Antara anak bangsa Palestina berbeda itubarangkali dianggap wajar dan alami sebagaimana bangsa lain. Namun jika merekaterbelah secara vertical yang terpisah antara dua kawasan sementara mereka dibawah pemerintah penjajah maka hal itu barangkali menimbulkan perpecahanlainnya antara yang meganggapnya hal biasa dan antara mereka yang tidak bisamenerimanya atau tak bisa mencernanya.
Sebenarnya perbedaan antara dua pendapatterkait perpecahaan Palestina antara dua pemerintah otoritas dua status duastrategi dan dua gerakan besar tidaklah sesederhana yang dijelaskan olehsebagian orang sebagai perbedaan dan perpecahan antara dua Otoritaspemerintahan.
Harus diketahui bangsa Palestina tidakdisatukan oleh satu tanah air yang menyatu secara geografis yang berada dibawah satu payung dan satu status quo hukum. Sejak &ldquonakbah&rdquo atau sejakberdirinya negara penjajah zionis yang bernama Israel dan pengusiran 2/3 bangsaPalestina keluar perbatasan perjanjian tahun 1948/1949 bangsa Palestina terbelahdan terpecah menjadi dua bagian satu bagian berada di bawah wilayah yangdikuasai oleh negara yang disebut Israel dan satu bagian disebut wilayah TepiBarat dan Al-Quds (secara geografis terintegrasi) dan bagian lagi di Jalur Gaza.
Kemudian ada lagi yang berada di kamp-kamppengungsi diaspora di luar Palestina. Masing-masing bagian bangsa Palestina ituberada di wilayah yang terpisah-pisah dengan perbatasan yang memisahkan. Sehinggaini menciptakan kondisi politik sosial ekonomi yang berbeda. Kesepakatan Oslokemudian diteken dimana Palestina memiliki otoritas terbatas yang berada dibawah penjajah di Tepi Barat dan Jalur Gaza serta Al-Quds yang secara geografisterpisah.
Sampai di sini Palestina belum terbelahsecara politik kecuali di tahun 2007. Terbelah antara dua front status danstrategi terutama antara Fatah dan Hamas.
Sebelum itu arena Palestina di fase yangterbentuk setelah tahun 1968 di bawah piagam nasional Palestina yang jugaterjadi konflik sengit antar front-front internal yang berada di bawah PLO. Perbedaanitu hingga menyebabkan pemecatan dari anggota PLO. Bahkan terjadi perpecahaninternal Fatah dan antara faksi-faksi yang menajam di tahun 1983 bahkan saatitu perpecahan antara faksi-faksi Palestina di Damaskus dan Tunis.
Inilah era PLO antara tahun 1968-1993 adaperpecahan baru lebih tajam antara Intifadhah 1987-1993 dimana Hamas dan JihadIslami masuk dalam strategi 10 PLO. Deklarasi negara merdeka Palestina oleh PLOtahun 1988 kemudian Palestina ikut dalam konferensi Madrid kemudiankesepakatan Oslo dan setelah. Hingga tahun 2007 setelah Hamas memenangkanpemilu 2006 mereka menguasai pemerintah otoritas Jalur Gaza wilayah itu segeraberubah menjadi pangkalan perlawanan militer yang disegani yang dikendalikanoleh sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al-Qassam.
Sementara Hamas menguasai parlemen PalestinaAbbas terpilih menjadi presiden Otoritas Palestina. Dua lembaga legal konstitusionalini terbukti berseberagan dalam tujuan strategi dan politik. PM Palestina dipegangIsmail Haniyah. Sementara pejabat keamanan dari Fatah Mohammad Dahlan menolakhasil pemilu dan merancang kudeta pemerintah Ismail Haniyah.
Selama beberapa tahun berpecah selama itupula ada usaha rekonsiliasi meski masih tersendat dan terhambat serta belumterwujud hingga ini. Namun fakta menunjukkan Intifadhah meletus ditengah-tengah rakyat Palestina melawan Israel terbukti menyatukan mereka.