Fri 9-May-2025

Ideologi Membunuh dan Kekerasan dalam Pemikiran Zionis

Jumat 28-Agustus-2015

Dr. Fayez Rashed

Sejumlah rabbi-rabbi Yahudi pada Senin lalu mengeluarkan fatwah berikut “bunuhlah mereka dan lenyapkan mereka tanpa belas kasihan untuk menjaga Israel”. 10 tahun lalu rabbi-rabbi itu membentuk gerakan dengan nama Hesenhadren Hakhasha “persatuan rabbi-rabbi baru” yang dibentuk oleh Eidan Stainlats yang meraih penghargaan Israel dan seledang kehormatan Israel salah satu penghargaan paling bergensi di Israel.

Ideologi ini yang mengdalikan kesadaran dan tindakan seseorang. Sebuah ideology dinilai benar jika memiliki sisi kemanusiaan dan mendukung mewujudkan keadilan social dan persamaan antara kelas-kelas dalam masyarakat dan manusia secara umum.

Namun sudah pasti ada ideology manusiawi dan tidak manusiawi seperti ideology yang mengandung kekerasan dan pembunuhan. Ada kekerasan dinilai sebagai kejahatan dan criminal illegal seperti kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan kelompok zionis Israel. Ada kekerasan yang dianggap legal (tidak bertentangan dengan hukum internasional) seperti kekerasan kelompok perlawanan rakyat bersenjata melawan penjajah untuk membela hak-haknya dan meraih kemerdekaan. Meski di jaman sekarang disebut teroris namun perlawanan atas penjajah dibenarkan oleh PBB dalam dua resolusi nomer 3034 tahun 1972 dan nomer 3314 tahun 1974. PBB sendiri menilai zionis adalah gerakan rasis dan diskriminatif sesuai resolusinya nomer 3379 tahun 1975 namun dianulir tahun 1991 setelah Uni Soviet runtuh dan Amerika menjadi negara satu blok.

Para pembunuh atas nama pribadi pernah ada di dalam sejarah seperti Hitler Mussolini Jenghis Khan dan lain-lain. Karena itu usia kejahatan mereka sebentar. Namun kejahatan dan terorisme yang terbentuk dalam sebuah gerakan seperti Zionis dan direpresentasikan dalam politik Israel maka usianya bertahan lama hingga 7 dekade. Inilah kekerasan zionis yang sudah mengideologi dan bukan hanya dianut pemimpinnya atau sebaginnya namun sudah dianut oleh sebagian besarnya. Dalam jajak pendapat di koran Haaretz dan Yediot Aharonot menegaskan di tahun 2025 nanti pendukung partai ekstrim fasis yahudi akan mencapai 59-62 persen. Adakah fasis yang lebih kejam dari pembunuan dengan pembakaran bayi yang masih menyusui?

Banyak artikel dan tulisan serta buku baik berbasis Arab atau asing yang mengangkat fenomena kekerasa dan pembunuhan yang dilakukan zionis yang kemudian menjadi fenomena negara Israel. Tentu dari sudut pandang berbeda-beda. Di antara buku tersebut adalah “Gerakan Zionis” Israel Cohen 1945 “Gencatan Senjata Yang Keras” Hashton 1958 “Strategi Militer Israel” William Brad Fruid “Akar Terorisme Partai Herot Israel” Bassam Abu Ghazalah “Zionisme dan Kekerasan Falsafah dan Strategi Husain Thanthawi 1977 “Budaya Kekerasan dalam Sosiologi Politik Israel” Dr. Abdul Ghani Emad 2001. Termasuk buku terbaik adalah karangan Naom Thomsky. Juga buku best seller “Zionisme dan Kekerasan” Abdul Wahhab Al-Masiri.

Kekerasan didifinisikan secara sederhana sebagai “Kesewenangan dan berlebihan menggunakan kekuatan dan penggunaan sarana kekerasannya”. Di era modern ini dikaitkan dengan perang agresi invasi penjajahan tanah bangsa lain dan perampasan hak manusia. Yves Michaux menulis dengan istilah “kekerasan fisik” Piere Pordo dengan “kekerasan simbolik” dan juga ada “kekerasan pemikiran”.

