Thu 8-May-2025

Penggalian Bawah Tanah Berlanjut Untuk Bangun Mitos Kuil

Selasa 7-Juni-2016

Selama beberapa tahun belakangan masjid Al-Aqsha beradadalam &ldquoperang diam-diam&rdquo dengan instansi-instansi dan lembaga resmi dan nonresmi Israel. Meski secara&nbsp ideologypolitik instansi dan lembaga itu berbeda-beda dari yang beraliran sekuleragama atau harede. Baik yangdidanai langsung oleh pemerintah Israel atau dari lembaga zion-kristen internasional.

Sejak GerakanIslam dan lembaga-lembaga pembela Al-Aqsha pada 15 November lalu dilarang resmioleh Israel lembaga-lembaga dan instansi zionis makin pongah. PM IsraelBenjamin Netanyahu mengeluarkan keputusan sebelum hari raya Paskah bahwa Yahudisilahkan masuk Al-Aqsha tanpa rasa takut dan gentar. Hal itu karena Israelkerjasama dengan pemerintah Yordania (sebagai pemegang mandat resmi diAl-Aqsha) dan pelarangan Gerakan Islam.

Ada dua agendajahat Israel di Al-Aqsha rencana lembaga-lembaga &ldquopembela kuil&rdquo dalam mendirikankuil mitos mereka untuk menciptakan status quo dengan cara menggali terusterowongan di bawah masjid Al-Aqsha. Ini mereka anggap sebagai senjata (dalih)ilmiah arkeologi untuk membuktikan hak mitos mereka dengan berbagai tafsiran.Inilah yang didukung oleh kerja politik ideologi Israel.

Pada 13 Mei laluNetanyahu mengirim surat dengan nada pongah mengecam presiden Perancis FransHoland karena mendukung UNESCO yang memutuskan tidak mengakui adanya kaitanYahudi dengan situs apapun di masjid Al-Aqsha. Keptusan UNESCO ini diambilberdasarkan usulan dari negara-negara Arab. Israel menilai langkah Perancissebagai lelucon sejarah dan berpihak kepada ekstrimisme. Bahkan tuntutan umatIslam sebagai pemilik murni di masjid Al-Aqsha adalah sikap ekstrim yang harusdiperangi.

Begitulahkepongahan Yahudi hingga menganggap tindakan kekerasan terhadap jamaah shalatdi depan kamera TV yang menyiarkan live sebagai tindakan heroik dan legendaris.Bahkan surat Netanyahu itu mendorong PM Perancis Manuel Fals meminta maaf atassikap negaranya yang disayangkan.

Surat Netanyahuitu sebenarnya merepresentasikan sikap poros kanan Israel yang ingin memaksakanstatus quo baru di Masjid Al-Aqsha uuntuk membaginya jadi dua di langkah awalkemudian dibangun kuil mitos Solomon mereka di atas Kubah Shokroh dari masjidAl-Aqsha.

Tujuan umum resmi dari lembaga zionis itu adalah membangunKuil Solomon yang dianggap sebagai poros budaya dan pembinaan di masyarakatIsrael agar yahudi mereka diberikan izin resmi menggalar ritual Yahudi dimasjid Al-Aqsha serta bekerja membebaskan Kuil dari penjajah muslim. Maka tugaskhususnyanya adalah menyiapkan masyarakat Israel yang mau berjuang demi Kuiltersebut.

Para rabi yahudi meyakini bahwa lokasi secara tepat dariKuil adalah Masjid Kubah Shakrah.

Lembaga yahudi yang bekerja keras mendirikan kuil inimencapai 53 organisasi. Setiap tahunnya mereka menghabiskan ratusan juta dolaruntuk menjalankan agenda dan aktivitas mereka dalam bidang politik budayamedia massa pembinaan studi ilmiah sesuai dengan ketentuan hukum Taurat yangmereka yakini dalam membangun Kuil ini.

Ada kamuflase antara pemerintah Israel dan lembaga-lembaga pembelakuil Yahudi. Pemeritah memberikan dana kepada lembaga tersebut dan memberiankemudahan untk meraup dana warga Yahudi di seluruh dana demi mewujudkan tujuanmereka. Mereka ini berhasil mengifiltrasi partai Likud sehinga kadernya banyakyang mendukung terus terang gagasan pembanguan Kuil Yahudi Solomon ini dansering melontarkan tuntan merobohkan masjid Kubah Sokhroh.

Pengalian di bawah masjid Al-Aqsha dan Kota Lama dimulaisejak 155 tahun lau. Namun itu semakin kuat sejak Israel menjajah Al-Quds.

Di satu sisi mereka ingin mengasuai Al-Aqsha dengan alasanmenjaga peninggalan bersejarah mereka. Karena itu mereka tak segan-seganmelakukan perusakan sistematis terhadap peninggalan-peninggalan Islam yangmereka temukan saat menggali terowongan bawah tanah. Peninggalan Islam yangmereka temukan itu sangat indah dan meyakinkan sehingga sejak lebih dari 40tahun lalu pakar-pakar arkeologi Yahudi menyatakan tak ada peninggalan Yahudi &ndashsesuai pemahaman tamlud &ndash di sekitar masjid Al-Aqsha. Sebab yang mereka temukanhanya peninggalan Islam di masa Umaiyah dan Abbasiah dan juga di masa Romawidan Bizantium.

Di antara pakar Yahudi yang menyatakan hal itu adalaharkeolog di Universitas Tel Aviv Yesrael Vinskalstain yang kemudian dikuatkanoleh peneliti Palestina Abdur Razzaq Matani bahwa yang dilakukan Israel bukanlahmencari bukti peninggalan yahudi namun hanya upaya memaksakan mitos sejarah dandipakasakan sebagai status quo. Karena itu penggalian terus dilakukan demimemaksakan diri anggapan dan mitos itu. (at/melayu.palinfo.com

Short Url:

Coppied