Mon 5-May-2025

Perang Ganas Terhadap Logika dan Pemikiran Arab

Selasa 25-September-2007

Dr. Muhammad Shalih Musfir

(Asy-syarqQatar)

Bangsa Arab selama ini mengalami berbagai macam jenis peperangan. Perang ekonomi perang media perang budaya perang social terutama di bidang perempuan perang air perang propaganda perang pendidikan dan agama perang perbatasan. Yang terbaru adalah perang “pelalaian” yang lebih keras dari perang bersenjata.

Penulis tidak merasa heran dengan perang terhadap bangsa Arab Islam. Namun penulis heran terhadap respon atas perang ganas itu. Tidak semua jenis perang akan penulis singgung dalam tulisan ini. Penulis hanya menyampaikan soal “perang pelalaian”. Perang ini lebih berbahaya dari perang bersenjata sebab perang ini menciptakan keragu-raguan terhadap kemampuan kita dan keinginan kepercayaan satu sama lain.

Dua pekan lalu akal kita diserang. Ketika Israel mengumumkan bahwa Jalur Gaza adalah “entitas musuh” maka akal Arab melalui media massa pun dipermainkan. Akal Arab disibukkan apakah Jalur Gaza sebelumnya entitas kawan dan kini menjadi musuh? Dan apakah Tepi Barat di Palestina entitas kawan sebab Mahmod Abbas dan kelompoknya berusaha mengubur gerakan perlawanan Palestina hidup-hidup dan mengejar semua yang menyerukan perjuangan bersenjata terhadap Israel ?

Sebagian negara Arab mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap pernyataan Israel tersebut tapi dengan malu-malu dan sebagian menolak keras pernyataan Israel itu. Tapi Mahmod Abbas presiden Palestina menyayangkan keluarnya pernyataan Israel itu bahkan menyebutnya sebagai keputusan sewenang-wenang sebab akan menambah penderitaan rakyat Palestina.

Sikap Israel tidak sampai di situ mereka kemudian melakukan invasi ke kamp pengungsi Al-Ain di Nablus dan menangkap 40 orang Palestina dari Qalqiliah dan sekitarnya. Semua ini dilakukan 24 sebelum pertemuan digelar antara presiden Palestina Mahmod Abbas dan PM Israel Ehud Olmert. Penulis sangat berharap agar Abbas menjadikan serangan Israel sebagai alasan untuk menggagalkan pertemuan dengan Olmert dan pertemuan berikutnya dengan Condalizza Rice sebab sikap Israel merupakan pengumuman perang terhadap rakyat Palestina dengan dukungan Amerika. Dengan apa lantas kita bisa bersikap adil dengan Mahmod Abbas.

Kita disibukan oleh pengumuman Israel soal niatnya untuk membebaskan 90 tahanan Palestina untuk mendukung Mahmod Abbas namun ia tidak menyatakan pihaknya telah menangkap dan membunuh dua pekan lalu 90 orang Palestina. Demikianlah kita disibukkan dengan kabar yang menyatakan Israel menerima 498 eksodus Sudan sementara pada saat yang sama ia menolak kembalinya pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka.

(2)

Kita akan disibukkan dengan informasi-informasi ke depan. Amerika sesekali menyatakan: rencananya siap menyerang Iran Perancis ikut dalam langkah yang sama untuk menguatkan informasi itu. Kemudian Perancis meralat sikapnya dan Amerika juga namun semua pilihan tetap terbuka. Sementara Rusia mengingatkan agar jangan mengambil langkah gambling dalam perang di Timur Tengah sementara Arab hanya menyoraki apakah Iran diserang atau tidak. Iran akan membalas satu sha’ dengan dua sha’. Amerika adalah negara terkuat akan memberikan izin kepada Iran untuk eksis. Iran akan mengubah dunia menjadi terbakar seluruhnya. Namun kita tidak mendengar persiapan perang militer dan sipil jika perang benar-benar terjadi antara Iran dan Amerika.

Opini lain menyatakan Amerika tidak akan menyerang Iran secara langsung namun ia akan mendorong Israel untuk membalas dendamnya atas kekalahan dan kerugiannya di Libanon. Ia juga akan menyerang Suriah dan Hizbullah sehingga Iran akan intervensi. Dan bangsa Arab yakin kawasan mereka akan mengalami perang ganas.

Berita-berita menyatakan komando Israel menembus otoritas Suriah dan berhasil menculik bahan sangat mahal dan berbahaya. Maneuver militer Israel kini sedang berlangsung di Golan barat untuk persiapan perang atas Suriah. Seorang delegasi Suriah tiba di Korea Utara untuk menyepakati kerjasama kesepakatan baru dan di ada perang isu kuat yang menyatakan Suriah akan memiliki senjata pemusah massal buatan Korea Utara dan tentu ini tidak diinginkan oleh Amerika dan Israel.

Media massa menyebutkan bahwa perang diplomasi ganas antara Saudi dan Yaman dan Libya termasuk di dalamnya dan sebuah pertemtuan gagal dilakukan antara komisi bersama Yaman dan Arab Saudi.

Perang-perang ini berlangsung di public Arab. Apakah kita berfikir untuk mengembalikan solidaritas Arab dan mengefektifkan kesepakatan pembelaan Arab bersama dan mereformasi antar anak bangsa Palestina? Apakah para pemimpin kita layak untuk ikut konferensi musim gugur mendatang untuk bersatu melawan wajah kedlaliman Amerika? penulis harap demikian. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied