Untung Trump berkoar kerasmendeklarasikan Yerusalem (sebut Al-Quds atau Baitul Maqdis) sebagai ibukota Israel.Kalau tidak mungkin Al-Quds hanya tinggal namanya dan lepas dari genggamanumat Islam dengan diam. Untung Trump menabuh keras genderang perang atas tempatsuci ketiga Islam itu. Jika tidak umat ini akan terlelap dalam tidurpanjangnya. Genderang perang itu menggelegar dan menyentak alam raya bahkan. Yaalam raya anak-anak hingga emak-emak kini begitu kepo tentang Yerusalem.Untung Trump menggonggong. Kalau tidak Al-Quds ibukota zionis Israel jadimodul kurikulum wajib dalam mata pelajaran geografi anak didik kita.
Kenapa Trump berpidato kerassoal pengakuannya Al Quds adalah ibukota Israel dan memindahkan kedubes AS dariTel Aviv (Tel Rabe) ke Al-Quds? Padahal dia bisa saja secara diam-diammembiarkan Israel  menguasai Al-Quds danmengusir warganya. Toh selama ini semua rencana zionis menguasai wilayah iniberlangsung lancar tanpa riak dan gelombang. Selama ini seruan tokoh agamapolitik dan pergerakan di Palestina bahwa &ldquoAl-Quds dalam bahaya&rdquo tak pernahdidengar oleh siapapun.
Dan buktinya secara diam-diampula seluruh wilayah Al-Quds Barat dan Timur sudah dikuasai oleh Israel. Tahun1948 Israel  resmi menguasai Al-QudsBarat saat negara zionis ini dideklarasikan dan sejak itu menyatakan kotaAl-Quds sebagai ibukota mereka. 19 tahun kemudian tahun 1967 saat terjadiperang dengan negara-negara Arab Israel  mencaplok Al-Quds Timur Tepi Barat JalurGaza dataran tinggi Golan Suriah dan Sinai Mesir.
Sejak itu pula warga Palestina di tiga wilayah ituterutama di kota suci tersebut seperti hidup di neraka. Tempat tinggal merekasewaktu-waktu bisa dirobohkan dan digusur dengan dalih tanpa IMB. SinagogYahudi permukiman industri kecil hingga menengah dibangun sepertijamur di musim hujan di wilayah jajahan 1967 itu. Akibatnya sebagian besarwarga Palestina di Al-Quds tak bisa bertahan dan memilih keluar. Israel mengusirwarga Palestina secara diam-diam sampai kini populasi warga Arab (Palestina) dibanding Yahudi hanya 22% di tahun 1973. Semuanya berjalan pelan atau cepat danpasti. Bahkan tanpa gejolak.
Jadi status defacto dan dejure (hukum internasionl dan PBB) dariAl Quds Barat itu dikuasai dan dikuasakan paksa kpd Israel. Status defacto AlQuds timur dikuasai paksa dan dijajah oleh Israel tapi secara status dejurenya(status quo) adalah daerah konflik. Dalam rencana perdamaian salah satu opsinya di Al Quds timurinilah akan dijadikan ibukota Palestina sebagai salah satu isu yang disepakatidi &ldquomakan malam&rdquo dalam proses perundingan. Maka tak heran zionis dan Amerikamendeklarasikan Al-Quds sebagai ibukota mereka tanpa menunggu waktu makan malamtiba. Kalau semua sudut kota sudah dikuasai ngapain deklarasi sebagai ibukotamenunggu di perundingan final? Begitu logika Trump apalagi itu menjadi bagian darijanji kampanye presiden kala itu.
Deklarasi vulgar Trump lebih karena beberapa faktor. Bisa jadi haltersebut bagian bentuk ekspresi dari kejiwaannya yang diyakini oleh para pakarpsikologi sebagai presiden pengidap narsisme. Bahkan sebagian menyebut di stadium akut. Ataubisa jadi ini antiklimaks dari ekspresi kekecewaan kegagalan-kegagalan proyekpolitik Trump yang selalu mentah di tengah jalan. Termasuk penolakan gagasanTrump soal &ldquoperjanjian seabad/abad ini&rdquo yang tidak mendapatkan respon bahkandari Palestina dan Israel sendiri.
Terlepas dari itu semua salah satu watak sebuah tirani adidaya adalahsikap paranoid berlebihan. Ketika sudah mencapai antiklimaksnya yang sudahmeredup maka hal-hal kecil yang melawannya dianggap musuh besar yang mengancamekistensinya. Runtuhnya penguasa Firaun diawali ketakutan berlebihan terhadap ramalandukun tentang &ldquobayi laki-laki&rdquo yang akan menjatuhkanya di kemudian hari. DemikianRaja Namrudz yang sangat super ketakutan terhadap &ldquosatu sosok&rdquo bernama Ibrahim. Lihatlahbagaimana Trump harus mencari-cari musuh kecil tak sekelas seperti KorutIran Hamas Hezbollah dengan menebar ancaman berlebihan. Padahal pesaing yangsatu level seperti Rusia dan Cina seakan tak berani unjuk gigi.
Lantas apakah gejolak dan semangat luar biasa negara-negara Islamdan publik muslim terhadap isu utama Palestina kali ini menjadi pertanda baik? Penulistidak bisa memprediksi kecuali berkeyakinan bahwa isu Palestina saat ini memasukibabak baru. Harus diakui pasca meletusnya Arab Spring isu sentral Palestina beralihkepada isu lain yang bersifat lokal atau regional. Pasca deklarasi Trump adaharapan Palestina akan kembali menjadi isu sentral. (pip)
* Pengamat Palestina