Tue 6-May-2025

Paksaan Palestina dalam Menghadapi Rasisme Israel

Senin 6-April-2020

Pertemuan interaktif terbuka yang dilakukan oleh Yahya Sinwarpemimpin Hamas di Gaza memberikan banyak poin pada masalah yang ditunggu-tunggujawabannya oleh masyarakat Palestina. Di saat pembicaraan didominasi tentang pandemicorona dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi Jalur Gaza daripenyebaran pandemi ini. Institusi pemerintah di Gaza sejauh ini telah mencapai keberhasilanberkat langkah-langkah yang diambil. Akan tetapi masih ada banyak upaya untuk bisasampai aman dan selamat dari pandemi ini.

Pertengahan pekan lalu Menteri Pertahanan Penjajah Israel NaftaliBennett menyatakan pernyataan rasis. Dalam pernyataan tersebut dia menghubungkanantara pemberian izin masuknya bantuan medis dan kesehatan ke Jalur Gaza untukmenghadapi pandemi corona dengan pengungkapan nasib tentara penjajah Israel yanghilang dan ditawan di Gaza. Hal mengungkap wajah penjajah Israel yang sebenarnyayang didasarkan pada pemerasan serta tindakan sadisme dan berdarah yang dilakukanpenjajah Israel selama masa penjajahan selama lebih dari 70 tahun telah dikokohkanmelalui tiga perang di Gaza dalam dekade terakhir dan blokade semakin ketat selama14 tahun.

Di sisi lain ada pemimpin perlawanan di Jalur Gaza yangmemberikan contoh terhormat dari dimensi manusia dan moral dalam menghadapikesadisan penjajah Israel. Yaitu yang disajikan oleh Yahya Sinwar seputar masalah tawanan dan pengajuaninisiatif untuk membebaskan para tawanan Palestina dari penjara-penjara penjajahIsrael. Terutama para tawanan yang sakit wanita lanjut usia dan anak-anak. Karenadikhawatirkan mereka terinfeksi wabah corona yang sedang menyebar di wilayahpendudukan penjajah Israel serta ketidak pedulian pihak penjajah Israel untuk melindungipara tawanan tersebut.

Imbalan dari inisiatif ini adalah informasi yang mengungkap nasib paratentara penjajah Israel yang hilang di Gaza. Inisiatif ini merupakan ekspresisebenarnya tentang perlawanan yang memiliki kesadaran manusiawi dan moral dalammenghadapi sadisme penjajah Israel. Inilah inisiatif pertama yang memberikanperhitungan politik internal sejak hilangnya tentara penjajah Israel di Gaza. Akantetapi kesombongan dan antagonisme Israel adalah yang mengendalikan mentalitas pimpinanmereka yang sebelumnya telah menggagalkan upaya yang sama dalam masalah tawanandan tentara Israel yang hilang di Gaza.

Sikap kedua yang lebih menonjol adalah apa yang dikatan oleh Yahya Sinwarbahwa perlawanan tidak akan membiarkan penjajah Israel melanjutkan blokade atasGaza dan memotong bantuan kemanusiaan medis dan kesehatan. Meskipun hal itu mengarahpada eskalasi yang membawa pada situasi yang memaksa penjajah Israel merespon kebutuhandasar warga.

Sejak menjabat sebagai pemimpin Hamas di Gaza Sinwar telahmempertahankan nada retorika yang selalu menentang penjajah Israel bernada tajamdan keras ke Israel. Pernyataan terakhir adalah penggunaan istilah &ldquopaksaan&rdquo agarpenjajah Israel melakukan apa yang dituntut oleh perlawanan bahkan jika itumengarah pada serangan pada pusat-pusat Israel dan melumpuhkan pergerakanorang-orang Israel di wilayah tentitas pendudukan Israel apabila blokadetersebut berlanjut dan pasokan kebutuhan yang diperlukan tidak ada yang masukke Jalur Gaza.

Perlawanan tahu apa yang diinginkannya. Perlawanan mampu memaksakanapa yang diinginkannya dengan &ldquopaksaan&rdquo itu dalam menghadapi penjajah Israel kebijakansadisnya yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Gerakan Hamastidak akan membiarkan warga dan rakyatnya dikuasai penjajah Israel. Hamas jugatidak akan membiarkan para tawanan Palestina mati di antara tembok-tembokpenjara Zionis Israel. (was/pip)

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Iyad Al-Qara