih berlangsung menjadi peluang untuk mengokohkan rekonsiliasi dan memperbaiki situasi politik.

Ini menuntut sejumlah langkah terpenting adalah

Pertama faksi-faksi Palestina terutama Fatah harus menyadari bahwa faksi paling dibidik di 2016 adalah Fatah karena mereka sedang dan akan melakukan restrukturisasi kepemimpinan.

Kedua realita politik di Tepi Barat mengharuskan semua pihak untuk melebur dalam satu jasad politik yang terdiri dari faksi-faksi Palestina menghadapi proyek zionis penjajah dan imbas situasi chaos di Arab.

Ketiga Intifadhah Al-Quds mesti dipikul bersama oleh seluruh kekuatan Palestina.

B. Menganalisis Persepsi Israel 2016

Israel berusaha di tahun 2016 melancarkan sejumlah rencana di kancah Palestina dan kawasan

1. Meluaskan hubungan dengan negara-negara Arab untuk mewujudkan sejumlah target terutama dalam persoalannya dengan Palestina.

2. Mengepung Intifadhah Al-Quds karena itu akan menjamin keamanan Israel dan rencana terhadap Al-Quds yahudisasi dan pemukiman yahudi bisa lancar.

3. Netanyahu berusaha mengegolkan pembangunan 55 ribu unit hunian yahudi di Tepi Barat dan Al-Quds untuk bisa menyempurnakan kekuasaannya terhadap wilayah E1.

4. Meningkatkan imigran yahudi ke Palestina menjadi 50 ribu yahudi setiap tahunnya.

5. Mengepung warga Arab Palestina di wilayah jajahan 1948 dengan terus memukul Gerakan Islam secara politik.

6. Meluaskan perdagangan gas sehingga menyumbang anggaran negara hingga 25% bagi negara Israel.

7. Memainkan kasus permasalahan Iran Turki agar dunia memboikot mereka.

8. Menguatkan keamanan di front perbatasan utara dan selatan Israel.

Kesimpulan

Kepala Pusat Studi Al-Quds Ala’ Rimawi dalam mengomentari analisis Pusat Studi Urusan Palestina – Israel menegaskan Intifadhah Al-Quds dan realita politik di Palestina bisa saling menguatkan untuk meluruskan yang salah selama ini dalam memperjuangkan Palestina. Israel mengerti kelemahan pihak Palestina dan miliu negara-negara sekitarnya yang tidak mendukung. Israel memanfaatkan situasi ini untuk melancarkan rencana-rencananya.

Namun Palestina juga memiliki sejumlah bargaining yang dikhawatirkan oleh sejumlah pihak

Pertama kelompok pejuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza yang merupakan status quo saat ini dan menjadi alat yang kuat dan penting.

Kedua Intifadhah yang dikhawatirkan Israel terus berkembang hingga ke seluruh wilayah Palestina.

Ketiga persatuan warga Palestina di wilayah jajahan 1948.

Keempat lemahnya miliu keamanan di negara-negara Arab sekitar Israel terutama di sisi utara dan selatan.

Kelima perang Gaza meyakinkan bangsa Palestina untuk memilih perlawanan dan kini hasilnya bisa dilihat dalam bentuk Intifadhah Al-Quds.

Rimawi menutup Israel ingin tahun 2016 adalah tahun mereka. Namun Palestina harus menerjemahkan keinginannya dalam menghadapi rencana jahat Israel zionis penjajah. (at/infopalestina)

Short Url:

Coppied