Ali Khalili
Al-Khaleej Emirat
Jika penjajahan permukiman Yahudi bukan tindakan rasisme yang paling berat lantas apa definisi rasisme itu sendiri? Israel berbeda dengan negara-negara dunia lainnya kecuali Amerika menolak aksi perluasan permukiman sebagai bentuk rasisme. Alasannya sederhana keberadaannya di Palestina sudah merupakan tindakan yang bertentangan dengan hukum dan kemanusiaan di seluruh negara dunia.
Karenya sudah normal jika Israel dan Amerika serikat yang memulai memberikan isyaratnya untuk tidak ikut dalam konferensi anti rasis II di Derbin. Bahkan sejak lima tahun lalu yang merupakan konferensi pertama Israel sudah menolaknya. Pekan-pekan mendatang isyarat penolakan dari Israel akan semakin keras. Tahun 2001 ketika di gelar konferensi anti rasis di Derbin yang diselenggarakan oleh Dewan HAM milik PBB atas gagasan Afrika kedua negara itu menarik diri dari keikutsertaannya dari konferensi setelah mengetahui bahwa mereka akan mengambil sikap tegas terhadap Israel yang dianggap sebagai bentuk tindakan rasisme yang paling kentara.
Bukan sekedar akan memberikan isyarat tapi Israel dan Amerika akan menekan negara-negara yang ikut di konferensi I agar tidak ikuti di konferensi II ini. Bahkan media-media Israel menyatakan bahwa sudah dilakukan koordinasi Amerika dan Israel untuk melakukan tekanan ini dalam pertemuan antara Menlu kedua negara ini.
Lebih jauh tekanan akan mencegah mayoritas peserta atau bahkan semu negara yang ikut untuk menghambat laju penyelenggaraan konferensi dengan berbagai langkah ekonomi atau politik. Belum lagi konspirasi media yang terorganisir dan mampu mempengaruhi dan melakukan cuci otak.
Bagaimana itu bisa terjadi? Tengok perubahan besar dunia selama tujuh tahun sejak 2001 hingga sekarang. Amerika dan Israel membaca perubahan-perubahan ini berpihak kepada dirinya. Sehingga Amerika dan Israel yakin apa yang terjadi di konferensi I tidak akan terulang di konferensi II. Terutama soal pernyataan kekedua negara ini bahwa Arab semuanya sudah menerima prakarsa perdamaian dan belum menariknya hingga KTT Damaskus dan Palestina sudah terkotak-kotak sementara perang saudara akan terus berlangsung. Bahkan sebagian faksi Palestina terlibat dalam perang saudara ini.
Namun bisa jadi konferensi ini berjalan tepat waktu tanpa hambatan. Bagaimana? Yakni hasil akhir konferensi akan menghapus kalimat yang mengecam Israel dan aktifitas perluasan permukimannya atau mengisyaratkan bahwa Israel jauh dari konteks rasisme. Jika penghapusan ini ada maka Amerika dan Israel siap ikut konferensi dan mengasung semua negara dunia untuk ikut.
Dalam pertemuan rutin yang ke 30 tahun 1975 Majlis Umum PBB mengambil keputusan bahwa mereka menganggap Israel sebagai salah bentuk rasisme. Namun selama beberapa tahun Amerika mampu menekan PBB dengan memberikan bukti-bukti ril perubahan di Arab dan dunia Islam. Majlis Umum pun mundur. Sementara Israel semakin menggila aksi rasisnya dalam bidang ideologi dengan melakukan aksi permukiman yang begitu massif di Palestina. (bn-bsyr)