Nawwaf Abu Haija
Al-Wathan Amman
Pasca Annapolis yang kemudian menghasilkan kesepakatan yang mengharuskan Palestina – Israel pergi terlibat kembali dalam perundingan sampingan soal keputusan final serta pembicaraan tentang tahun 2008 sebagai heppy ending dari konflik antara pihak penjajah dan rakyat Palestina dan bahwa negara Palestina yang diharapkan akan lahir hidup diberi rizki dan jaminan dua pihak yang berkonflik memasuki dua sidang dialog dan dalam pembahasan langsung antara presiden Mahmod Abbas presiden Palestina dan Ehud Olmert PM Israel.
Apa hasil dari lawatan pertemuan yang akan dilanjutkan di tahun 2008?
Kedua pihak mengumumkan secara resmi perundingan demi perundingan gagal. Disebutkan pertemuan Al-Quds antara presiden Palestina dan PM Israel sudah meneguhkan sikap Israel untuk tidak melanjutkan pembangunan pemukiman-pemukiman baru atau bahkan mengekspansi pemukiman Yahudi.
Disebutkan pembahasan-pembahasan terfokus pada dua wilayah Palestina Tepi Barat dan Jalur Gaza dan negara Eropa. Disebutkan juga sudah ada schedule melimpah soal masalah-masalah menggantung antara dua pihak soal kewajiban Otoritas Palestina terhadap (terorisme dan kekerasan) dan kemungkinan pembekalan aparat keamanannya dengan kendaraan militer yang membantu mereka untuk mengendalikan kondisi keamanan di Tepi Barat saat ini dan Jalur Gaza untuk berikutnya.
Masih banyak masalah-masalah yang tidak jelas kemana arah kesepakatannya masalah tahanan penghentian pembangunan pemukiman Yahudi blokade Jalur Gaza masalah Al-Quds pengungsi Jalur Gaza dan Tepi Barat peta penarikan dari wilayah yang dijajah di tahun 1967 masa depan hubungan negara penjajah Israel dan Otoritas Palestina setelah terbentuk negara. Namun semua problema masih dalam pembahasan dan studi dan di schedule termasuk masalah perbatasan penyitaan tanah penghancuran terencana oleh Israel terhadap rumah pemukiman Palestina di Tepi Barat terutama yang terletak di jalan tembok pemisah yang dibangun Israel.
Ada juga tekanan dari negara penjajah Israel tergadap OP agar menyiapkan waktu untuk menyepakati negara Yahudi di Palestina … dst.
Sudah tabiat penjajah politiknya terencana adalah mempercepat yahudisasi Al-Quds penggeledahan penangkapan terus menerus di Tepi Barat penyerangan invasi pembantaian setiap hari di Jalur Gaza memperketat embargo terhadap 15 juta warga Palestina di Jalur Gaza.
Lebih dari itu negara penjajah Israel menyulut masalah kedaulatan dengan Mesir setelah 30 tahun melakukan normalisasi dan Tsepi Livni Menlu Israel melampaui batas dengan menuduh Mesir gagal mengendalikan perbatasan dengan Jalur Gaza dan menuduhnya menyelundupkan senjata ke sana dan menegaskan bahwa Israel menolak penambahan pasukan Mesir di perbatasan. Ini sudah melampaui batas. Bahkan Israel berusaha mengubur upaya Mesir untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan menekan Amerika untuk mengurangi bantuan kepada Mesir karena disesuaikan dengan keberhasilan Mesir dalam mengamankan negara penjajah Israel.
Masalah final di Palestina menjadi masalah yang sangat beragam dan banyak. Israel memiliki kemampuan dan kemahiran untuk menyia-nyiakan semua pihak. Apakah apa yang dikatakan bahwa tahun 2008 akan menjadi saksi perdamaian antara penjajah Israel dan bangsa Arab secara umum dan Palestina secara khusus? Jika masalah paling sederhana masih membutuhkan waktu yang tidak terbatas untuk dibahas dan disepakati (bacatidak mungkin) apakah waktu setahun cukup untuk memecahkan masalah semuanya: pengungsi Palestina dan hak kembalinya Al-Quds perbatasan final pembubaran pemukiman di Tepi Barat pengusiran 450.000 warga Yahudi di Tepi Barat ke wilayah jajahan tahun 1948? Apakah ada Israel siap berdamai dengan adil dan utuh termasuk menarik diri dari dataran tinggi Golan perkebunan Shaba dan penerapan keputusan-keputusan khusus terkait kembalinya pengungsi Palestina bukan saja ke Tepi Barat namun juga ke perkampungan mereka yang dijajah di tahun 1948?
Masalah yang esensi terpecah-pecah dan tercecer dari masalah bangsa rakyat umat hak-hak legal beralih ke masalah-masalah cabang lainnya. Barang kali beberapa saat lalu terdengar dialog Palestina dengan Israel soal sebuah wilayah Palestina akan dikembalikan kepada pemiliknya. Namun meski Arab berusaha mengembalikan masalah ke prinsipnya maka Israel akan membuka masalah perlawanan dan keberhakan Peta Jalan untuk diterapkan di pihak Palestina saja.
-
Kolumnis Palestina