Sejak Trump menjabat menjadipresiden Amerika banyak gagasan dan usulan untuk mengakhiri &ldquopenyelesaianpersoalan Palestina dan konswensinya&rdquo dan beralih mendirikan semacam &ldquoperdamaianregional&rdquo antara Israel dan sebagian negara-negara Arab mencakup solusi untukPalestina atau mendukungnya. Pada saat yang sama perdamaian itu mencakup&ldquopenciptaan iklim politik regional yang mampu hubungan normalisasi antara Arabdan Israel. Selain itu juga menciptakan lembaga regional dan hubungan kerjasamaekonomi.
Meski begitu perlu diingatkanbahwa gagasan terebut sudah dibahas sebelumnya. Khususnya dalam KTT yangdigelar antara PM Israel Benjamin Netanyahu dan masing-masing Presiden MesirAbdul Fattah Al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II di Aqaba (Februari 2016)menurut bocoran yang diterima oleh koran Haaretz Israel.
Kemudian Presiden Al-Sisisendiri berbicara dalam pidatonya pada Mei 2016 tentang pewujudan perdamaianyang memberikan peluang harapan bagi warga Palestina dan keamanan bagi Israeldengan penegasan soal Prakarsa Perdamaian Arab.
Mesin Gagasan Ini
Gagasan ini menyebar dan ramaimendapatkan sambutan dari banyak pihak karena ada mesin penggeraknya pertamaadanya Presiden Amerika yang tidak memiliki agenda yang jelas sebelumnya(sebelum menjadi presiden). Ia hanya berkali-kali menjelaskan yang pentingmenciptakan penyelesaian damai antara Israel dan negara-negara Arab dan bahwanegara Palestina bukan syarat akan hal itu.
Bahkan Al-Sisi menyinggungkemungkin akan mengakui Al-Quds (Jerusalem) sebagai ibukota Israel. Ia jugamenyampaikan &ldquotidak peduli denagn aktivitas pembangunan permukiman Israel&rdquo.Bahka ia menyatakan kedua pihak yang berkepentingan harus menyepakati apa yangmereka inginkan baik negara Palestina atau satu negara apapun yang lainnya.
Kedua gagasan ini disampaikanpada saat dunia Arab mengalami polarisasi jenis baru. Terutama perpecahanmasyarakat di timur Arab dari Irak hingga Suriah meningkatnya pengaruh Iran keLibanon kemudian ke Suriah Irak dan Yaman.
Ketiga Israel &ndash di tengahsituasi saat ini &ndash tidak peduli dengan proses perdamaian yang dianggapnyamengharuskan untuk membayar dengan ongkos besar terutama dengan Palestina. Apalagisetelah Israel merasa tidak ada ancaman setelah perubahan politik di Mesir danfront di perbatasan Timur Israel yang melemah karena terbelahnya militer Suriahdan Irak.
Keempat proyek perdamaianregional &ndash seperti penegasan Jerusalem Post (kantor berita Sama 27 Juni 2017)bahwa persoalan ini membutuhkan pendirian entitas Palestina yang stabil danmapan. Hal itu hanya bisa dijamin melalui komitmen dari dunia internasional danmelalui pembentukan &ldquoKonfederasi bersama Mesir dan Yordania&rdquo dan pengakuan Arabterhadap negara Israel dengan ibukota Al-Quds (Jerusalem).
Selain itu ada jaminan&ldquomayoritas warga yahudi yang  tetap&rdquomelalui disintegrasi demograsi dari Palestina disertai kedaulatan Israel disebagian besar wilayah Tepi Barat pemberian warga negara (status) &ldquopengungsiPalestina&rdquo di negara-negara yang ditinggali dengan dukungan dunia internasionalpenuh.
Latar Belakang Sejarah
Gagasan penyelesaian damairegional ini didasarkan kepada dua poin penting pertama perubahan daripenyelesaian damai dengan Palestina kepada penyelesaian damai &ldquodengan sebagian&rdquonegara Arab dan penciptaan hubungan normalisasi antara mereka dengan Israel setelahpersoalan Palestina dalam bingkai Arab menemukan kesulitan terutama Gazadengan Mesir Tepi Barat dengan Yordania dalam bingkai negara konferderasimisalnya atau mendirikan negara di Gaza dan membiarkan Tepi Barat denganYordania atau Israel dalam bingkai solusi negara konfederasi.
Dalam fase ini rakyatPalestina mulai disingkirkan dari &ldquopenentu kebijakan sendiri&rdquo dalam konfliknyadengan Israel.
Kedua gagasan penyelesaiandamai dibangun di atas kepentingan keamanan dan ekonomi yang akan menghimpun Israeldan negara-negara Arab dan Israel sangat berambisi penyelesaian damai ini-selain Mesir dan Yordania &ndash juga mencakup sejumlah negara teluk dan Afrikautara.
Bagi Amerika dan Israel gagasanperdamaian regional ini bukan barang baru. Di tahun 1990-an muncul proyek &ldquoTimurTengah Baru&rdquo soal kepentingan bersama politik keamanan dan ekonomi yangmengharuskan &ldquosemacam perdamaian dan kerjasama&rdquo antara negara-negara kawasantermasuk Israel.
Untuk tujuan itu lahir apayang disebut sat itu &ldquoperundingan multilateral&rdquo dalam urusan kerjasama regionaldalam bidang ekonomi perdagangan air infrastruktur dan lingkungan yangbersandingan dengan perundingan bilateral antara Israel dan negara Arab(Yordania Suriah dan Palestina).
Untuk tujuan itu juga digelarKTT Timur Tengah dan Afrika Utara empat kali antara 1994-1998 di CasablankaKairo Amman dan Doha berturut-turut.
Seruan penyelesaian damairegional didasarkan kepada &ldquoprakarsa perdamaian Arab&rdquo yang dilaunching peadaKTT Arab (Beirut 2002) yang menandaskan pada &ldquopenarikan Israel dari wilayahjajahan 1967 dengan kompensasi perdamaian dan normalisasi.
Apa Gunanya?!
Israel sesungguhnya membuangseluruh usaha dan gagasan seperti ini. Karena penjajah Israel hanya inginmengukuhkan status penjajahannya dan menolak menarik dirid ari Tepi Baratmempertahankan Al-Quds sebagai ikut kota satu-satunya dan memperkuat pembangunanpermukiman yahud apalagi bagi Israel baik dari situasi Palestina atau Arab tidakada yang bisa menekannya untuk menarik diri.
Lantas bagi Palestina apauntungnya prakarsa semacam ini? apalagi rute prdamaian antara Israel dan Palestinayang menghasilkan perjanjian Oslo 1993 yang berusia seperempat abad tidakmenghasilkan apapun dan meski menghasilkan sejumlah rencana perundingan CamDavid 2 (Juni 2000) di masa Bill Clinton Taba (Januari 2001) kemudianrencana Peta Jalan (2003) dan setelah itu kesepakatan Annapolis (2007) di masaGeorge Bush junior kemudian sejumlah perundingan yang digelar di masa BarackObama.
Ketiga kenapa Prakarsa PerdamaianArab yang digagasn di KTT Beirut 2002 dilewatkan &ndash dengan berbagai catatanatasnya &ndash yang ditolak Israel lantas apakah prakarsa perdamaian regionalterbaru kali ini hanya mengikuti dikte Israel dan membangun perdamaian dannormalisasi dengannya kemudian tidak ada harganya?
Agaknya gagasan penyelesaiandamai regional kali ini sama saja dengan gagasan sebelumnya yang mempermainkanpersoalan Palestina dan menghilangkan hak-haknya. Selain itu jikadirealiasikan hanya Israel yang mendapatkan keuntungan sementara Arab dan Palestinaakan merugi. Perundingan regional kali ini hanya &ldquorekontruksi kawasan&rdquo untukmenciptakan stabilitas yang nisbi.
Visi Israel
Jerusalam Post (Juni 2017)mengungkap Israel memiliki prakarsa perdmaiaan Israel yang ingin mewujudkansolusi utuh dan multilateral dalam konflik Arab Israel daripada bilateral Palestina&ndash Israel. rencana ini yang digagas Trump.
Ini sudah digagas oleh Netanyahusejak memerintah di tahun 1996-1999 sebagai ganti dari Oslo dan terkaitperdamaian ekonomi. Peluang perdamaian jenis ini lebih kuat sebab kini ancamanbagi Israel dari milter Arab sudah hilang akibat konflik di Irak dan Suriah.
Mantan pimpinan oposisi Israel IshakHerzoq menyatakan bahwa kawasan regional ingin masuk dalam proses perdamaianpolitik karena kepentingan bersama untuk menghabisi ISIS dan mengekang Iran danmaju bersama Palestina juga karena didukung prakarsa perdamaian Arab sertalampu hijai dari Trump. Kala itu Herzoq menyerukan agar Israel membangunlembaga-lembaga timur tengah bersama untuk pengembangan regional dan kerjasamadalam berbagai bidang terutama ekonomi kelautan pertukarangan dagang danburuh dan mengusulkan Jerusalem menjadi pusatnya.
Israel memiliki kepentingan danmencari peluang bisa menjalankan agendanya atas Palestina dan memaksakan dirisebagai pemin utama di kawasan. Adapun perdamaian yang adil dan utuh hanyamenghibur diri saja.