Ali Khalili
Kejahatan sehari-hari yang dilakukan warga sipil Yahudi di seluruh pelosok Tepi Barat sangat terkait dengan dimensi politik dan militer pemerintah Israel. Berkait secara metode terus menerus pada semua fase. Sampai kepada batas dimana keyakinan menjadi kokoh sebagai bagian dari dimensi ini. Yang berarti bahwa kejahatan ini mempunyai referensi yang terus bergerak dengan semua detailnya sesuai dengan gerakan kebijakan politik dan militer pemerintah Israel.
Israel seluruhnya bertopang kepada tentara dan pemukimnya dalam satu waktu. Karena itu dua pihak ini selalu berbagi peran penting dalam permusuhan ada peran yang dilakukan tentara sebagai contoh penyerbuan pembunuhan dan penangkapan. Peran lainnya dilakukan oleh warga sipil Israel berupa kejahatan terus-menerus terhadap warga Palestina harta benda dan lading-ladang mereka di semua desa khususnya yang berdekatan dengan wilayah pemukiman Yahudi umumnya pemukiman yang berdiri dimayoritas tanah sitaan di pedesaan.
Kita dapati peran yang dilakukan tentara Israel disempurnakan oleh warga sipilnya. Merekalah wajah kedua bagi tentara atau sebaliknya. Demikian pula halnya prosentasi klimaks permusuhan kedua belah pihak ini terkait dengan standar politik pemerintah Israel.
Apabila pemerintah Israel membuat kebijakan untuk meringankan ketegangan antara Israel dan Otoritas nasional pada suatu fase sebagai contoh fase perundingan maka sengaja menghentikan kejahatan warga sipil dan kemudian menggerakan kembali aksi ini sesuai dengan geraknya meja perundingan meningkat atau menurun tanpa mengabaikan perintah kepada tentaranya untuk memperkecil penyerbuan penangkapan dan pembunuhan sesuai dengan realitas yang terjadi.
Pada hari-hari terakhir ini kita menghadapi eskalasi kejahatan warga sipil Israel secara menyeluruh di Tepi Barat. Sebaliknya kita tidak perlu bersusah payah mencari penyebab eskalasi berbahaya ini sebab semua persoalannya sangat jelas di hadapan mata penindasan dan permusuhan Benyamin Netanyahu menggunakan warga sipil sebagai aparat siaga di bawah kendalinya untuk menekan secara tidak langsung atau langsung terhadap Otoritas nasional dan bangsa Palestina semuanya terkait persoalan perundingan langsung. Sesuai dengan meningkatnya tuntutan Otoritas terhadap Israel untuk melakukan kesepakatan maka pemerintah Israel meningkatkan kejahatan warga sipilnya. Dalam bentuk ini pemerintah Israel sangat serius dan tidak menggunakan tentaranya untuk menambah kejahatan. Sampai pada jarak tertentu tersisa ruang untuk memulai perundingan dan tidak memutuskannya secara utuh sehingga tanggung jawab kegagalan perundingan dibebankan kepada pendapat public internasional. (qm)
Harian Al Khalij Al Imaratiyah