Apa sebenarnya target lebihjauh dari tindakan memboikot Qatar terutama dari Saudi? Apakah Saudi &ndashterutama &ndash akan menanggung risiko dan konsekwensi lebih berat dibanding Qatarsendiri?
Adakah bujukan Amerika tidaklangsung terhadap negara-negara Arab tersebut dalam spekulasi baru seperti iniyang berada di belakangnya agenda Amerika dan Israel. Dengan dalih inginmengatur dan menciptakan stabilitas politik dan keamanan jauh dari gonjangganjing politik di kawasan?
Artikel ini mencobamenganalisis konteks regional dan internasional (khususnya Amerika) terhadapkrisis &ldquomengejutkan&rdquo dengan Qatar dengan tiga rute berbeda
Sekenario Pertama menutupkasus &ldquoArab Spring&rdquo
Revolusi Arab gerakanperubahan instabilitas di kawasan Arab ibarat &ldquomasakan dianggap sudah matang&rdquodan sudah cukup dan sekarang giliran ditutup. Baik di Irak Suriah Yaman danLibia. Selanjutnya menghitung keuntungan bagi gerakan revolusi balik seperti diMesir.
Karena kasus Palestina &ldquoakut&rdquomemiliki daya sihir luar biasa dalam meledakan situasi dan memprovokasi massaserta memobilisasi massa melawan proyek zionisme bahkan melawan rezim-rezimArab sendiri yang selama ini dianggap tak berdaya atau mengabaikan tugasnyamelawan Israel maka kasus Palestina ini tidak akan bisa ditutup ataudikendalikan siapapun.
Karena itu harus ada usahamenaklukan dan mengendalikan Hamas atau melemahkannya atau memarginalkannya didalam dan luar negeri. Lebih baik lagi jika bisa menghabisi Hamas danmenguasainya di Jalur Gaza.
Karena itu dalam kontekskawasan regional negara-negara pengembargo berusaha menaklukan Qatar agarsejalan dengan politik negara-negara kawasan dalam memerangi &ldquoArab Spring&rdquo danmenutup kasus ini serta memerangi kelompok Islam politik moderat yang menjadipimpinan gerakan Arab Spring ini.
Mereka juga mencoba menekan danmembungkam jaringan media Aljazeera yang memiliki popularitas massa yang luarbiasa di dunia Arab. Pada saat yang sama meneken Hamas sebagai representasigaris moderat Islam Palestina untuk membuka jalan bagi Mahmud Abbas ataumempersiapkan kedatangan Muhammad Dahlan yang didukung Emirat dan Mesir keJalur Gaza.
Sekenario ini juga sejalandengan politik Saudi dan Emirat secara resmi terhadap &ldquoArab Spring&rdquo khususnyadi masa mendiang Raja Abdullah bin Abdul Aziz dimana perannya menurun bersamaandengan menjabatnya Raja Salman bin Abdul Aziz. Politik mereka agaknya yakinbahwa stabilitas di negara-negara Teluk terkait dengan perang atas kelompokIslam politik dan bagaimana semakin menekan dan menguasai rakyatnya sertamemperkuat koalisi dengan Amerika dan menggelar perdamaian dengan Israel.
Rute Sekenario keduaMenciptakan Ketegangan Baru
Ada kelompok yang beranggapanbahwa boikot terhadap Qatar berdasarkan perhitungan yang salah. Mereka akhirnyatak mampu mengendalikan krisis dan hasilnya. Amerika memberikan persetujuannamun mereka sulit keluar dari krisis mereka.
Ini akan menimbulkan krisisbaru di Teluk dan akan berubah menjadi krisis baru yang menguras energi dankekayaan mereka dan hanya berpihak kepada hegemoni Amerika dan Israel  serta normalisasnya dengan negara-negaraTeluk.
Dalam sekanario ini tak adausaha menutup kasus-kasus di Timur Tengah namun menjerumuskan dalam krisis barudi kawasan yang semakin memperlemah kawasan Arab dan Islam.
Karena itu negara-negara Telukyang memutus hubungan dengan Qatar pasti menolak sekenario ini karena akanmenjerumuskan mereka dalam krisis baru. Mereka memutus hubungan dengan harapanbisa menciptakan stabilitas bukan sebaliknya.
Namun faktanya justrusekenario inilah yang terjadi baik oleh krisis sebelumnya atau krisis barudengan Qatar
1.      Semua krisis yang sudah adadi Timur Tengah sampai saat ini tidak ditutup. Seperti situasi di Irak sejak2003. Solusi yang ada tidak menyelesaikan dari akarnya bahkan semakinmemperparah dan menciptakan ledakan baru baik karena faktor etnis sectarianatau lainnya. Korupsi yang ada makin parah dan memperlemah pemerintah pusat.
2.      Mereka yang menyerukan agarmembagi kawasan sesuai dengan peta baru didasarkan kepada prinsip etnis dansekte agama tidak mengecualikan negara-negara Teluk. Apa yang terjadi sejakbeberapa tahun di Irak Suriah Yaman dan Libia (sebelumnya di Sudan)mengharuskan agar melihat serius terhadap rencana pembagian dan pemetaankawasan Timur Tengah ini. ada kecenderungan politik Amerika secara rahasiamengarah kepada rencana ini.
Masih ingat rencana orientalis terkenal Bernard Lewis dan tulisan RalfPeter di majalah Amerika tahun 2006 soal &ldquoperbatasan wilayah darah (etnis)&rdquo danartikel Alov Ben pimred koran Haaretz Israel di awal revolusi Arab tahun 2011.Sebagian besar tulisan-tulisan orientalis menyerukan &ldquopembagian negeri-negeriArab&rdquo yang terkena krisis terutama di Saudi.
3.      Sikap Amerika sepertiberjudi dan hanya membuka pintu sebagian. Seakan tindakan negara pemboikotQatar mendapat lampu merah secara eksplisit dari Amerika. Sebab pemboikotan terhadapQatar terjadi pada 24 Mei 2017 tiga hari setelah kunjungan Presiden AmerikaDonald Trump ke Saudi. Statemen dan twit pertama Trump mendukung tekanan kepadaQatar. Sementara kementerian luar negeri Amerika tetap menyampaikan sikappolitik resmi yang ingin mengatasi krisis dan tidak memperparah.
Di hari berikutnya setelah Qatar ditekan pada 25 Mei 2017 KongresAmerika mengajukan RUU sanksi negara-negara dan lembaga yang mendukug Hamas.Qatar disebut tanpa menyebut negara Arab lain selain Iran yang hanyaformalitas saja.
Ini seperti kasus Sadam Husain yang mendorong invasi Kuwait tahun 1990.Namun di masa selanjutnya justru situasi lebih berpihak kepada Amerika.
4.      Pihak Amerika dan Israelmenjadi paling diuntungkan dalam krisis Teluk meski tak harus ada benturanmiliter besar. Minimal hegemoni Amerika makin kuat di kawasan. Ataunegara-negara Teluk akan semakin terseret dalam kerjasama senjata denganAmerika sehingga mau tidak mau akan membangun hubungan normalisasi denganIsrael.
Amerika sudah meneken kesepakatan jual beli senjata dengan Saudi senilai460 milyar dolar dan Saudi akan menjalankan undang-undang JASTA yang secaralangsung membidik kelompok Islam yang dianggap garis keras.
5.      Emirat mengisyaratkan bahwakrisis bisa jadi akan berlangsung selama bertahun-tahun seperti tegas MenluAnwar Qarqasy bahwa meski sikapnya akan normal dengan Qatar tetap meminta gerakgerik Qatar diawasi dan bisa melibatkan kekuatan barat agar tidak diisi olehTurki atau Iran.
Ini berbahaya sebab bisa jadi akan menimbulkan intervensi asing menekanQatar di masa mendatang.
Sekenario ketiga
Negara-negara yang mengembargoQatar berharap agar Qatar segera merespon tekanan dan tuntutan mereka. Namun ternyataQatar mampu meredam situasi tenang dan percaya bisa mengatasi krisis. Bahkan mampumencarikan solusi alternatif dengan cepat. Keempat negara yang mengembargokemudian tampak kelabakan.
Meski keempat negara mengambillangkah yang sama terkait sanksi kampanye media namun mereka masih bingungmenentukan langkah di &ldquohari berikutnya&rdquo. Artinya mereka kebingunan menebaksekenario. Sampai lebih dari dua pekan sejak boikot mereka masih gagal menentukandakwahan yang meyakinkan terhadap Qatar dan gagal pula menentukan tuntutan dansyaratnya.
Public masih bertanya-tanyabagaimana negara Arab tega melakukan embargo kepada negara Arab saudaranyatanpa menjelaskan apa yang diinginkan. Bahkan Kementerian Luar Negeri Amerikasendiri kaget karena negara-negara Arab itu tak menjelaskan secara terangtuntutan-tuntutannya terhadap Qatar.
Adapun daftar teroris yangdiajukan kempat negara (59 person dan 12 organisasi)  masih membutuhkan bukti meyakinkan bahkansebagian besarnya Qatar tak ikut campur dan bertentangan dengan standar/tolokukur dunia internasional soal pengertian terorisme.
Yang menggelikan Emirat akanmenghukum setiap mereka yang simpati kepada Qatar dengan tahanan 15 tahunpenjara.
Sementara statatemen MenluSaudi Adil Jabir yang anti dan memusuhi Hamas justru berpihak kepada Qatar. Terlihatjelas bagaimana agenda sesungguhnya dari boikot yang sebenarnya mantergetparlawanan Palestina yang selama ini mendapatkan penghargaan dan penghormatan publicdan massa yang luas. Bisa jadi di perjalanan Qatar akan melakukan inisiatifuntuk dialog menyelesaikan persoalan.  
Akhirnya krisis baru soalQatar sama sekali tidak berpihak kepada negara-negara pemboikot bahkan akanberimbas negative kepada popularitas mereka dan stabilitas di kawasan. Selain itujuga membuka peluang intervensi asing &ndash khususnya Amerika. Kekayaan kawasanTimur Tengah bisa jadi terancam terkuras di bawah hegemoni Amerika. Karena itudialog tenang menyelesaikan persoalan antar internal Arab harus menjadi langkahprioritas. (at/pip)