Abdul Bari Athwan
(Al-Quds Arabi London)
Negara-negara donor yang menggelar konferensi di
Gelontoran dana ini tentu untuk menyuap kepada Mahmod Abbas agar mau melakukan kompromi dari sebagian hak-hak dasar Palestina atau sebagai uang muka untuk invasi tank-tank “Israel” masuk Gaza untuk melakukan berbagai pembantaian demi pembantaian dengan alasan menghentikan laju negara Hamas atau menghentikan roket perlawanan Palestina ke Sidrot.
“
Apalagi negara donor membebaskan ‘negara
Bantuan dana ini untuk mendanai cabinet Abbas untuk melancarkan rencana PM Salam Fayyadl yang memiliki hubungan erat dengan negara Eropa dan Amerika Serikat. Rencana Salam Fayyadl yang diajukan kepada negara-negara donor dalam konferensinya bertemakan “pembangunan dan reformasi untuk empat tujuan penting: pemerintahan cerdas pembangunan social (kesehatan pendidikan dan urusan social) mendukung sector khusus rekontruksi ekonomi Palestina.”
Pemerintah cerdas yang dimaksud adalah mendirikan negara insitusi berdasarkan demokrasi memperluas partisipasi politik dalam pemerintahan. Padahal apa yang dilakukan pemerintah Ramallah tidak mencerminkan cita-cita mulia di atas. Pemerintahnya hanya dijalankan hanya mencerminkan dua anggota parlemen dari 105 total anggota yang ada. Justru pemerintahnya tidak mengakui legalitas parlemen Palestina dan institusi resmi manapun selain presiden Mahmod Abbas dan pemerintah Amerika Serikat.
Cerdas tapi masa bodoh dengan Jalur
Di negara-negara dunia mereka memutus gaji karena absent kerja atau mogok kerja. Namun pemerintah Salam Fayyadl justru melakukan sebaliknya. Mereka membayar gaji pegawai yang duduk di rumahnya dan tidak menunaikan tugas di Jalur
Jika alokasi dana pendidikan kesehatan dan layanan umum pemerintah Fayyadl hingga 500 juta USD bagaimana akan berhasil jika warga di Tepi Barat dikekang dengan adanya 500 perlintasan 130 pemukiman yahudi illegal belum yang legal yang dibangun Israel?
Dana itu hanya akan dinikmati oleh kelompok kecil dari orang dekat Abbas sementara rakyat Palestina lainnya tidak akan berubah kondisi mereka.
Dana ini secara teori untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza. Kita dengar Abbas menceritakan kondisi menyedihkan akibat isolasi Jalur Gaza. Bahkan sampai Condalizza Rice menangsi saat Abbas berpidato. Namun ia tidak mengungkapkan bagaimana menyikapi kondisi saat ini di Jalur Gaza dan bagaimana dana itu sampai kepada Hamas yang diisolasinya sendiri bersama
Sekenario pertama yaitu dialog agaknya sangat jauh. Sebab
40 milyar USD yang diperoleh pemerintah Mesir pasca Cam David atau 2 milyar setiap tahun adalah kompensasi negara pyramid ini dikucilkan Arab dan putusnya hubungannya dengan masalah Palestina. Milayaran dolar USD yang diterima Abbas adalah konpensasi dari komprominya dari hak kembali pengungsi Palestina dan sebagian besar wilayah Al-Quds untuk Israel serta menerima permukiman penjajah yang besar-besar di sekelilingnya (Al-Quds).
Kita mengelus dada kita. Sebab apa yang terjadi sekarang adalah termasuk rangkaian dari kesepakatan rahasia dan penerapan studi solusi “Dua Negara” yang sudah disiapkan oleh lembaga AIX. Studi ini merinci soal mekanisme penerapakan kesepakatan oleh dua tim
Isi dari studinya sangat menakutkan penghapusan hak kembali pengungsi Palestina karena dianggap tidak realistis dan menyiapkan dana 30 milyar USD untuk pewarganegaraan dang anti rugi pengungsi Palestina.
Sekali lagi terntara kedermawanan Amerika Serikat dan Eropa ternyata adalah ranjau beracun. Ia hanya panjer dari konpensasi kompromi dari hak-hak Palestina yang masih tersisa. (bn-bsyr)