Sat 10-May-2025

Anomali Netenyahu Charlie Hebdo dan Perancis di Ketiak Lobi Yahudi

Senin 19-Januari-2015

Yaser Zaaterah

Paris sebenarnya membutuhkan keterlibatan Netenyahu dalam aksi solidaritas Charlie Hebdo di Ahad pecan lalu. Sebab sosok zionis ini hanya membebani aksi ini. Justru keterlibatan Netanyahu telah menghilangkan dimensi moral dari para pengorganisir aksi ini. Seakan para penyelenggara aksi itu membela Netanyahu. Padahal dia akan segera didakwah di hadapan pengadilan Internasional Criminal Court. 7 bulan lalu sosok Netenyahu ini tidak lebih hanya penjahat yang telah membunuh lebih dari 3000 lebih warga Palestina yang terisolasi dan dunia menyaksikannya secara live yang digelar oleh pasukan dan pesawat tempurnya atas pertintahnya di Jalur Gaza.

Bagaimana seorang sosok penjahat perang berada di barisan depan aksi yang menenteng terorisme? Masalahnya tak seorang pun di Perancis yang bisa mengatakan kepadanya “jangan datang”. Ini terjadi karena 4 orang Yahudi tewas di tokoh milik Yahudi atau karena mendedam terhadpa pelecehan terhadap Nabi namun juga karena pengaruh lobi Yahudi di media mssa dan politik Perancis masih sangat kuat. Sehingga seorang pun di Perancis belum bisa menghalang Netentahu iktu aksi itu.

Sekitar dua decade lalu Michael Jober mantan menlu Perancis lalu mengatakan seseorang tak mungkin membentuk pemerintah di Perancis yang tidak mendapatkan restu dari lobi Yahudi di sana. Di salah satu cabinet mantan presiden lalu Meitran jumlah Yahudi separuh dari cabinet meski total warga Yahudi Perancis kurang dari 1 persen. Agen perwakilan yahudi di Perancis adalah terbesar di Eropa.

Karena itu bagi lawan politik Netenyahu di Israel keikutsertaannya hanya usaha kampanye menjelang pemilu Israel. Bahkan dengan lobi Yahudi Netenyahu bisa memaksa Perancis memberikan izin kepadanya membawa empat warga Yahudi yang tewas dalam aksi serangan itu ke Israel untuk dikubur di sana meski mereka adalah berkewaganegaraan Perancis. Padahal seorang rabbi Yahudi meyakini penguburan Yahudi di luar Israel sebagai hal diharamkan dalam syariat Yahudi.

Netenyahu lebih jauh mengajak warga Yahudi Perancis imigrasi ke Israel sebagai negeri mereka. Para politisi Perancis menilai Netenyahu memanfaatkan isu Charlie Hebdo untuk kepentingan politik. Para politisi itu menilai Netenyahu meremehkan Perancis yang tidak bisa melindungi warga Yahudi.

Anehnya Netenyahu dalam statemennya mengaitkan antara Islam dan terorisme. Padahal Perancis sendiri berusaha menghindari narasi politik semacam ini. Apalagi salah satu polisi yang terbunuh dalam operasi penangkapan kelompok teroris adalah Muslim ada juga editor di Charlie Hebdo yang muslim dan lebih penting ternyata yang banyak menyelamatkan Yahudi di tokoh swalayan yang diserang adalah Muslim.

Bahkan pihak barat sekalipun menilai kehadiran Netenyahu di Perancis bahwa PM Israel itu tidak bisa memahami soal terorisme dengan lebih obyektif. Mereka menilai tindakan ini justru kezhaliman terhadap Palestina dan keberpihakan kepada musuh Palestina yaitu Israel. Ya Israel yang masih sebagai bagian penting dari penyebab kekerasan di kawasan.

Narasi pidato Osamah bin Laden sangat jelas dalam hal ini. Ia berkali-kali mengulang ucapannya kepada Amerika “Kalian tidak akan hidup tenang dan aman sampai keamanan itu menjadi kenyataan di Palestina.” Bukan berarti itu menjadi pembenar dari tindakan pembunuhan terhadap warga sipil non difensif di dunia lainnya. Sebab kita menafsirkan apa yang terjadi dan meletakkan pada konteks sebenarnya tidak lebih. Kita juga mengakuinya di sisi lain ada kekerasan yang tidak bisa dibenarkan yang terkait dengan arogansi Iran di Irak dan Suriah. Selama kezhaliman itu adalah kekerasan tidak akan berhenti sebab mereka yang terzhalimi akan terus memanggul senjata dan membela diri. (DostorYordania/at/infopalestina.com)

Short Url:

Coppied