Sejarang manusia mengenal banyak bentuk kekerasan dari blokade isolasi hingga pembunuhan. Selama dua abad terjadi Perang Dunia I dan II. Ke-II diakhiri dengan bencana nuklir di Hirosima dan Nagasaki juga pembersihan massal diskriminasi penindasan perang penjajahan junta militer dan kamp penahanan dan kejahatan lain. Kemajuan teknologi ini dimanfaatkan untuk mengembangkan persenjataan untuk membunuh dan menghabisi.

Sebagian besar sarana pembunuhan maju itu digunakan oleh mafia teroris Zionis sebelum tahun 1948. Setelah Israel dideklarasikan Elan Pappie menerbitkan buku “Pembersihan Etnis Palestina” dan buku lainnya. Jabotinsky misalnya bergabung dengan mafia-mafia Hagana zionis untuk membunuh warga Arab dan Palestina terutama di Al-Quds dan mempromosikan pendirian Israel dengan kekerasan. Jabot mengatakan “Peperangan dengan pedang bukan inovasi Jerman. Itu milik nenek moyang kita dahulu dan itu turun dari langit”. Ben Gurion meyakini harus ada pembantaian dan penyembelihan gagasan ekspansi biarkan perbatasan Israel terbuka dan pendukung pemboikotan Arab dan pengusiran dari tanah air mereka.

Seperti halnya Golda Meir yang terganggu setiap pagi dengan lahirnya bayi Palestina Levi Eshkol Manachem Begin yang mentatakan kekuatan kemajuan dalam sejarah dunia bukanlah perdamaian namun pedang Shamir Perez Sharon Barack dan Netanyahu dalah pendukung getol fanatik pemikiran ekspansif pembangunan pemukiman yahudi. Mereka masih meyakini bahwa Tepi Barat adalah tanah Yahuda dan Samira yang merupakan bagian tanah Israel. Rabin juga penggagas methode kejam dalam “mematahkan tulang” warga Palestina adalah yang berharap “bangun dari tidurnya sementara laut telah menenggelamkan Gaza”. Sebagian besar mereka menggelar pembantaian terhadap Palestina dan Arab saat mereka menjabat jabatan penting di Israel.

Israel selalu mengaitkan kekerasan mereka dengan dalil agama sebagai hal suci dari tuhan dan meyakini sebagai bangsa terpilih. Itu sudah berlangsung sejak awal sejarah Yahudi. Mereka berkonspirasi membunuh Nabi Muhammad dan umat Islam hingga sekarang. Ajaran Taurat yang disimpangkan dan diubah itulah yang membentuk dan menformat rabbi-rabbi Yahudi sesuai kepentingan mereka. “Biar semua manusia mati dan Israel hidup sendiri” “Tuhan mengangkatmu di atas semua bangsa di bumi dan menjadikanmu bangsa terpilih” “bangsa asing biar menggembala kambing-kambingmu kalian Bani Israel makanlah kekayaan mereka dan di atas kemuliaan mereka kalian harus berkonspirasi”. Inilah teks-teks yang disimpangkan itu. Bahkan rabbi modern Yahudi Haliun menyatakan “boleh membunuh warga Arab sampai wanita anak-anak dan orang-orang tuanya” “arab yang baik adalah yang mati” “Arab tak lebih dari ular dan kecoak”. Inilah yang menformat idelogi Israel sekarang ini.

Kesimpulannya negara Israel adalah produk kekerasan permanen yang tidak bisa dilepaskan. Jika dilepas itu artinya cerai dengan zionisme. Mustahil Israel bisa bersahabat dengan Arab itu keyakinan Israel sendiri. Kedua publik Israel dibangun di atas segiempat kekerasan pembunuhan penjajahan penguasaan paksa dan supermasi etnis. Ini selamanya tidak akan melahirkan perdamaian dengan Arab dan Palestina. ketiga budaya dan ideologi zionis terus dikembangkan dalam menyikapi warga non yahudi. Keempat ketika Israel melepaskan diri dari proyek zionis di tanah Arab maka mereka akan terpecah belah. (at/infopalestina.com)

Short Url:

Coppied