Abdullah Muhammad Abdur Rahim
Setelah mengalami kepedihan kedlaliman invasi kegelapan di tengah kondisi blokade Israel dan setelah merasakan kematian pelan-pelan di perlintasan dan di RS-RS rakyat Palestina memutuskan untuk membongkar blokade dan menembus perlintasan untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Perlintasan sudah terbuka pertanyaannya di sini apa setelah itu? Sejumlah sekenario terlintas di benak penulis
Sekenario pertama Ramallah akan tunduk kepada gagasan Haniya untuk melakukan pertemuan dengan mediasi Mesir dan kesepakatan segitiga soal mekanisme organisir perlintasan. Namun sekenario ini akan dihalangi bahwa Ramallah tidak rela dengan gagasan Haniya karena menilai langkah ini dianggap Abbas sebagai kekalahan politik besar. Bahkan kalau seandainya tunduk kepada gagasan Haniya Israel tidak akan rela tinggal diam. Zionis akan menekan pada sekutunya akan mencegah pertemuan Haniya dan Abbas atau mencegah diterapkannya kesepakatan jika terjadi. Dan Hamas yang terlibat konflik panjang dalam membebaskan Gaza dari mengekor Israel tidak akan menerima pihak Israel dalam salah ajang ini. Kesimpulannya sekenario ini mati sebelum lahir.
Sekenario kedua Israel akan menghasung pasukannya dan kembali menjajah perlintasan sehingga mereka mampu memblokade Gaza secara kuat. Namun sekenario ini terhambat oleh pengetahuan Israel akan kemampuan perlawanan Palestina yang akan menghalangi mereka jika menjajah kembali. Penulis tidak mengatakan bahwa Israel tidak mampu secara militer dalam menjajah Jalur Gaza. Namun penulis mengatakan bahwa Israel tidak mampu menanggung konsekwensi dari invasi dan penjajahan kembali ini. Terutama karena perlawanan Palestina tidak akan mampu dihabisi secara final. Jika Israel memutuskan untuk menjajah kembali Jalur Gaza maka ia harus menjajah titik pemisah antara wilayah tengah dan Khan Yunis dan perlintasan Shalahuddin “Netsarm”. Di sisi lain Mesir tidak akan menerima jika perbatasannya dibagi dengan Israel. Meski sejumlah titik perbatasan antara kedua pihak itu (Israel dan Mesir). Sebab Mesir ingin mengurangi pengaruh Israel di perbatasan agar idak berbahaya. Kesimpulannya sekenario ini juga cacat otak sebelum lahir.
Sekenario ketiga sekenario ini didasarkan kepada pernyataan resmi Israel bahwa mereka akan memperlajari keputusan memutus hubungan penuh dengan Gaza. Artinya Israel akan meninggalkan perlintasan terbuka sehingga negara zionis ini membuang beban penderitaan rakyat Gaza. Jika ini terjadi maka perang menjadi legal negara akan melawan negara. Namun sekenario ini terhambat oleh kekhawatiran Israel terhadap berkembangnya kekuatan perlawanan Palestina secara umum dan Hamas secara khusus. Terutama melalui penyelundupan senjata atau bahkan menyusupnya anggota Al-Qaidah ke Gaza sehingga dalam waktu dekat akan menjadi lebih kuat dari Hizbullah. Di tambah lagi Mesir akan menolak bertanggungjawab terhadap rakyat Gaza. Kesimpulannya sekenario ketiga ini juga terancam gagal.
Sekenario keempat Ramallah akan meminggirkan Hamas dan akan menggelar pertemuan segitiga dengan Mesir dan Israel untuk menyerahkan perlintasan kepada pasukan keamanan internasional. Hal ini akan membantu pemerintah Ramallah dan pengaruhnya serta menjaga keamanan Israel. Namun sekenario ini terhalang oleh Hamas yang menolak langkah ini sebab melibatkan Israel yang tidak memiliki hak dalam mengurus perlintasan. Juga karena langkah yang mengabaikan posisi Hamas yang mayoritas di parlemen Palestina dan kekuatan militernya politik dan internasional. Juga Hamas menilai eksistensi pasukan keamanan internasional sebagai intervensi terang-terangan terhadap urusan Palestina. Sehingga Hamas akan menganggapnya sebagai pasukan penjajah yang akan menjadi sasaran dan target perlawanan. Jadi sekenario yang ini sekarat sebelum bernafas panjang.
Sekenario kelima Hamas akan menilai bahwa penolakan Ramallah terhadap gagasannya sebagai langkah meminggirkan gerakan perlawanan Islam Palestina tersebut. Sehingga Hamas akan bertemu dengan Mesir dan bersepakat untuk mengorganisir perlintasan. Apalagi Mesir tidak terima menjadi satpam keamanan di perlintasan yang lebih membantu kepentingan Israel dan untuk tujuan yang tidak dibutuhkan. Bahkan dalam posisi seperti ini Mesir seperti menjadi kacung dan agen Israel. Namun sekenario ini terhambat oleh Mesir yang mendapatkan tekanan internasional dengan pimpinan Israel agar mencegah sekenario ini. Juga Mesir tidak akan menyatakan legalitas Hamas sebab negara piramida itu tidak akan tahan dengan tuduhan dari Amerika sebagai negara pendukung terorisme. Mesir juga tidak akan memberikan kesempatan kepada kelompok Islam untuk konsolidasi dan menempuh cara-cara Hamas. Namun menurut penulis sekenario ini adalah paling dekat dengan kenyataan. (bn-bsyr)