Oleh: Dr. Atallah Abul Sabah
Tudingan Muhammad Nazzal (anggota biro politik Hamas) kepada komandan aparat keamanan Mahmud Abbas Anwar Shuhaeber dan mantan anggota dinas intelijen Palestina Ahmad Husnein sebagai anggota badan intelijen
Target Israel benar-benar tepat didukung dengan personil besar dan persiapan yang matang. Peran mata-mata biasanya memiliki peran yang penting karena ia adalah orang yang paling tahu dengan target tentang kepribadian gerakan tempat tinggal dan pekerjaan serta segala perubahan yang mungkin terjadi.
Israel berupaya keras untuk bisa merekrut orang Palestina sebanyak-banyaknya yang bertugas memberikan informasi detail tentang perlawanan dan orang-orangnya tempat tinggalnya dan terkadang tentang peran serta rencana mereka. Dengan banyaknya orang-orang dengan peran seperti ini bisa mewujudkan keberhasilan dan mampu mendekati orang-orang yang menjadi target kemudian dibunuh. Para pemimpin pertama Israel punya perhatian khusus dalam melakukan pembunuhan terhadap para pemimpin organisasi Palestina dimana saja mereka berada. Barangkali Golda Meir PM Israel pertama adalah orang yang paling terdepan dalam masalah ini. Di masanya perintah membunuh para petinggi Palestina baik pemimpin ideologi militer maupun organisasi dikeluarkan dari kantornya. Ia juga mengeluarkan perintah membentuk unit-unit khusus dibawah komando Mossad badan intelijen yang langsung dibawah kendalinya. Sebagai contoh ia membuat unit khusus menggunakan kode 100 101 dan 131. Ada lagi unit yang menggunakan nama ”Kemarahan Tuhan”. Untuk membiayai unit-unit ini ia tak segan-segan menggelontorkan dana besar mengadakan latihan dan bantuan logistik apapun. Dengan langkah ini Meir berhasil mencapai dan membunuh lebih dari 40 pemimpin Palestina dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di tahun-tahun antara 1972 hingga 1991 di berbagai negara di dunia. Orang-orang yang berhasil dibunuh ini dimasukkan dalam daftar yang disebut daftar ”Golda”. Hukum negara dan aparatnya tidak mampu menghadang para agen Mossad menerobos aturan-aturan tersebut dan berhasil membunuh targetnya. Mereka membunuh 9 petinggi Palestina di Beirut 6 di Roma 7 di Paris 5 di Cyprus 5 di Athena 2 di London 1 di Bruksell 1 di Warsawa 3 di Aljazair dan 4 di Tunisia. Ibukota-ibukota dunia itu tidak berdaya wilayahnya dijadikan tempat menumpahkan darah orang Palestina. Disinilah peran mata-mata atau antek Israel sangat besar dalam semua aktivitas intelijen Mossad.
Dunia telah melihat sendiri konfrensi pers yang diadakan di Dubai dan dipandu langsung oleh Kepala Polisi Dubai Letjen Dhahi Khalfan. Dalam konfrensi itu disebutkan bahwa aksi pembunuhan Mabhuh dilakukan secara terencana dan terorganisir rapi. Kelompok ini terdiri dari 11 orang ditambah 2 mata-mata asal Palestina yang namanya disebutkan oleh Muhammad Nazzal. Daftar para pembunuh ini bisa saja bertambah tergantung penyelidikan selanjutnya. Kelompok ini dibagi menjadi 5 grup
Grup pertama bertugas sebagai pengatur dan pemberi bantuan. Mereka memboking hotel-hotel yang salah satunya akan disinggahi oleh Mabhuh. Ketika jelas bahwa korban menginap di hotel al-Bustan mereka menginap di kamar bersebelahan dengan kamar Mabhuh. Alat transportasi juga sudah disiapkan menjemput dan melakukan pergerakan kelompok secara rapi. Untuk mengecoh grup ini menggunakan seorang wanita bule agar tidak bisa dilacak.
Grup kedua bertugas memantau Mabhuh dan pergerakannya. Maka dipilihlah tempat-tempat strategis yang terbuka agar setiap saat pergerakan Mabhuh di dalam hotel bisa terpantau dengan detail dimana ia duduk dan kemana ia pindah.
Grup ketiga bertugas melakukan eksekusi pembunuhan mereka ini sudah terlatih dan profesional. Hanya dalam hitungan menit mereka sukses menjalankan tugasnya.
Grup keempat bertugas di bidang komunikasi. Ada catatan bahwa grup ini tidak menggunakan alat komunikasi Dubai baik menggunakan kabel ataupun non kabel. Menggunakan kartu chip khusus terungkap berikutnya kartu chip ini berasal dari Swiss dan kode-kode yang sudah disepakati oleh grup ini agar tidak mudah dilacak.
Grup kelima bertugas menjamin baliknya kelompok dan keluar dari Dubai.
Kelima grup ini telah menjalankan tugas dan perannya secara disiplin. Melakukan kejahatannya dengan menutup napas Mabhuh agar terlihat mati biasa. Namun apa yang terjadi di lapangan diluar yang mereka rencanakan. Mereka melakukan kesalahan telak karena kecanggihan tekhnologi yang dialami kota Dubai berhasil mengungkap kejahatan mereka. Alat pendeteksi canggih yang bisa memantau pergerakan pengunjung hotel baik dengan suara maupun gambar sekalipun. Ditambah aparat keamanan Dubai yang sigap dan loyalitasnya kepada tanah air serta komandannya. Peran ini yang bisa mengungkap kejahatan Mossad. Tidak seperti kota-kota lain seperti yang disebutkan di atas tidak mampu mengungkap pelaku pembunuhan para petinggi Palestina. #