Muhammad Ubaid
Jika terkait dengan Israel maka bagi Amerika tak lagi menganggap ada pihak lain. Tak ada tempat bagi hak warga negara jika sudah terkait keamanan nasional Israel. Tak ada lagi tempat bagi HAM jika menyangkut urusan Israel. Padahal Amerikalah yang mengajarkan tentang HAM dan hak warga negara dalam kuliah-kuliah dan studi perguruan tinggi. Justru merekalah yang melanggar dan menginjak-injaknya. Namun anehnya Amerika beralasan demi HAM itu sendiri.
Amerika yang selalu menyambut baik pejabat perang terbesar yakni penjajah Israel dan memperlakukan mereka sebagai “peraih nobel perdamaian” terkait dengan usaha menggulirkan proses penyelesaian damai. Amerika selalu memberikan dukungan kepada entitas penjajah diberikan perlindungan penuh meski penjajah terus melanjutkan kejahatan dan permusuhannya tanpa ada teguran atau celaan meski sedikit. Dalam banyak kesempatan Amerika lebih menjadi dinas keamanan kecil bagi penjajah Zionis yang terus memburu Palestina dan mengecam perlawanan legal mereka atas penjajah.
Terakhir misalnya Washington memutuskan untuk mendeportasi tawanan wanita bebas Palestina secara Rasmiah Audah (66) yang justru mengantongi kewarganegaraan Amerika sejak 10 tahun lalu dan tinggal di Amerika sejak 20 tahun. Alasannya Rasmiah didakwah terlibat dalam operasi perlawanan Palestina di Al-Quds tahun 1969. Sejak tahun itu wanita Palestina ini ditahan di penjara Israel dengan vonis selamanya (seumur hidup). Namun beberapa tahun kemudian dibebaskan dalam perjanjian pertukaran tawanan antara Otoritas Palestina dan Israel.
Alasan Amerika yang dibanggakan di depan dunia adalah konstitusi dan hak kewarganegaraan yang harus dihormati. Sementara alasan mendeportasi pejuang wanita Palestina ini adalah ia tidak pernah menyampaikan kepada dinas imigrasi di Amerika perihal tertawannya dan situasi pembebasannya. Ini sekali lagi membongkar wajah bengis Amerika.
Tindakan Amerika ini mengkhawatirkan kebanyakan warga asal Palestina yang memiliki kewarganegaraan Amerika yang masih komitmen menjaga dan mengutamakan kepentingan Israel. Rasmiah sendiri bekerja sebagai aktivis social yang cukup terkenal di Jaringan Kerja Arab – Amerika yang berkantor pusat di Chicago. Lembaga non profit yang dibentuk 1995 untuk mengadvokasi imigran baru dan anti Muslim dan Arab di Amerika.
Amerika ingin memukul banyak “target” dengan “satu pukulan”. Amerika ingin loyal kepada Israel sebagai penjajah dan juga mengintimidasi pejuang sipil Palestina ketiga kriminalisasi Arab dan Palestina secara khusus serta umat Islam yang dimasukkan dalam daftar teroris.
Washington melakukan terorisme terhadap warganya sendiri untuk proyek memperparah perang antar peradaban dan agama hanya demi Israel.
Pejuang Palestina Rasmiah tidak akan menjadi yang terakhir. Sebab Amerika akan terus menutupi kejahatan-kejahatan Israel di masa mendatang. (bsyr)
Elhaleej