Duo terorisNetanyahu dan Lieberman menyetujuai pembangunan 2500 unit hunian yahudi baru dibeberapa wilayah di Tepi Barat dan Al-Quds sebelum mereka bertemu denganPresiden Amerika Donald Trump.
Perilakupolitik Israel dalam hal ini sudah dikenal secara umum. Israel memanfaatkanvakum politik dunia dan fase peralihan di kepresidenan Amerika untuk bisa bisamewujudkan capain sebagai ganti yang luput.
TujuanIsrael di antaranya:
Pertamameningkatkan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Al-Quds dengantanpa hambatan.
Keduadorongan besar Israel agar Amerika memindahkan kedutaan besarnya ke Al-Quds.
Ketigamengosongkan kecenderungan dan tekanan politik yang melawan Israel denganintevensi Amerika.
Keempatmendorong Amerika mengadopsi visi Israel dalam persoalan Iran dan perang diSuriah.
Di sisilain Netenyahu mengadapi serangan opini dari TV2 dan TV10 Israel serta Haaretsmelalui kasus korupsi yang membelit PM Israel itu.
Karena ituNetanyahu berusaha memainkan persoalan polemic di arena internasional dan dalamnegeri untuk menutupi kasus korupsi yang menjeratnya.
Selain ituuntuk menghindari kasus yang menyanderanya Netanyahu dikhawatirkan akanmenempuh kebijakan yang bisa mengancam keamanan di Tepi Barat menyerang wargaPalestina 1948 Gaza dan wilayah perbatasannya.
NamunNetanyahu akan tetap fokus ekspansi permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Al-Qudsserta merampas lebih luas tanah-tanah warga sampai bisa membangun 100permukiman Yahudi termasuk di Hebron yang paling menjadi fokus.
Tahun inimenjadi paling berbahaya dalam hal permukiman. Sehingga elit Palestina dituntutuntuk menempuh langkah mendasar berupa rekonsiliasi Palestina dan menghentikankoordinasi keamanan dengan Israel serta memastikan langkah perjuangan perlawanandengan berbagai bentuknya. Namun sampai saat ini perkembangan tidakmenggembirakan. Situasi politik Palestina saat ini justru bisa menciptakan bencanabagi Palestina. (at/pip)