Tue 6-May-2025

Akar Konflik Fatah dan Hamas

Senin 6-Oktober-2008

Ibrahim Ghausah Al-Majd Jordania

Akar konflik antara Fatah dan Hamas sesungguhnya berporos pada dua hal penting:

Akar histories perbedaan muncul sejak munculnya gerakan Fatah tahun 1957 di Kairo dan di kalangan pelajar perguruan tinggi di tangan Yaser Arafat. Gerakan kemudian berpindah ke Kuwait. Saat itu Fatah menyerukan – menurut sebuah majalah Palestina yang terbit di Beirut – kepada pemuda Palestina untuk percaya diri dan memegang tampuk pembebasan Palestina. Seruan ini disampaikan di tengan arus gerakan nasionalisme seruan Nashr yang menfokuskan kesatuan Arab sebagai jalan pembebasan dan arus gerakan Islam yang menyerukan berdirinya negara Islam dengan jalan jihad dan membebaskan wilayah suci. Tujuan Fatah pada saat itu adalah membebaskan wilayah jajahan tahun 1948.

Gerakan Fatah mendasarkan diri kepada unsure-unsur aksi dan kedisiplinan dari pemuda Palestina dan memanfaatkan kondisi anti Ikhwanul Muslimin di tahun 1954 yang di antaranya adalah Khalil Al-Wazir pemuda IM yang terjun di jihad Palestina dan Abdul Fattah Hamud Muhammad Yusuf Najjar Rafiq Natasyah Salim Zaknu Yusuf Amirah dan Muhammad Gunaim dan lain-lain.

Bersamaan dengan dibentuknya Organisasi Al-Ikhwan Palestina di Jalur Gaza tahun 1960 dan bangkitnya Ikhwanul Muslimin di Jordania (Tepi Barat dan Timur) hingga sebagian pemuda pindah ke Fatah mulailah apa yang disebut pemisahan diri. artinya komitmen dengan manhaj Ikhwanul Muslimin atau manhaj Fatah. Inilah awal dari gesekan kedua gerakan ini.

Setelah itu kondisi berjalan normal. Kesepahaman bersama diteken tahun 1968 dengan dibentuknya “pangkalan para senior” di utara Jordania dan terjun perang melawan Israel.

IM menilai mereka lebih dulu dari Fatah dalam berjihad dalam perang pembebasan wilayah jajahan 1948 dengan pimpinan Kamil Syarif dan Makruf Hidlri dan lain-lain. Dimulai dari Jalur Gaza hingga Betlehem bahkan ke wilayah sekitar Al-Quds. Sementara Fatah menilai dirinya lebih dulu dalam melakukan perjuangan bersenjata pertama di Juni 1965.

Ketika Intifadlah pertama meletus 8 Desember 1987 IM turun di jalan-jalan Jalur Gaza kemudian di Tepi Barat. Intifadhah pertama itu disebut “revolusi masjid” karena dimulai dari masjid-masjid sebelum diberi nama “revolusi batu”. Fatah dan faksi-faksi pembebasan di 14 Januari 1988 masuk dalam komando persatuan. Sementara Hamas lebih dulu masuk sekitar sebulan sebelumnya 14 Desember 1987. kedua pimpinan ini tidak mungkin disatukan karena perbedaan visi misi.

Pada saat piagam Hamas menfokuskan diri kepada penghapusan penjajahan Israel dari seluruh tanah Palestina karena ia adalah tanah wakaf Islam Fatah dan sekutunya menolak prinsip itu. Fatah fokus pada pembebasan wilayah jajahan 1967 dalam pengakuan mereka terhadap keputusan DK PBB nomer 242 di tahun 15 November 1988 kemudian keterlibatan mereka dalam konferensi Madrid kemudian kesepakatan Oslo yang memecah rakyat Palestina menjadi dua.

Sejumlah upaya dilakukan Fatah untuk menghabisi Hamas lebih dini. Mei 1992 Januari 1994 (pembantaian masjid Palestina) dari tahun 1996 – 2000 dengan berbagai aksi penangkapan koordinasi keamanan pembunuhan Muhyiddin Syarif Adil Emad Iwadullah penangkapan Rantisi Maqadimah Abu Hanud Jamal Mansur Taslim Shawarif dan pejuangan Hasan Salaman dan lain-lain.

Perkembangan-perkembangan ini telah memperluas konflik Fatah dan Hamas. Ketika Hamas menang pemilu legsilatif 25 Januari 2006 Fatah dan faksi-faksi PLO menolak bergabung dalam pemerintahan. Fatah mulai melakukan aksi perhambatan terhadap pemerintah Haniya. Dengan isolasi boikot profokasi mogok kerja dan melakukan rencana Dayton untuk menyingkirkan Hama dari Jalur Gaza dengan keterlibatan Meisr Uni Eropa AS dan Israel.

Akar politik:

Ada gap lebar antara Fatah dan Hamas dalam orientasi dan pandangan politik. Dalam melawan Israel Fatah menolak perlawanan bersenjata dengan pimpinan Abbas mengejek penggunaan roket lokal masuk dalam kompromi longgar dalam masalah Al-Quds kembalinya pengungsi ke kampung halaman mereka di wilayah 48 diam terhadap tembok rasial tidak mengefektifkan keputusan Mahkamah Internasional mendorong Mesir untuk memasukkan pasukannya ke Jalur Gaza menghentikan pemerintahan Hamas di sana menghabisi gerakan Hamas di Tepi Barat mempromosikan kerjasama keamanan dengan Israel mendapatkan dana dari UE dan sebagian negara Arab. Di tengah itu semua Hamas berpegang teguh dengan semua wilayah Palestina Al-Quds hak kembali pengungsi Palestina perlawanan bersenjata menolak mengakui Israel dan kesepakatan yang pernah ditandatangani dengan PLO dengan Israel. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied