Media Otoritas Palestinamelancarkan serangan terhadap pawai kepulangan dengan dalih bahwa pawai initelah gagal mencapai tujuannya. Untuk itu kita merenung sejenak untukmembicarakan masalah ini secara objektif.
Pawai kepulanganyang diluncurkan di Gaza ini untuk mewujudkan dua tujuan: langkah menuju hak kembalipengungsi Palestina ke tanahnya dan pencabutan blokade dan sanksi yang diberlakukanterhadap Gaza demi memperkuat sepirit juang warga Palestina.
Tujuan pertama: pembebasan Palestina dan kembalinya para pengungsi adalah tujuanjangka panjang yang tidak mungkin dicapai dalam satu atau dua tahun dan yangtidak mungkin dicapai dengan sebagian kecil rakyat Palestina tanpa dukunganArab secara konkrit.
Namun pawaikepulangan ini telah mencapai prestasi ke arah ini jika kita melakukaninventarisasi apa yang terjadi selama setahun terakhir:
Setelah sebelumnyapenjajah Israel mencegah Palestina memasuki wilayah perbatasan dan membataasi zonapenyangga (isolasi) sejauh ratusan meter (di sebuah daerah sempit dan kecilseperti Gaza ratusan meter itu sangat berarti) zona tersebut berhasilditerobos dan warga Palestina dapat mencapai perbatasan sepenuhnya yaituwilayah perbatasan yang telah diduduki secara de facto sejak 52 tahun lalu.
Peristiwaberturut-turut dan terakhir adalah serangan di utara Tel Aviv telah mengungkaptingkat kerapuhan situasi internal Zionis dan kurangnya spirit dalam tentara penjajahIsrael. Hal ini berdampak pada pembunuhan kepercayaan para pemukim Israel pada negaranyadan proyek Zionis secara keseluruhan.
Tidak bolehmeremehkan karena faktor pesikologis ada bukti perang Vietnam. Saat ini bertepatandengan peringatan 51 tahun serangan “Tet” pada tahun 1968 ketikapasukan Vietcong dan Vietnam Utara melancarkan serangan besar-besaran terhadappasukan Amerika dan agen-agen mereka di Vietnam Selatan.
Tujuannya waktuitu adalah untuk membebaskan beberapa daerah mengobarkan pemberontakan melawanpenjajah Amerika meskipun ada kerugian besar yang diderita oleh pemberontakdan kegagalan untuk mewujudkan dua tujuan tersebut akan tetapi mereka mencapaitujuan lain yang lebih penting orang-orang Amerika mulai mempertanyakankelayakan terlibat dalam perang ini karena kerugian besar yang dialami para tentaraAmerika. Amerika tidak mundur segera tetapi terus berlanjut sampai tahun 1975tetapi spirit moral mereka rendah yang akhirnya diputuskan untuk menarik diri.
Perang initelah membuat kerugian Amerika dengan kehilangan 58 ribu prajurit yang tewasdan 2 juta di pihak Vietnam tewas (antara sipil dan militer). Perang berakhirdengan kekalahan Amerika karena sebagai pihak yang paling kecil mampumenanggung kerugian.
Tujuan kedua adalah untuk membebaskan blokade dan sanksi atas Jalur Gaza. Disini kita harus membaca rencana “Zionis-Abbas” yang merupakan sanksiprogresif terhadap Gaza untuk mendorong rakyat menentang perlawanan danmenerima pelucutan senjata perlawanan sebagai imbalan untuk sepotong roti.
Pawai kepulangandapat mengerem dan menghambat rencana ini. Tanpa pawai sanksi akan meningkat secarasignifikan dan pasti meletus perang saudara di Gaza. Hal ini nampak jelas darikampanye yang menghasut kontra pawai kepulangan dan menginginkan agar Gaza terseretke dalam perang saudara dan pertumpahan darah rakyat.
Pawai kepulanganberhasil memaksa penjajah Israel dan orang-orang Mesir untuk meringankan blokade.Akan tetapi belum melegakan dan sudah tentu belum bisa membebaskannya. Saya yakinini tidak mungkin selama situasinya seperti sekarang ini di negara-negara Arab.Yang mungkin bisa diwujudkan adalah melonggarkan blokade.
Kesalahan pawai
Tidak adakeraguan ada kesalahan yang harus disadari dan dihindarinya. Di antarakesalahan yang paling penting:
1. Kurangnyatindakan pencegahan lapangan untuk mengurangi kerugian di kalangan pesertapawai terutama pada awal-awal pawai. Meskipun sudah mengalami peningkatankinerja akan tetapi masih lebih dibutuhkan dalam hal ini.
Mungkin halyang paling penting untuk dilakukan adalah membatasi hari-hari yang menjadifokus yang menghadirkan peserta pawai dalam jumlah besar dalam aksi-aksidamai dan di hari-hari lain dalam aksi “non damai” atau setidaknya paraaktivis dalam aksi non-damai menjauhi kerumunan massa yang besar.
2. Tergesa-gesaingin memanen hasil negosiasi pembebasan blokade dan menaikkan tingkat harapanorang-orang. Masalahnya tidak mudah dan butuh nafas yang lebih besar dankebijaksanaan dalam pengelolaan pertempuran media agar perlawanan tidak tampakbersemangat pada gencatan senjata atau kesepakatan dengan penjajah Israel.(was/pip)