Thu 8-May-2025

Lieberman Serukan Depdagrinya Anti Akademi Inggris

Rabu 13-Januari-2010

Tahsin Halbi

Al-Wathan Suriah (10 Januari 2010)

Opini publik dan cerdik cendikiawan di Eropa semakin simpati terhadap bangsa Palestina dan mengecam Israel. Baik di level akademi organisasi non pemerintah dan publik. Ini yang dipantau oleh kementerian luar negeri Israel yang akhirnya harus mengerahkan sumber daya media dan diplomasinya membantu organisasi zionis internasional menghadang opini anti Israel itu. Sebaliknya justru para pengamat tidak menemukan inisiatif dari lembaga Arab baik di akademi atau diplomasi mendukung lembaga akademi Eropa dalam melawan penjajah Israel.

Israel sudah mulai berteriak kesakitan terhadap aktifitas solidaritas di Eropa terutama Inggris yang menentang politiknya dan menolak tuntutan Israel agar Palestina dan dunia mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Beberapa hari lalu dalam wawancara di radio Israel Rout Vasreman mantan penasehat presiden Israel Simon Perez dan pejabat hubungan Inggris di Departemen Luar Negeri mengaku bahwa Universitas Oxford merupakan sample kemampuan kelompok-kelompok di Eropa dan bekerhasilan mereka dalam politik mengisolasi Israel dan mengguncang legalitas tuntutannya agar ia diakui sebagai negara yahudi.

Ia mengisyaratkan universitas historitas dan kesohor ini dianggap memiliki pengaruh berbahaya terhadap opini para kaum cendikia dan politisi di Inggris dan Eropa. Sebab yang melakukan kampanye anti Israel ini bukan saja pelajar guru besar dan dosen dari kalangan muslim tapi juga pelajar dan dosen dan dosen tamu dari Eropa di Universitas Oxford tersebut.

Vasrman mengungkap bahwa sebagian besar politik dan media Israel mulai menghasung seluruh SDM nya untuk menghadang kampanye anti Israel ini dengan cara dan tingkat yang belum pernah dilakukan Israel. Sebab seruan para akademi di Inggris dan Eropa agar membekukan sistem negara Israel dan proyek-proyeknya yang ingin mendirikan negara Yahudi sudah menjadi setiap saat di antara para cendikiawan akaemisi. Menurut Vasrman kampanye seperti ini tidak mungkin dituding teroris atau dituding anti Semit sebab ia bertolak dari seruan anti sistem Apartaide dan segala bentuk diskriminasi dan rasisme yang kemudian menganggap Israel sebagai sistem appartaide terakhir di dunia. Karenanya ia menyerukan Israel agar merespon kampanye ini lebih dalam dan bukan sekedar simbolis. Artinya penghapusan kampanye ini membutuhkan waktu lama. Para pengamat politik di Israel dan Amerika pun mengakui bahwa publik Eropa yang di tahun 40 melihat pentingnya gagasan eksisten Israel di pemukiman-pemukiman kini sudah berubah. Menurut pengamat tersebut publik Eropa dan cendikiawannnya melihat Israel yang lahir dari pemukiman dan menjajah wilayah Arab tahun 1967 sudah tidak memiliki kredibilitas lagi.

Para pemikir juga tidak bisa lagi melindungi entitas rasis Israel dengan cara menuding dengan pasal “terorisme” atau anti Semit terhadap mereka yang mengecam politik Israel.

Agaknya pidato politik dan media Lieberman Menlu Israel kepada dunia yang penuh dengan tabiat permusuhan dan rasis mendorong para cendikiawan di Eropa dan dunia untuk semakin mengerahkan upaya mengeliminir pidato. Agaknya benar kata Vasrman bahwa menghilangkan pengaruh Universitas Oxford dan lembaga akademi lainnya membutuhkan waktu panjang. Sayangnya hingga kini tak ada lembaga akademi Arab atau dunia Islam mau bekerja sama dengan akademi Inggris dalam rangka melawan kepongahan Israel. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied