Wed 7-May-2025

Agenda Obama untuk Arab

Selasa 11-November-2008

Nawwaf El-Zuru

El-Bayan Emiret

Menurut standar Amerika dan barat kemenangan Obama merupakan perkembangan dramastis. Namun pertanyaan besarnya yang disampaikan Arab: apa agendanya untuk Arab? Apakah ia ingin melakukan perubahan politik klasik Amerika yang bertentangan dengan kepentingan Arab? Atau bahwa agenda politik AS terhadap Arab akan berlanjut seperti sebelumnya yang diwariskan Bush.

Bagaimana Obama melihat masalah Palestina soal perundingan damai solusi pengungsi Palestina masalah Al-Quds dan pendirian Negara Palestina. Apakah ia akan berpihak kepada kepentingan Palestina ataukah akan berpihak kepada kepentingan Israel.

Soal Irak apakah Obama akan melakukan perubahan kebijakan AS di sana? Apakah akan menarik benar pasukannya dari sana dalam 16 bulan ke depan seperti yang ia kampanyekan?

Warisan kebijakan Bush dalam soal Irak dan Palestina sungguh sangat berat. Soal Palestina Bush meninggalkan Peta Jalan Damai yang tersesat jalan janji-jani kepada Israel pengakuan terhadap hak-hak pemukiman Israel di Al-Quds dan Tepi Barat janjinya membela Israel.

Pengantar dari kampanye Obama tidak memberikan optimisme. Mata Israel mengikuti gerak Obama dalam membentuk tim dalam dan luar negeri. Obama tidak mengecewakan Israel di awal kemenangannya. Sebab ia menyatakan akan menunjuk Ram Emanuel dari Israel sebagai tim di gedung putih.

Sejak awal Obama menjawab pertanyaan harian Yediot Aharonot edisi 27 Februari 2008 bahwa dia setuju dengan Israel dalam hal Palestina dan Iran. berikut petika sekilas wawancaranya?

Ada kekhawatiran di kalangan kelompok Yahudi di AS bahwa ada kecenderungan Anda kepada Arab kerena latar belakangan Anda Islam?

Hakikat harus menjadi diketahui. Saya bukan Muslim dan selamanya saya tidak akan menjadi Muslim. Saya tidak pernah belajar di madrasah Islam dan saya tidak bersumpah dengan Al-Quran. Saya komitemen dengan Kristen. Selama empat tahun di Indonesia ketika kecil saya belajar di sekolah sekuler. Ketika saya bersumpah maka saya bersumpah dengan Perjanjian Lama.

Selama beberapa tahun Israel melihat AS sebagai teman apakah ini akan berlanjut jika Anda jadi presiden?

Jelas jawabannya ya. Saya akan mengusung komitmen yang tidak perlu diragukan untuk menjaga keamanan negara Israel dan pertemanan antara AS dan Israel. Saya bersaksi Hillary Clinton di depan AIPAC bahwa Obama adalah teman baik Israel.

Sebelumnya ketika memberikan ucapan selama atas hari raya Israel yang ke 60 Obama berjanji melarang Iran memiliki senjata nuklir dan menjadikan Al-Quds sebagai ibukota Israel. Menurutnya ini tidak bisa ditawar dan dirundingkan lagi.

Obama menambahkan bahwa kesepakatan dengan rakyat Palestina harus tetap mejaga identitas Israel sebagai negara Yahudi yang memiliki perbatasan aman yang diakui Israel harus dibela dan Al-Quds menjadi ibukota Israel dan sebagai kota bersatu. Ia menyebut pertemanan AS dengan Israel tidak mungkin dipisahkan.

Obama mendukung Israel hingga menyebut pendiriannya sebagai mukjizat seperti halnya Nicolas Sarkozi menyebut hal itu. Di Sidrot wilayah Israel yang sering diroket Palestina Obama menyatakan kalau saya menjadi Israel akan saya hancurkan Gaza.

Karenanya dalam wawancara dengan radio Israel Tespi Livni menyambut kemenangan Obama dengan ucapan presiden baru AS ini Barack Obama setuju dengan prinsip-prinsip politik Israel.

Kesimpulan:

Jika tidak ada harapan perubahan hakiki dan adil dalam politik AS terhadap Palestina Irak dan Arab di era Obama seperti yang ia tegaskan dalam statemen dan komitmennya maka seharusnya Palestina dan Arab segera mengubah prioritasnya dan komitmen nasionalismenya dan bergerak menekan pemerintah AS yang baru sebelum “mengisrael” secara penuh. (bn-bsyr)

Short Url:

Coppied