Sun 11-May-2025

Pernyataan Abdurrabbih dan Abbas Alibi Lebih Buruk dari Dosa

Senin 18-Oktober-2010

Yasin Izzuddin

Beberapa hari yang lalu Yasir Abdurabbaih mengeluarkan pernyataan di media Zionis Haaretz bahwa dirinya tidak ada kendala untuk mengakui keyahudiaan Israel setelah jelas perbatasan Negara Palestina katanya. Dua tahun sebelumnya Salam Fayadh dalam pertemuanya dengan para wartawan mengungkapkan dirinya meminta Israel untuk menyingkirkan perlintasan yang tidak membantu keamanan Israel. Untuk gantinya dirinya bersedia menyetujui perlintasan Israel yang memberikan pengamanan terhadap permukiman Zionis dan daerah jajahan. Ia hanya ingin menyingkirkan segala sesutatu yang tidak perlu.

Pada hari berikutnya Abdurrabih membantah apa yang telah diungkapkanya. Harian Maan dan situs BBC Arab menjelaskan pernyataan yang dilansir TV Aljazeera. Ia mengatakan pihak otoritas siap melakukan pembahasan apapun dengan Israel setelah ada kejelasan mengenai perbatasan Negara Palestina hingga berlanjut ke perdamaian serta mengakui Israel apa adanya. Dalam arti pihaknya tidak menolak prinsip pengakuan terhadap keyahudian Israel ia menginginkan pembahasan tersebut dilakukan kemudian.

Adapun Mahmud Abbas pernah menjawab pertanyaan wartawan terkait pertemuanya dengan menteri luar negeri Finlandia Kamis kemarin. Ia mengatakan sikap saat ini mengakui adanya Israel. akan tetapi jika Israel ingin menamakan dirinya sendiri maka silahkan saja berbicara dengan PBB. Karena hal tersebut bukan kewenangan kita. Dengan arti penamaan Negara Israel sebagai Negara Yahudi dan Demokratis bukan urusan otoritas Palestina.

Mungkin ada yang berkata apakah anda tahu bahwa Abbas akan menerima keyahudiaan Israel ketika melakukan pembahasan dimasa yang akan datang. Sederhananya karena sejerah Israel dan sejarah otoritas Palestina menunjukan bahwa di tahun-tahun yang lalu mereka telah menyetujui secara nyata usulan pihak Zionis. Kalau kita ambil Peta Jalan Damai yang telah kita setujui dan juga disepakati pihak Zionis. Ternyata pihak Zionis belum melaksanakan satupun yang menjadi kewajibanya. Sementara itu pihakl otoritas telah melakukan segala sesuatunya. Dan setelah semua dilaksanakan muncullah perundingan baru kembali.

Kesimpulanya otoritas tunduk pada usulan Zionis. Sementara Abdurrabih dan Abbas lari dari usulan keyahudian Negara Israel. Dengan arti baik keduanya mengakui keyahudian Israel atau takut menolak keyahudian Iseael. Tetapi kesimpulanya sama yaitu keduanya tunduk dan patuh terhadap keinginan Zionis untuk menjadikan negaranya sebagai Negara Yahudi.

Keyahudian Israel tidak bisa dinegosiasikan sekarang ataupun 1000 tahun yang akan datang. Yang paling parah dari masalah ini adalah memberikan legitimiasi bagi Zionis untuk mengusir rakyat Palestina dari wilayah hijaunya. jika salah seorang warga dihadapkan pada pengusiran yang benar-benar nyata dimasa yang akan datang. Maka Zionis akan berkata pada mereka tunggulah masalah ini masuk dalam perundingan dengan dengan pihak otoritas dan tidak ada perlunya kalian masuk dalam perundingan ini. Seperti masalah permukiman hari ini perundingan akan terus berlanjut dan berlanjut tanpa hasil apapun.

Saya ingatkan ketika PLO mulai berunding tahun 1991 alasanya adalah untuk menghentikan permukiman Zionis. Tapi buktiknya seiring dengan perundingan demi perundingan permukiman Zionis justru meningkat empat kali lipat di Tepi Barat. Pertumbuhan penduduk Zionis di Tepi Barat meningkat 6 % pertahun padahal di wilayahnya sendiri pertumbuhan penduduk Zionis hanya 18 %. Permukiman terus berlangsung sementara perundingan tak pernah berhenti walau tanpa hasil apapun. (asy)

Short Url:

Coppied