Tue 6-May-2025

Dari Piagam ke Dokumen Awal Mula Hamas Mau Berunding?

Senin 8-Mei-2017

Setelah lama dinanti karenadiskusi internal Hamas akhirnya menerbitkan dokumen politiknya resmi pada(4/5). Setahun Hamas didirikan 1987 gerakan ini juga sudah memiliki piagamyang merupakan visi gerakan-gerakan Islam terhadap Palestina.

Piagam ini menjadi cerminanfalsafah Hamas dan visinya meski tidak diterbitkan resmi dari &ldquolembagalegislatif&rdquo Hamas internal. Piagam yang tegas namun jargonnya yang tidak detilitu menjadi acuan pihak manapun untuk memahami Hamas. Akibatnya banyak yangmenilai ada kontradiksi antara sikap politik Hamas yang disampaikan melaluistamen dan keterangan pers resminya seperti keberadaan Hamas sebagai sayapmiliter IM dan memerangi Yahudi.

Sejak itulah kemudian Hamasharus berfikir melakukan revisi atau menganulir piagamnya menjadi dokumen yangmenjelaskan identitas resmi yang menjadi pijakan setelah menjalani pengalamanpolitiknya.

Menurut kolumnis PalestinaUsamah Asyqar kali ini Hamas memilih kata &ldquodokumen&rdquo bukan piagam. Sebab piagambersisi pengertian perjanjian dengan orang lain dan berisi komitmen menepatinyaterhadap mereka. Sementara dokumen dia hanya menjelaskan sikap dan kebijakanpihak yang menerbitkannya terhadap persoalan tanpa terkait dengan pihak lain.

Dokumen Hamas kali ini ringkasnamun juga teliti dan sistematis serta tampak sudah melalui evaluasi secaralegalitas syariah politik Bahasa dan hukum.

Konten dokumen paling menjadiperhatian dan bahkan polemic adalah sisi politiknya dimana Hamas mengisyaratkanbahwa pendirian negara Palestina di atas wilayah jajahan 1967 adalah formulanasional yang disepakati bersama tapi gerakan ini menegaskan bahwa itu tidakberarti mengakui entitas zionis penajajah atau kompromi dari sebagian hak-hakbangsa Palestina.

Menurut pemerhati PalestinaUsamah Asyqar formula itu dialamatkan kepada Fatah dan PLO yang mewajibkandirinya dalam jaringan kesepakatan internsional yang ingin mengegolkan proyeknegara Palestina di wilayah jajahan 1967. Seakan Hamas ingin mengajak Fatah danlainnya untuk mengusung proyek perlawanan di atas landasan tersebut. NamunHamas memberikan catat jelas bahwa Israel tidak memiliki eksistensi diPalestina meski hanya di atas sejengkal tanahnya. Hamas tegaskan bahwaDeklarasi Balfour sebagai awal mula konsep landasan berdirinya Israel tidakmemiliki eksistensi geografis politis di mata Hamas. Deklarasi Balfour inidinilai tidak memiliki arti dan nilai termasuk rangkaian kejadian yang timbulsetelah itu.

Dengan sikap setuju dengannegara Palestina di atas jajahan 1967 Hamas tidak akan kompromi. Sikap inihanya taktik.

Hamas menyatakan dirinya adalahproyek Palestina Arab Islam dalam menghadapi proyek zionis sampai negara zionis(Israel) ini hilang. Bagi Hamas meski penjajahan mungkin berlangsung lamatetap tak ada alternatif selain membebaskan Palestina sepenuhnya dariperbatasan sungainya (sungai Yordania) sampai perbatasan lautnya (Meditrania). Selainitu Hamas menolak seluruh hasil kesepakatan proyek penyelesaian damai yangbertujuan menghabisi isu Palestina atau mencederai hak-hak bangsa Palestina.

Untuk membuka ruang politikyang harmonis dengan situasi politik Arab dan dunia internasional Hamasmenyatakan bahwa islam yang diyakini Hamas adalah mederat dan berbeda denganyang diyakini sebagian kelompok lain yang dianggap ekstrim. Penegasan Hamas inidiyakini akan mengurangi tekanan politik dari luar. &nbspNamun Hamas tetap berkeyakinan bahwaperlawanan menghadapi penjajah tidak bisa dilepaskan dari perlawanan dalambentuk senjata. Selama itu dibutuhkan bahkan hal itu diyakini sebagaisatu-satunya melawan dan mengusir penjajah.

Apakah Ini Awal Mula HamasAkan Berunding dengan Israel?

Tahun 2006 Hamas pernahmenekan kesepajatan Piagam Tawanan yang kemudian berubah menjadi piagamkesepakatan nasional Palestina. Di fase selanjutnya pigama ini menjadilandasan bagi berbagai dialog kesepakatan dan kesepakatan Palestina termasukdialog di Kairo. Hamas sebenarnya sejak 11 tahun lalu sudah setujui denganberdirinya negara Palestina merdeka di dalam perbatasan 1967.

Meski Hamas tegas dalam halprinsip sebagai gerakan perlawanan Islam Hamas tetap adalah bagian dari bangsaArab dan Islam.

Menurut pengamat Athef Gulanidengan dokumen ini Hamas sebenarnya lebih kepada mendiagnosa realita kinerjanyadan perilaku politiknya mendefinisikan narasi politik dan medianya daripadamendeklarasikan fase yang akan datang dan perubahan sikap politiknya. Dengan katalain Hamas ingin menerjemahkan pengalaman politiknya perilaku narasi politikdan medianya selama ini dalam bentuk pemikiran dan etika politik.

Dari sisi timing Hamas saatini sedang posisi tenang tanpa tekanan siapapun. Sehingga dokumen ini terbitdalam masa dimana tak ada syarat-syarat yang ditetapkan oleh pihak manapununtuk melakukan deal-deal apapun. Dalam kondisi seperti itu Hamas menyatakandiri siap bersikap lentur dan fleksibel.

Bahkan saat ini secaramiliter Hamas dalam kondisi lebih kuat dibanding sebelumnya.

Apa sikap Hamas ini menjadipersiapan bahwa gerakan ini akan berubah seperti halnya Fatah? Ketika menjadiorganisasi perlawanan bersenjata hanya untuk bargaining dan berunding dengan Israel?kemudian mereka meralat prinsip-prinsip dasarnya dan tunduk kepadasyarat-syarat tim kuwartet internasional? Benarkah?

Athef melihat realita dilapangan membuktikan Hamas menghadapi blokade dari Israel regional daninternasional yang bertujuan agar sikapnya berubah dan mau mengakui eksistensipenjajah Israel dan syarat tim kuartet. Blokade dan tekanan itu berlangsungselama 10 tahun lebih. Dalam dokumen terbaru Hamas tetap pada sikapnya meski tidakmengakui Israel. Hamas tetap menyatakan tidak akan meninggalkan pilihanperlawanan dengan berbagai bentuknya. Jadi dokumen ini membantah kecurigaanorang yang menyatakan bahwa ini awal Hamas berdansa secara malu-malu. (at/pip)

Short Url:

Coppied