Nabel Mahmod Sahli
Al-Mustaqbal Libanon
Warga AS awal Desember 2008 ini akan memilih presiden mereka yang baru. Di sini muncul pertanyaan soal kekuatan suara Yahudi di AS dalam pemilu kali ini. Urgensi suara Yahudi muncul di sana karena suara mereka tidak terbagi secara merata di antara distrik-distrik yang ada. Keberadaan mereka terkonsentrasi di perkotaan atau wilayah sentral yang memiliki urgensi dalam pengaruh politik. Misalnya New York adalah 12 persen dari warga Yahudi adalah usia pemilih di California sebesar 3 persen pemilih dari Yahudi 6 persen pemilih dari Yahudi di New Jersi. 90 persen Yahudi di AS melakukan hak pilih mereka. Padahal 50 persen warga AS secara keseluruhan tidak memilih alias golput. Pilihan Yahudi secara umum tertuju kepada kandidat dari Partai Demokrat.
Namun meski pengaruh Yahudi begitu kuat dan peran Yahudi di sebagian kota dan distrik AS pemilu legislative sebagaimana pemilihan presiden tidak tunduk kepada kekuatan suara Yahudi saja. Seorang senator dari partai Republik menyatakan ada banyak anggota Kongres Amerika mewakili wilayah yang pendudukanya tidak banyak dari Yahudi. Namun demikian sikap mereka mendukung kuat Israel. Hal itu terbukti dalam sikap-sikap Amerika dalam masalah Timteng dimana negara Paman Sam itu begitu memihak kepada Israel dalam banyak level terutama level politik. Namun sikap-sikap Bush junior jauh lebih memihak kepada Israel dalam setiap masalah seperti masalah pengungsi pemukiman Yahudi Al-Quds. Hal itu tampak dalam statemen Bush pada April 2004 atau di peringatan 60 tahun berdirinya Israel 15 Mei 2008 ketika Bush mengunjungi Israel dan menegaskan keyahudian negara Israel dan menolak hak kembali pengungi Palestina ke kampung halaman mereka berdasarkan keputusan DK PBB no 194 tahun 1948. (bn-bsyr)