Thu 8-May-2025

Jihad dan Partisipasi Politik

Selasa 14-Juli-2009

Mustafa Al-Shawwaf

Statemen Dr. Mohammad Al-Hindi pimpinan politik Jihad Islami di Jalur Gaza yang dilansir oleh kantor berita Shafa membangkitkan perhatian saya bahwa gerakan jihad ini akan menjadi bagian dari realita politik praktis di Palestina.

Pembicaraan Dr. Al-Hindi menurut sudut pandang saya adalah sikap politik yang mengalami kemajuan dari gerakan Jihad Islami yakni gerakan yang memetakan strategi perlawanan sebagai langkah perjuangannya dimana sebelumnya menilai bahwa berpartisipasi dalam kehidupan politik bukan bidang khusus gerakan perlawanan. Namun hari ini sikap baru dalam mempersepsikan politik telah menemukan orientasinya yang benar. Kami meyakini bahwa orientasi ini adalah prioritas pertama gerakan perlawanan dalam perencanaannya di tengah aksi pemusnahan yang dilakukan Israel.

Buktinya partisipasi politik Hamas dalam realitas politiknya melalui partisipasi Pemilu Legislatif. Keterlibatan Hamas ini didasarkan kepada kerja menjaga perlawanan. Dimana Hamas sadar di sana ada rencana Abu Mazen dan Israel serta kekuatan adidaya dunia terutama Amerika Serikat bahkan poros moderat Arab yang bertujuan menghabisi urat nadi perlawanan di Palestina. Hamas sadar bahwa muara rencana jahat itu adalah menghabisi eksistensi Palestina itu sendiri dan itu tidak akan berhasil kecuali dengan ‘mendinginkan’ kawasan Timteng melalui aksi menghabisi perlawanan. Karenanya Hamas memilih partisipasi proses politik dalam rangka menjaga proyek perlawanan. Kami yakin bahwa partisipasi itu berhasil dalam skala besar dalam menjaga proyek perlawanan dan berhasil menghentikan gagasan kudeta atas hasil pemilu Palestina tahun 2006. Sebab kemenangan Hamas secara mayoritas telah menggagalkan proyek kudeta itu yang justru mengantarkan peristiwa Juni 2007 dimana Hamas menerapkan darurat keamanan di Jalur Gaza.

Hari ini orientasi baru dari gerakan Jihad Islami memberikan efek positif yang sangat besar. Di antaranya kekuatan perlawanan sudah sangat dekat dengan proyek politik penjaga perlawanan yang berangkat dari titik tolak kepentingan dan prinsip dasar rakyat Palestina tidak perlu mengaitkan realitas politik dengan kesepakatan Oslo. Gagasan bahwa realitas politik sekarang ini adalah hasil dari kesepakatan Oslo bisa jadi benar. Namun rakyat Palestina membuktikan bahwa Oslo justru menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat Palestina. Sehingga harus ada kerja membebaskan rakyat Palestina dari tragedi Oslo. Partisipasi politik dari kelompok jihad dan perlawanan ini semacam resep untuk membebaskan racun ular agar bisa disembuhkan.

Jika benar pemahaman penulis terhadap statemen Dr. Al-Hindi maka penulis menilai bahwa gerakan Jihad Islami sebagaimana sudah matang dalam perlawanan maka ia kini sudah matang dalam pentas politik dan partisipasinya dalam kehidupan politik atau realitas politik Palestina yang bisa mendukung jalan perlawanan dan memeliharanya. Jihad Islami akan menjadi duta baru kekuatan perlawanan dalam partisipasi politik. Jika upaya-upaya Palestina bergabung dan saling dukung maka ia akan berhasil menghadapi pengusung proyek menghabisi eksistensi Palestina.

Dunia yang lalim sekarang ini memiliki sejumlah sistem politik tertentu. Memasuki sistem itu dengan tujuan membongkar kedok sistem itu tidak akan merugikan prinsip dan undang-undang dasar. Bahkan bisa menguatkannya. Bisa jadi akan menjadi alat kuat agar dunia internasional memahami sistem itu secara benar. Mungkin di tahap-tahap awal akan sulit. Namun ia bisa jadi bola salju yang akan semakin besar.

Penulis berharap sikap gerakan Jihad Islami menjadi sikap kolektif dan representasi dari mayoritas gerakan dimanapun mereka berada menjadi sikap yang menjadi studi ilmiah politik dan integral dari segala dimensi. Sebab itu akan semakin memperdalam pemahaman Islam yang utuh dalam bidang politik perlawanan urusan kehidupan. Kerja islami adalah kerja utuh dan tidak menunggu tuntasnya suatu bidang untuk memasuki bidang lain. Kerja harus mencakup seluruh bidang kehidupan tanpa mementingkan sesuatu dan mengorbankan lainnya.

Jihad Islami mungkin akan mendengar statemen menyakitkan dan tudingan batil soal prinsip dasar mungkin akan dituding mengkudeta prinsip itu dari pihak-pihak yang tidak ingin ada pelurusan sikap dalam memperjuangkan proyek pembebasan Palestina. Mungkin mereka yang mengkritik bisa jadi dari simpatisan kental Jihad Islami yang menilai bahwa tidak berpartisipasi dalam politik akan lebih baik.

Namun jika pemahaman penulis tidak sesuai dengan sikap Jihad Islami penulis tetap berharap mereka masih mau mempelajari secara serius sikapnya dalam partisipasi politik menuju pemahaman yang bisa mendukung partsipasi dalam kehidupan politik demi menjaga proyek perlawanan. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied