Wed 7-May-2025

Perlawanan Warga Al-Quds dan Intifadhah Palestina Mendatang

Selasa 4-November-2008

Yaser Zaaterah

Dostor Jordania

Tahun 2000 tepatnya pasca Cam David meletus intifadhah Palestina.

Pemerintah otoritas Palestina pada saat itu berkubang dalam kerusakan birokrasi dan korupsi. Para revolusioner yang berubah menjadi pebisnis terjun langsung ke lapangan. Sementara kerjasama keamanan sudah mencapai puncaknya dengan menangkapi tokoh-tokoh perlawanan. Ratusan kader Hamas dijebloskan dalam penjara di Tepi Barat atau Jalur Gaza.

Di Palestina terjadi sejumlah proses perundingan yang dijanjikan akan berakhir dengan berdirinya negara Palestina berdaulat penuh di wilayah jajahan 1967 termasuk Al-Quds kembalinya pengungsi. Ternyata mereka dikagetkan dengan rute lain. Israel justru meminta bagian bawah masjid Al-Aqsha dan sebagian di wilayah atasnya. Para perunding di Cam David toh akhirnya hanya menyadari bahwa janji kepada mereka berupa negara yang kurang berdaulat terpisah-pisah dari 80 persen wilayah jajahan 1967. wilayah yang dimasukkan ke Al-Quds di Tepi Barat tidak dianggap milik Palestina demikian juga wilayah-wilayah lembaga yang akan disewa selama bertahun-tahun.

Sekarang ini muncul sejumlah harapan meletusnya Intifadhah baru di Palestina. indikasinya berupa operasi serangan yang berkali-kali terjadi di Al-Quds dimulai dengan aksi tusuk pisau dan buldoser. Ada upaya serangan serupa di wilayah lain di Tepi Barat. Faktor rilnya tidak jauh beda dengan sebelumnya yakni kegagalan perundingan demi perundingan dan kejahatan Israel terus menerus berupa pemasangan perlintasan pembunuhan penangkapan arogansi dan kekerasan warga pemukim Yahudi. Disamping itu kekerasan aparat keamanan Abbas terhadap warga sipil dan penangkapan yang mereka lalukan terhadap pejuang rakyat Palestina.

Ya memang perpecahan cukup memberatkan Palestina. namun itu tidak menghalangi meletusnya Intifadhah. Sebab tidak ada yang bisa menyatukan Palestina melebihi perang menghadapi Israel. Buktinya ketika terjadi Intifadhah Al-Aqsha 2000.

Tidak benar jika kita menunggu aksi massa. Sebab harus ada faksi dan kekuatan hidup di masyarakat yang berperan menyalakan Intifadhah baru yang bisa mewujudkan banyak hal jika dimenej dengan baik dan cerdas. Di ufuk regional dan internasional muncul tanda-tanda perubahan yang memihak kepada rakyat Palestina. di antaranya kekalahan Amerika di Irak dan beberapa tempat lain. Disamping itu muncul gejalan kejenuhan dan kepayahan masyarakat Israel akibat kekalahan dan hilangnya komandan tinggi mereka serta menurunnya spirit militer mereka.

Ya perubahan-perubahan itu harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat Palestina dan masalah mereka sehingga memperoleh hak yang adil. Tidak masuk akal jika perlawanan di Libanon menang meningkatnya perlawanan di Afganistan Somalia Amerika tidak mengetahui apa yang harus lakukan di Irak sementara rakyat Palestina hanya menjadi tawanan tragedy yang menimpa mereka meski sudah memberikan pengorbanan demi pengorbanan.

Dari pada melakukan dialog yang hanya mengkristalkan otoritas Palestina berjuang untuk kepentingan Israel kenapa tidak dilakukan dialog soal peluncuran gelombang perlawanan baru bagi Palestina sehingga mereka bisa dianggap di mata dunia. Yakni dengan cara mengajak semua kelompok Palestina untuk berunding dan sepakat untuk melakukan perlawanan dan mengusir penajajah. Terutama mengusir Israel dari Tepi Barat tanpa syarat. Apalagi sekarang ini gencatan senjata sudah selesai.

Jalan perlawanan adalah satu-satunya yang mampu mengembalikan masalah Palestina ke tempat yang semestinya. Sementara dialog-dialog yang membicarakan perundingan dan demokrasi di bawah penjajah Israel hanya membuat celaka dan hanya akan menyebabkan kemunduran dan perpecahan. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied