Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Al-Safadi mengatakan bahwa ada rencana Mesir yang didukung Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa menggusur warga Palestina dari sana.
Al-Safadi menegaskan dalam pertemuannya dengan mitranya dari Perancis Jean-Noel Barrot hari ini Jumat bahwa ada upaya gigih Arab untuk menstabilkan gencatan senjata di Gaza dan untuk meningkatkan kerja sama dalam memberikan bantuan kemanusiaan yang cukup dan segera ke seluruh wilayah Jalur Gaza dan upaya untuk mencegah memburuknya situasi di Tepi Barat.
Dia menekankan bahwa posisi Yordania menolak perpindahan dan menambahkan hal ini dikonfirmasi oleh Raja Abdullah II selama pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump.
Para menteri Yordania dan Perancis menegaskan penolakan mereka terhadap pengungsian warga Palestina dan Al-Safadi memuji posisi Perancis yang menolak pengungsian warga Palestina.
Pernyataan Al-Safadi disampaikan sebagai perpanjangan dari posisi Yordania yang menolak segala rencana atau upaya untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza.
Pada Selasa malam Mesir mengumumkan niatnya untuk menyampaikan visi rekonstruksi Gaza yang menjamin kelangsungan hidup rakyat Palestina di tanah mereka dan dengan cara yang sesuai dengan hak sah dan sah mereka.
Pada hari Selasa Raja Yordania bertemu dengan Presiden Amerika di Gedung Putih dan mengkonfirmasi penolakan Kerajaan untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat sesuai dengan apa yang dipublikasikan Raja Abdullah di platform X setelah pertemuan tersebut.
Pada tanggal 4 Februari saat konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih Trump mengungkapkan niat negaranya untuk merebut Gaza setelah mengusir warga Palestina dari sana ke negara lain termasuk Mesir dan Yordania.
Rencana Trump untuk Gaza mendapat penolakan luas dari warga Palestina Arab dan internasional sementara rencana tersebut mendapat pujian besar di tingkat politik di Israel termasuk berbagai tren. (at/pip)