Muhammad Saruji
Sejumlah statemen disebut-sebut telah melampaui lampu merah bagi logika dan hati Israel yang disampaikan pada bulan-bulan lalu dari sejumlah politisi Israel. Statemen menyatakan bahwa mereka sedang menunggu sesuatu yang datang ke kawasan regional dan bahkan internasional. Apa saksi dari statemen itu? Kenapa saat ini baru muncul? Ada indikasi apa? Apakah mungkin system pemerintahan resmi Arab memanfaatkannya untuk kepentingan yang berpihak kepadanya.
Saksi dan statemen itu
Ehud Olmert PM Israel pernah menyatakan
“Setiap hari tanpa berjalan tanpa ada kesepakatan apapun dengan Palestina adalah hari yang kami sesali di masa depan” padahal sebelumnya Olmert pernah menolak gagasan seperti ini di depan Komite Luar Negeri dan Pertahanan di Knesset.
“Israel Raya dari laut hingga sungai adalah khayalan besar dan semua pemimpin Israel sebelumnya ini telah salah dalam hal ini. karenanya kami akan membagi-bagi wilayah ini”
“Impian berdirinya Israel Raya sudah berakhir dan barangsiapa yang yakin dengan itu maka ia telah menipu dirinya sendiri.” Di depan sidang pekanan pemerintahannya 15 September 2008.
“Saya katakana apa yang tidak dikatakan oleh siapapun dari pemimpin Israel sebelumnya bahwa kita harus menarik diri dari seluruh wilayah kira-kiran termasuk Al-Quds timur dan dataran tinggi Golan” dalam wawancara dengan harian Yediot Aharonot pada peringatan tahun baru Israel.
“Israel menjadi target roket organisasi teroris melepaskan diri dari semeter dua meter dari sini tidak akan mengubah sesuatu.” Dalam pembicaraannya kepada anggota parlemen setelah dicapai kesepakatan dengan Palestina dalam bidang keamanan.
Olmert pernah menyampaikan di depan Knesset bahwa dirinya siap menyesali terhadap penderitaan pengungsi Palestina akibat pengusiran oleh Israel. Namun pada saat yang sama Israel tidak menerima kembalinya pengungsi Palestina. namun ia juga siap akan memberikan solusi soal pengungsi Palestina dalam lingkup pendirian negara Palestina ke depan.
Pernyataan Simon Perez presiden Palestina di Kairo 23 Oktober 2008
“Israel menerima prakarsa Arab untuk menciptakan perdamaian di kawasan agar sama-sama hidup. Perdamaian tidak terwujud di tahun-tahun lalu namun itu mungkin sekarang. Salah bila kita menyiakan kesempatan ini”
Kesimpulan:
– Gagalkanya pilihan represif militer Israel meski mereka memiliki fasilitas materi itu dan dukungan dari dunia internasional.
– Gagalanya semua langkah keamanan Israel dalam menghadang roket perlawanan dan aksi jihad meski rencana tembok rasialis dan kubah baja serta teknologi radar dari Amerika.
– Semakin habisnya Israel dari sisi sumber daya manusianya karena kurangnya eksodus yahudi ke Palestina dan banyaknya eksodus ke luar Israel.
– Menurunnya kekuatan yang mendukung Israel dan munculnya poros “kebaikan dan moderat” di kawasan regional dan internasional.
– Meningkatnya kekuatan yang melawan Israel di level politikmiliter dan kerakyatan.
– Berhasilnya arus perlawanan dalam memperbesar kedudukannya di peta militer politik dan media.
Akhirnya apakah pemerintah resmi Arab mampu memanfaatkan dan mengelolah situasi ini untuk kepentingannya secara sentral dan keluar dari tawanan waham yang ditanamkan oleh Israel. Dimana selama ini mereka tidak bergerak kecuali setelah dapat izin dari Amerika? sangat mungkin jika mereka mau. (bn-bsyr)