Tue 6-May-2025

Faktor Hakiki Negara-negara Arab Mendukung Abbas Menghadapi Hamas

Senin 12-Mei-2008

Emad Afanah

Perhatikan siapa yang berdiri di belakang pembentukan PLO? Bukankah mereka adalah negara-negara Arab terutama Mesir dengan presidennya saat itu Jamal Abdun Nasher. itu untuk kepentingan kebijakan politik Arab terhadap negara ini atau itu yang kental dengan konspirasi internasional baik rahasia atau terang-terangan.

Perhatikan bagaimana PLO dikuasai oleh orang-orang dengan beragam kepentingan yang mencerminkan konflik internal Arab.

Perhatikan bagaimana pemerintahan resmi Arab mendorong PLO ikut dalam konferensi Madrid yang didahului oleh perundingan rahasia dan pertemuan mesrah PLO dengan Israel. Ini diakui oleh Mahmod Abbas selama wawancara yang dilansir oleh TV Fatah ketika membahas revolusi Palestina.

Perhatikan bagaimana Presiden Yaser Arafat mengalami isolasi dan pembunuhan dengan dukungan Arab serta bungkamnya dunia. Hal itu terjadi ketika Yaser Arafat keluar dari program yang pernah ia sepakati dan didukungan oleh Arab secara resmi dan menolak kompromi soal Al-Quds yang lebih memilih masalah pengungsi Palestina.

Kalau Anda meragukan hakikat ini silahkah perhatikan tangga kejatuhan sejak solusi bertahap kemudian diusulkan Negara demokrasi. Ini artinya PLO sudah melepaskan diri dari strateginya dalam memerdekakan Palestina dan hak kembali warganya. Ini sama saja para elit PLO bunuh diri. Inilah yang kemudian menjadi pembenar gerakan-gerakan pembebasan untuk menampakkan diri ke permukaan dengan berpegang teguh dengan prinsip dasar Palestina yang sebenarnya merupakan titik tolak PLO itu sendiri seperti Hamas Jihad Islami. Anehnya Mahmod Abbas bersikukuh menyebut senjata di Jalur Gaza sebagai kudeta.

Belum lagi Presiden Mahmod Abbas menolak penerapakan kesepakatan Kairo yang meminta rekontruksi dan restruktrusasi PLO dengan menformatnya dengan format baru agar Hamas dan Jihad Islami dan semua gerakan berkecimpung di dalamnya. Sebab Abbas tidak ingin Hamas memanfaatkan legalitas hukum PLO – yang hanya didomiasi oleh Fatah – menjadi gerbang baru representasi semua Palestina setelah Hamas memperoleh dukungan dan kepercayaan mayoritas Palestina di dalam negeri.

Inilah yang mendorong Hamas untuk membangun hubungan internasional dan kawasan karena beban berat sepatu militernya di lapangan dalam menghadapi penjajah Israel dan dalam kemampuannya membalik kasus dan menggagalkan semua sekenarip yang bertujuan menghabisi kasus Palestina di bawah jargon penyelesaikan konflik dan perdamaian.

Karena program Palestina adalah hasil kemauan Arab secara resmi dan karena mereka berhasil mengalihkan masalah Palestina dari masalah Arab dan kaum muslimin menjadi masalah Arab – Israel kemudian ke masalah Palestina – Israel Negara-negara Arab bermain dalam kondisi yang paling baik dan menjadi mediator yang tidak berpihak dan bukan menjadi berpihak pada hak dan kasus yang dihadapi. Karena Mahmod Abbas menilai dirinya bagian dari system Arab resmi mala ia bekerja menerapkan teori yang sama dan komitmen dengan kesepakatan Oslo. Ia menjadi mediator tak berpihak antara Israel dan dengan perlawanan Palestina. Akhirnya ia mendukung gencatan senjata dan memerangi perlawanan di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Bahkan ia terdiam saja terhadap aksi blokade ala “Nazi” terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Memperhatikan hakikat di atas maka negara-negara Arab resmi menjadikan kasus Palestina atau minimal dari kasus pemerintah Abbas dan perundingan yang dilakukan sebagai legalitas atas hubungan (normalisasi) mereka dengan Israel baik rahasia atau terang-terangan. Karenanya negara-negara itu tidak mampu berdiri kecuali bersama Abbas dan timnya yang menghancurkan keputusan resmi Palestina.

Karena alternatifnya adalah Hamas dengan perlawanan dan keteguhannya memegang prinsip maka jika negara-negara Arab mendukung gerakan ini sama saja mereka menelanjangi kedok diri sendiri di depan rakyat mereka. Rencana-rencana Amerika – zionis mengungkap bahwa Arab adalah ekor-ekor rencana itu. Perundingan yang digelar oleh Abbas menjadi pembenar sikap Arab melakukan hubungan dengan Israel.

Perlawanan Hamas berati mengungkap dan menelanjangi garis politik resmi Arab.

Ini semua mengharuskan Hamas untuk tidak memuji berlebihan terhadap negara-negara Arab ini atau itu atau terlalu mengandalkan janji-janji negara Arab ini atau itu baik dalam menghentikan kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina atau dalam hal membebaskan blokade atau dalam menyatukan barisan Palestina. Sebab negara-negara Arab tidak lebih dari mediator tak berpihak. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied