Ali Badwan
Palestina kini hidup dalam kesulitan demi kesulitan akibat setback-setback Arab yang terus turun drastis. Di tambah lagi pihak resmi Palestina selalu tunduk kepada tekanan Amerika Israel. Terakhir mereka tunduk di meja perundingan. Sementara Netenyahu terus melanjutkan politik pembangunan pemukiman Yahudi tanpa peduli dengan tekanan dunia internasional dan Amerika justru melegalkan dan berpihak kepadanya. Belum lagi perpecahan internal Palestina.
Di tengah situasi kekacauan Arab dan perpecahan internal Palestina itu harus ada usaha mewujudkan persatuan nasional Palestina dalam frame PLO bersama seluruh lembaga di bawahnya. Semua warga Palestina di dalam dan luar Palestina harus kembali disatukan dan mengaktifkan kembali lembaga-lembaga nasional yang ada terutama mereka yang terusir dari Suriah saat ini.
Warga Palestina yang berstatus “terusir” itu selama ini dianggap termarginalisasi karena berada di luar dan tidak dilibatkan secara politik padahal mereka masih memiliki hak politik dan hak kembali sebagai pengungsi Palestina. Semuanya harus berjalan sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan proses pemilihan yang berih. Selain itu harus dikurangi anggota Dewan Majlid Nasioal Palestina yang tidak lebih dari 300 anggota di luar dan dalam. Sehingga hal itu akan melahirkan lembaga nasional Palestina hasil koalisi yang mampu menformat dan menentukan program politik hasil kesepakatan nasional Palestina.
Selain itu generasi Palestina mendatang harus disiapkan. Sebab sejarah Palestina melahirkan pahlawan-pahlawan yang kemudian dilanjutkan oleh generasi saat ini. (bsyr)
Elbayan Emirat