Mon 5-May-2025

Mari ke Al-Quds

Selasa 15-Agustus-2017

Warga Al-Quds terakhir terbuktimenang dalam menghadapi Israel yang harus membuka Al-Aqsha setelah menghadapitekanan berat di gerbang-gerbang masuk. Jika warga al-Quds saja mampumenciptakan krisis yang mengepung zionis di hadapan opini dunia dan di mediamassa dan sejumlah negara dunia yang tidak sedikit menunjukkan perhatianmereka maka rakyat Palestina &ndash dengan izin Allah &ndash akan mampu menciptakankrisis bagi mereka akibat tindakan sewenang-wenang selama ini.

Rakyat Palestina mampumenciptakan krisis bagi Israel akibat permukiman Israel di Tepi Barat dnaAl-Quds akibat hak kembali yang diabaikan atau akibat penguasaan air oleh Israel.Rakyat seharusnya bisa meletakkan Israel sebagai &ldquoterdakwah&rdquo dan palingbertanggungjawab atas segala ketegangan di kawasan.

Sayangnya Israel yangsebenarnya mengalami relaksasi panjang sejak kesepakatan Oslo karena justruOtoritas Palestina lah yang menjaga mereka dengan memburu pejuang perlawanan Palestina.

Kesatuan Nasional

Al-Quds menjadi konsesinasional. Sehingga sulit bagi seorang warga Palestina untuk menyimpang darisikap permanen karena ia bagian dari hal yang suci dan sacral. Semuanya sepakatAl-Quds adalah kota Arab Palestina dan Islam. Menjaganya adalah tanggungjawabseluruh warga Palestina bangsa Arab dan umat Islam.

Apapun yahudisasi Israel danmanipulasi sejarah bangsa Palestina tidak akan melepaskan kota ini. karena iajantung Palestina. Ia bagian organic tak terpisah dari seluruh rakyat Palestina.semuanya akan merasa terluka mana kali Al-Quds dinistakan.

Karena itu saat terjadiperistiwa di Al-Aqsha yang ditutup dan dinistakan oleh Israel semua warga Palestinadarimanapun mereka bersatu terlepas dari afiliasi politik strata sosial agamadalam menghadapi prosedur Israel di sana. Setiap mereka siap mengorbankan danberperan aktif dalam menghadapi penjajah.

Peristiwa terakhir di Al-Aqshajuga menunjukkan bahwa perpecahan di Palestina tidak sampai di level rakyat(grassrot) namun hanya terbatas di level pimpinan dan kelompok saja. Politikusfaksi-faksi dan otoritas Palestina yang berbeda dan terbelah. Mereka selalumenyeret rakyatnya untuk berpecah dan melahirkan perasaan benci kepada kelompoklaun. Namun rakyat Palestina tetap baik-baik saja dan bersatu.

Hal lain peristiwa di Al-Aqshajuga membuktikan bahwa rakyat lebih maju dibanding para pimpinannya. Elit politiksering hanya &ldquomenjilat&rdquo di belakang rakyat sebab mereka tidak pernah merasa adabahaya kemudian menghadangnya.

Meski begitu elit politikberusaha mencuri dan memanfaatkan capaian rakyatnya dan mengklaim bahwa bahaya akansemakin mengancam jika mereka tidak ada usaha. Padahal elit politik hanyamengecam dan melakukan komunikasi dengan negara ini atau itu. Sementara dilapangan rakyatlah yang berjuang dan mewujudkan capaian-capaian terutamaadalah warga Al-Quds.

Bukti rakyat Palestina bersatulintas kelompok adalah keterlibatan warga Kristen shalat bersama umat Islamuntuk menantang Israel penjajah. Sejumlah pemuda Kristen bergabung ikut shalatdan ikut dalam aksi bela Al-Aqsha. Bahkan jika belum menemukan solusi saat ituada rencana warga Kristen akan menggelar unjuk rasa dari Gereja Al-Kiamah keAl-Aqsha.

Bahwa warga Kristenmempersilahkan gereje mereka digunakan jika shalat di masjid-masjid tidaktertampung. Demikian sebaliknya umat Islam siap menghadang jika gereja merekamenjadi target serangan Israel.

Harta Benda dan SolidaritasPerjuangan

Harta selalu menjadi sumberperusak perjuangan nasionalisme Palestina. Harta benda telah merusak Intifadhahtahun 1987 dan bahkan juga di Intifadhah Al-Aqsha tahun 2000. Harta digunakanuntuk membeli orang-orang berjiwa hina. Dengan sedikit uang tak sedikitpolitikus membeli dukungan politik untuk faksi-faksi tertentu.

Elit politik Palestina telahlalu rakyatnya akibat harta benda dan akibat korupsi di sana sini. Harta bendainilah yang menyebabkan perpecahan di kalangan bangsa Palestina.

Harta benda penting untukmendukung berbagai aktivitas dan meningkatkan level perjuangan menghadapi Israel.termasuk dalam hal pelatihan perjuangan organisasi dan persenjataan. Namun sayangnyabanyak harta benda untuk Palestina justru digunakan bukan untuk kepentingannasional yang jelas.

Saat aksi Al-Quds menghadang Israelselama berhari-hari darimana harta benda dan logistic mereka digerbang-gerbang Al-Aqsha? Uang itu dari para wanita yang sejak awal memberikanapapun yang mereka bisa untuk warga pengunjuk rasa dan penjaga masjid.

Mereka membuka rumah-rumahmereka untuk para pengunjuk rasa. Air dan jus buah mereka siapkan bahkan yangterluka dan sakit. Mereka mereka menjadi tempat evakuasi.

Ini artinya solidaritas teposeliro dan saling mendukung satu sama lain menjadi kunci keberhasilan di Palestina.Dengan kata lain rakyat Palestina bisa mandiri dan berdiri di atas kaki merekasendiri demi kebebasan politik.

Kecaman negara-negara Arab ataspenistaan Israel terhadpa tempat suci di Al-Quds tidaklah bernilai. Bahkan justruseakan dianggap menjadi jaminan bagi Israel. seakan mereka menyatakan &ldquoSilahkanlakukan semau kalian di Al-Quds. kami tak punya kekuasaan kecuali hanya bicarakosong&rdquo.

Harus ada langkah riil danbukan kecaman lisan. Arab harus riil memboikot Israel dan menghentikannormalisasi dengan Israel. Berhenti melakukan koordinasi dengan Israel danpertukaran perdagangan.

Yordania dan Mesir harus menutupkedutaan besar Israel di sana. Apalagi Yordania pernah kehilangan Tepi Barat danMesir pernah kehilangan Jalur Gaza.

Setelah Kemenangan

Sikap rakyat dan pimpinan diarab berbeda. Public Arab keluar unjuk rasa solidaitas mendukung Palestina. meskitidak besar tapi unjuk rasa itu berpengaruh kepada rezim Arab. Sekadar solidaritasitu menjamin mengembalikan isu Palestina ke dalam kesadaran Arab.&nbsp

Short Url:

Coppied

Lebih banyak dari: Abdus Sattar Qasim