Gagasan Perjanjian Trump atauyang dikenal dengan &ldquoPerjanjian Seabad untuk Perdamaian di Timur Tengah&rdquo selalumuncul ke permukaan ketika bicara soal konflik Arab &ndash Israel atau Palestina &ndash Israel.Meski Trump dalam pidatonya di Majlis Umum PBB tak menyebut satu katapun soalkonflik itu namun PM Netanyahu dalam sidang &ldquokabinet kecilnya&rdquo sekembali dariNew York dan bertemu Trump pada 18 September lalu mengatakan &ldquoPresiden Trump bekerjamembuat rencana damai dan antusias merealisasikannya&rdquo. Termasuk Netanyahumengutip sumber statemennya itu dari sejumlah diplomat barat bahwa presidenTrump sangat &ldquoberkeras&rdquo merealisasikan perdamaian di Timur Tengah melalui &ldquoperjanjianseabad&rdquo.
Demikian juga dalampertemuannya dengan Sekjen PBB Antonio Guterres seperti kutip sejumlah bocoranlaporan tentang pertemuan itu bahwa dia mengatakan &ldquoPerdamaian antara Israel danPalestina akan menjadi capaian luar cemerlang&rdquo. Ia menambahkan &ldquoKami pastiberjalan menuju arah itu. Ada peluang bagus mewujudkannya&rdquo. Namun kesimpulandari semua statemen dan pembicaraan Trump bahwa sampai hari ini tak ada rencanariil gagasannya yang dilontarkannya. Bahkan membiarkan semuanya terbuka bagisemua kemungkinan. Statemen paling penting darinya bahwa dia mengatakan akanmendukung apa yang disepakati secara bilateral oleh Israel dan Palestina. Iniartinya finalnya akan mengadopsi sikap Israel dan tuntutan-tuntutannya baikatas nama &ldquoperjanjian seabad&rdquo atau &ldquosolusi regional&rdquo sehingga gagasan(sebelumnya) soal solusi dua negara tak bermakna lagi.
Netanyahu secara riilmengadopsi politik partai Jewish Home dan kelompok warga permukiman. Sudah pastimereka tak menyembunyikan lagi ingin menguasai seluruh Palestina dalam jangkahmenengah. Namun dalam jangka pendek mereka menginginkan &ldquopenggabunganpermukiman-permukiman&rdquo ke wilayah Israel dan penggabungan wilayah C yang secararesmi menurut perjanjian di bawah kekuasaan otoritas Palestina terus menerapkanpolitik pembangunan dan perluasan permukiman dan penyitaan wilayah Palestinadengan mengharusnya solusi final adalah dengan menerapkan &ldquotransfer&rdquo atau wargaPalestina harus melepaskan diri atau mengosongkan diri dari wilayah mereka. Merekaini (Netayahu dan Jewish Home) membangun &ldquorencana&rdquo ini di lapangan denganundang-undang dan prosedur nyata yang berakhir dengan hasil di atas. Politik Netanyahuini bukan baru namun sudah dimulai sejak memimpin pemerintah periode keduanya(2009) dan kemudian periode ketiga saat ini.
Misalnya Februari 2017Netanyahu resmi mengunjungi Australia dan saat sebelum meninggalkan negerikanguru itu ditanya menlunya Julia Bishop soal kemungkin solusi konflik denganPalestina. Netanyahu menjawab saat itu &ndash seperti dikutip saluran TV2 Israel bahawmiliter Israel harus mempertahankan kekuasaannya di Tepi Barat seluruhnya dankedaulatan Palestina harus dibatasi. Dalam artikel Haaretz pengamat Israel CarolinaLindsman menyatakan Netanyahu mendukung solusi &ldquonegara dan setengah negara&rdquoyakni satu negara untuk Israel dan setengah negara untuk Palestina. Namun initidak bertentangan dengan visi mereka yang menuntut untuk menguasai seluruhwilayah Palestina sebab &ldquosetengah negara&rdquo hanya akan menjadi awal daripengusiran warga asilnya (Palestina) secara bertahap.
Bagi otoritas Palestina danpresidennya Mahmud Abbas agaknya mirip mereka ini tersesat. Meski di mediamereka komitmen mendukung &ldquosolusi dua negara&rdquo bukti-bukti semakin banyak bahwaAbbas tak lagi berinteraksi dengan solusi ini. karena itu ia bicara di depanMajlis Umum PBB dengan melakukan lompatan ke &ldquosolusi satu negara&rdquo yangdilihatnya menjadi harapan menghadapi politik Israel. Tentu Abbas berharapsyarat win-win solution namun tetap saja bicara di awang-awang. Abbas dankawan-kawan mengandalkan &ldquoperang Amerika&rdquo dan &ldquoperjanjian seabad&rdquo serta usahaTrump untuk memberikan solusi meski berkali-kali ia mengakui bahwa Trump danpemerintahannya &ldquotidak mematangkan&rdquo rencana apapun untuk merealisasikan solusimereka.
Jika diamati secara detilOtoritas Palestina yang masih komitmen penuh dengan perundingan sebagai jalansatu-satunya mencari solusi maka kemungkinan besar mereka akan menempuh &ldquosolusiregional&rdquo. Namun tetap Israel tak beranjak dari solusi yang ditawarkan yakniberada di belakang &ldquoekstrimis pemukim yahudi&rdquo. (ElhaleejEmirat/at/pip)