Patric Cell
El-Hayat London
Ada sejumlah perubahan besar di peta politik dunia. Terutama di bulan lalu ada perubahan yang mempengaruhi dunia.
China dan Rusia membuktikan nasionalisme mereka bangkit. Pertandingan di Olimpiade Peking dan sanksi yang dijatuhkan Rusia terhadap Georgia bukan dua fenomena yang terpisah. Namun keduanya adalah “upah” yang sudah selayaknya mereka terima dari kesungguhan nasionalisme mereka yang lama dibangun.
China membuktikan selama tiga dekade mereka mampu membangun dirinya setelah terjadi revolusi Mao. Sementara Rusia kembali ke jajaran Negara-negara besar setelah runtuhnya keuangan dan nasionalisme pasca runtuhnya komunisme.
Kedua Negara ini mampu membangun energi listrik dan mampu memberikan kekuatan produktifitas warganya.
Pasca Olimpiade China yang disaksikan warga dunia semuanya dari TV sekarang siapa yang berani menantang jutaan lelaki dan perempuan Cina yang begitu disiplin? Setelah tentara Georgia yang dilatih oleh Amerika dan Israel digerus siapa yang meragukan pengaruh Rusia terhadap negara-negara di sekitarnya untuk menguasai sarana-sarana transportasi minyak gas dari Rusia dan Asia ke Eropa?
Kembalinya kekuatan Cina dan Rusia di bidang ekonomi dan militer selama ini belum diperhitungkan oleh barat. Tapi hari ini tidak mungkin dilewatkan.
Pakta Pertahahan Atlantik Utara (NATO) yang dibentuk barat pasca perang dingin perlu merevisi perannya dan melihat kembali apakah keberadaannya akan bermanfaat atau berbahaya. Sampai kini ia masih mengalami kegagalan. Di Afganistan dan di Kaukus konflik yang diciptakan hanya menelan kerugian demi kerugian.
Mayoritas anggota di Uni Eropa menyadari hal itu. Namun friksi kepentingan di sana sangat tajam. UE sendiri mengandalkan keterlibatan Rusia dalam bidang energi sebab 40 persen konsumsi gas dipasok dari Rusia pada saat yang sama ia menjadi sekutu dekat Amerika.
Tidak mudah UE yang beranggotakan 27 negara yang memiliki kepentingan dan orientasi yang berbeda bisa menemukan kepentingan politik bersama. Sebab Eropa membutuhkan timbangan politik. Namun UE tidak terlalu membutuhkan peran terlalu kuat di luar wilayah mereka.
Perubahan geo politik di dunia memiliki arti penting bagi Amerika yang masih menjadi kekuatan terbesar. Meski kini sempoyongan karena kesalahan George W. Bush. Namun kecerdasan demokrasi Amerika akan kembali mengubah keadaan bahkan jika Amerika berada di ambang tragedi. Apa yang dipahami oleh Barack Obama kandidat presiden partai Demokrasi akan hal itulah yang menyebabkan ia mendapatkan dukung jutaan warga Amerika.
Jika Obama akan menang di pemilihan bulan November maka diperkirakan akan banyak perubahan besar dalam politik luar negeri Amerika. Negeri paman Sam itu akan menjadi mediator jujur dan hakiki dalam proses perundingan Israel – Arab. Amerika akan menarik pasukan militernya dari Irak dan akan membantu pembangunan negeri 1001 malam itu akibat kehancuran karena perang. Amerika juga akan masuk dalam dialog dengan Iran dengan jaminan-jaminan keamanan dan dengan mensyaratkan Iran akan berhenti dari pengembangan senjara nuklir dan AS akan berhenti memerangi pihak yang dituding teroris. Amerika juga akan membangun jembatan kepercayaan dan kerjasama dengan dunia Islam.
Penasehat Obama untuk urusan politik luar negeri tanpaknya memahami koalisi Amerika – Israel tidak lagi bersih pada saat pemerintahan Bush dan perlu diluruskan. Koalisi tidak jujur itu telah menyeret AS ke dalam perang Irak dan mengembangkan budaya permusuhan dengan Iran serta melawan opini publik Arab dan Islam. AS juga mendorong Israel untuk perang dengan negara-negara tetangganya dibanding melakukan perundingan damai dengan mereka. AS selama ini lebih memilih menghasut ektrim Israel untuk meyakini bahwa negara mereka yang kecil akan menaklukkan kawasan Timteng secara militer melalui dukungan Amerika dan meluaskan jajahannya dengan mengorbankan Palestina.
Ini adalah kesalahan besar sebab dunia Arab hari ini tidak sepertii tahun-tahun 1948 atau 1967 atau 1973 paling tidak sejak satu dekade lalu. Terjadi perubahan mendalam dalam perkembangan ekonomi pendidikan dan fariasi yang jauh dalam bukan hanya dalam hal minyak dan persenjataan. Perubahan itu sangat penting di tengah perubahan-perubahan yang turut mengubah Cina dan Rusia.
Munculnya gerakan perlawanan semacam Hamas dan Hizbullah mengakar di kalangan manusia dan sulit dikalahkan. Artinya sudah saatnya Israel berfikir untuk mengubah pola pikirnya dalam hal politik keamanan. Ia harus menemukan solusi dengan tetangganya.
Mereka yang mengunjungi negara-negara teluk atau kerajaan Arab Saudi yang merupakan sentral dunia Arab akan terkagum dengan perkembangan besar-besaran selama 30 tahun terakhir dan akan dikembangkan 30 tahun ke depan. Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat sejumlah angka berikut di tahun 2007. Di Israel 162 dolar USD di Uni Emiret Arab naik 192 dolar USD Arab Saudi naik hingga 376 dolar USD. Angka-angka ini saja sebenarnya cukup menjamin bahwa Israel dan yang mendukungnya harus berfikir sejenak.
Satu kesalahan Obama saat ini dalam kebijakan luar negeri hanya karena ia berfikir ingin mengirim pasukan militer AS tambahan ke Taliban bukan saja ke Afganistan saja namun juga ke perbatasan wilayah utara dan timur di Pakistan yang diyakini menjadi persembunyian Usamah bin Laden dan kawan-kawan. Tidak mungkin akan menemukan solusi Afganistan dengan cara-cara militer. Masyarakat kesukuan yang kental dengan tradisi agama tidak akan menerima tradisi barat meski dipaksakan. Bahkan hanya akan melakukan perlawanan.
Dengan peta geo politik seperti itu dunia memiliki sejumlah tempat sensitif di Khasmir Kurkuk Gaza Tepi Barat Kaukaz wilayah perbatasan yang tegang antara Afganistan dan Pakistan. Namun kemungkinan terjadi perubahan mendasar dalam pimpinan politik luar negeri AS tahun 2009 masih menjadi berita baik yang harus senantiasa dicermati di akhir tahun ini. (bn-bsyr)
* Pakar Inggris untuk Urusan Timteng