Rakan Al-Majali
Dostor Jordania
Ketika kita katakana bahwa warga Palestina di Jalur Gaza siap mengorbankan hidupnya demi kehidupan bangsanya dan keadilan nasibnya agar memperoleh hak-haknya yang paling rendah. Artinya semua manusia Palestina yang hidup di bawah baying-bayang penjajah Israel adalah sebuah proyek syahid. Sebagaimana spirit perlawanan dan ketegaran di Gaza maka spirit itu juga bergelora di Tepi Barat yang mengalami tekanan kedlaliman pembantaian penawanan dari Israel hingga kekerasan dari otoritas Palestina.
Karena kejadian paling hangat adalah perang langsung terhadap Gaza maka kita akan menganalisis serangan Israel otoritas Palestina Negara-negara Arab dan kolisi jahat internasional terhadapnya (Gaza). Ia adalah serangan terhadap perlawanan dan keteguhan Palestina dalam mempertahankan tanah airnya. Perlawanan ini merupakan wujud dimensi nasional dengan tingkat moral dan pembelaan terhadap kehormatan paling tinggi yang merupakan hak suci setiap bangsa. Yang paling penting ketegaran rakyat Palestina dan perlawanannya adalah focus perwujudan perdamaian sebagai nilai yang paling tinggi ia perlawanan menolak menyeranh kepada penjajah dan tekanan asing ia semangat tanpa putus asa untuk maju menuju perdamaian yang adil dan utuh yang menjamin hak standar rakyat Palestina dan memberikan keamanan dan stabilitas di kawasan termasuk keamanan Israel pun.
Anomaly yang kini terjadi adalah dunia sedang berkoalisi anti perdamaian dan mendukung kejahatan dan rasialisme Israel dalam rangka menawarkan “istislam” menyerah (bukan “salam” perdamaian) kepada kekuatan militer dan melepaskan tangan Israel untuk terus menerus menenggelamkan Gaza dalam lembah tragedy dan melakukan perang penghapusan dan kehancuran termasuk di Tepi Barat yang tiada hentinya sejak tahun 2000 hingga sekarang.
Sebagaimana diketahui bahwa Israel ingin menjatuhkan dari tangan Palestina “kertas terakhir” dalam perundingan perdamaian. Yaitu kertas “perlawanan dan keteguhan” memegang hak-haknya sehingga nantinya mereka tidak lagi memiliki bargainisng sama sekali dalam perimbangan kekuatan dalam meja perundingan atau di lapangan ril. Perlawanan Palestina memiliki tujuan yakni mewujudkan perdamaian dan serangan Israel bertujuan satu yaitu memaksa Palestina menyerah.
Dengan persepsi di atas maka koalisi politik internasional dan regional untuk memerangi Gaza adalah alat di tangan Israel dalam menggagalkan proses perdamaian di Palestina khususnya dan mengancam perdamaian regional internasional secara umum. Ketika Negara-negara dunia berkonsensus bahwa perdamaian Arab – Israel adalah focus pilihan untuk mengakhiri ketegangan dan instabilitas di kawasan dan di seluruh dunia maka ketika dunia hendak membunuh perdamaian untuk menyenangkan Israel maka ini sama saja menghancurkan perdamaian dan kejahatan terhadap hak kemanusiaan. Perang politik terhadap Gaza dan eskalasi menekan wilayah ini merupakan tindakan tidak manusiawi tidak bermoral serangan jahat yang hanya menekan pihak rakyat Palestina untuk menyerah. Ketidakmampuan militer Israel tidak mungkin diganti oleh tekanan politik internasional. Jika diperhatikan statemen elit militer Israel maka bisa disimpulkan bahwa Israel tidak akan ragu-ragu menginvasi Jalur Gaza dan kembali menjajahnya meski harus mengorbankan nyawa ribuan Palestina dan menghancurkan Jalur Gaza secara keseluruhan.
Yang ditakutkan Israel seperti yang disampaikan oleh Menhan Israel Ehud Barack dan elit militer lainnya adalah mudahnya masuk ke Jalur Gaza namun sulitnya keluar dari atau bahkan mustahil. Sebab Gaza akan menjadi kuburan serdadu Israel seperti yang diungkap oleh sebuah harian Israel yang menyatakan bahwa kekalahan Israel di Jalur Gaza menjadi awal hancurnya Israel ketika maker jahat akan makan tuannya. (bn-bsyr)